Minggu, Mei 24, 2009

Ketika Pertama Saya Mengembalikan Dompet

Sesampainya di terminal, dengan sedikit berlari, saya langsung menuju kamar mandi, tempat biasanya saya mengganti baju.
Tapi kali ini, saya ndak berniat menganti baju cuma karena memang kebelet pipis sejak di bis kota tadi. Saking takutnya, saya sampai gemetaran tadi, keringat saya mengucur deras. Dan perut saya terasa sakit, menahan pipis. Dari kamar mandi, saya berniat keluar untuk mbeli es, tapi tiba-tiba saja, tanganku ditarik orang dari belakang. Ketika saya lihat ternyata itu temanku tadi. Tapi jaketnya sudah ganti dan ndak pakai topi lagi. Rambutnya yg ngruwis ndak terurus langsung menyebarkan aroma knalpot. Dia langsung menyeret saya masuk kamar mandi lagi, dan mengroyok tas saya. Dan dompet itu dikuluarkan. Waktu itu isinya sekitar 430 ribu. Dengan serakahnya dia menguras isi dompet itu dan kemudian memberikannya kepada saya. Katanya waktu itu begini,
"Reng... dompet iki balikno nang alamat iku. Iki bagianmu..!"
Sambil memberikan uang 80 ribu dia memanggil dengan nama julukan saya, Gareng.
Memang kalo di terminal nama saya menjadi Gareng. Sebuah nama yg beberapa bulan setelah itu menjadi tenar sebagai salah satu preman terminal. Tapi ini hanya masa lalu lho ya, kalo sekarang mungkin banyak yg sudah ndak mengenal saya.

Lanjut. Waktu diberi uang itu, saya sempat bingung, saya terima apa ndak. Tapi mengingat SPP saya yg masih 3 bulan belum terbayar, akhirnya uang itupun saya terima juga. Dan siang itu saya ndak full ngamen seperti biasanya. Jam 4 sore, setelah berhasil mengumpulkan uang 'setoran', saya memutuskan pulang.
Dengan nggandol bis kota jurusan Mbratang, saya pulang menuju rumah kos kakak saya dikawasan Njemursari. Tapi sebelumnya, saya masih menyempatkan untuk mengembalikan dompet tadi, ke daerah Mbendul Merisi.
Waktu itu saya turun di depan Polsek Prapen dan dengan berjalan kaki, saya berusaha mencari alamat yg ada di KTP. Setelah sekian lama berjalan, akhirnya alamat itu ketemu juga.
Sampai di depan pagar, masih dengan memakai baju seragam, saya mengetok rumah itu. Tentu saja dengan sedikit keraguan. Tapi pikir saya, masa iya sih saya yg berseragam sekolah begini disangkakan copet. Ndak berapa lama kemudian, seorang ibu-ibu berjilbab keluar dengan ramahnya menanyai saya. Dan kemudian sayapun menjelaskan maksud kedatangan saya ingin mengembalikan dompet. Dengan sedikit mengarang cerita, saya katakan bahwa saya menemukan dompet itu di pinggir jalan di depan STM 3 dalam keadaan kosong. Dan Ibu itu lalu memeriksa isi semua surat-suratnya, masih utuh kecuali uangnya. Ya sudah kalo begitu, trimakasih, Ibu itu bilang.
Tapi tunggu sebentar. Wuaduh ada apa lagi ini, pikirku.
Ibu itu masuk rumah dan sebentar kemudian keluar lagi dan memberikan saya uang jajan 20 ribu. Wuaaaaah... ternyata Ibu itu baik sekali. Trimakasih Bu..

Singkat cerita, sepulangnya dari situ, saya langsung istirahat dan paginya saya berangkat ke sekolah seperti biasa. Akhirnya saya berhasil melunasi tunggakan SPP saya. Lalu siangnya saya ngamen lagi seperti biasanya.



Sebenarnya masih banyak yg pengin saya ceritakan tapi nanti saja ya.
Cerita masa lalu saya sampai disini dulu, besok disambung lagi.
Sekarang saya mau mempraktekkan ilmu baru yg saya dapat dari Mas Rio dan Mas Bibit tentang cara memasang award.
Award ini saya dapat dari Mbak Dwina.
Trimakasih yo Mbak, meskipun sebenarnya saya juga ndak tau mengapa saya dapat penghargaan ini. Saya kan ndak punya keistimewaan apa-apa. Ini pertama kalinya saya dapat award.

Share/Save/Bookmark Subscribe



Related Posts :



25 komentar:

Chuanx on 24 Mei 2009 pukul 15.57 mengatakan...

Wah.. reng... saluttt
mas gareng tu takut bukan karna takut dikroyok/ dilaporkan polisi. tapi takut dengan tindakan yg sedang menimpa yang kontras dengan mata batin mas.

salut lagi, berani...

R10 on 24 Mei 2009 pukul 16.17 mengatakan...

wah berani benar mas gareng

kalo saya sepertinya sudah ketakutan untuk mengembalikan dompet

beat2ws on 24 Mei 2009 pukul 16.55 mengatakan...

Aku salut ma mas ini. Udah tau ada sedikit kesalahan di dirimu, tapi keberanianmu buat kembalikan dompet tetap ada. Hebat pak.

anazkia on 24 Mei 2009 pukul 17.04 mengatakan...

Reng, salut2.. semoga perubahan ini semakin menuju kebaikan.. dan mendapatkan keridhoan-Nya Insya Allah...

Anonim mengatakan...

Senang punya teman seperti anda...

reni on 24 Mei 2009 pukul 19.10 mengatakan...

Duh.., ngembaliin dompet malah dapat uang 20ribu ? Rejeki itu sih.. Bisa buat bayar SPP.
Ditunggu cerita kelanjutannya....
BTW.., selamat utk awardnya yg imut !!

casual cutie on 24 Mei 2009 pukul 19.21 mengatakan...

Mas Gareng...namanya lucu. hehehe

salam kenal ya...

riosisemut on 24 Mei 2009 pukul 19.43 mengatakan...

Waaaah.... salut salut Mas, hebat tenan Mas ini berani banget ya...

Tp bukannya namanya Sugeng, koq dipanggil Gareng kenapa?

Bani Syahroni on 24 Mei 2009 pukul 19.51 mengatakan...

pengalaman yang baik

dwina on 24 Mei 2009 pukul 22.35 mengatakan...

@semut: kang tadi udah di bilang mut.. itu panggilan keren waktu jadi preman terminal gitu....

mas sugeng award itu sebagai penghargaan karena telah ikut meramaikan planet blogspot
dan hadiah atas komen2nya di blog saya selama ini

partelon on 24 Mei 2009 pukul 22.48 mengatakan...

Wah, kisah lama yang makin menarik, salut Mas...
N selamat atas ewotnya...

Hoiron on 24 Mei 2009 pukul 23.17 mengatakan...

Aku jadi salut sama kamu meski kamu pencopet (waktu itu) tapi kamu mau mengembalikan dompet itu meski:
1.karena di paksa temen
2.sidikit ngarang cerita
3.kehilangan uang 430 ribu
Tapi itu semua menjadi hikmah bagi kamu dan mendapatkan uang 20.000 *lemayan*

buwel on 24 Mei 2009 pukul 23.26 mengatakan...

Wooow jarang sekali orang gentle seperti mas, selamat untuk awardnya ya...

melynsalam on 25 Mei 2009 pukul 03.38 mengatakan...

Hwaa..
keren..keren..

salam kenal ya mas.
selamat bergabung di dunia perbloggeran, hhehe.. Aku telat ya..

Btw2, sugeng itu nama adikku loh.
bukan maksud sh0w off ato gimana2.. cuma pengen ngasi tau aja. Hhoho..

Kang Sugeng on 25 Mei 2009 pukul 10.28 mengatakan...

@si melyn : maturnuwun komennya Mbak
@buwel : trimakasih Mas, tp saya ndak getle koq. Saya manusia biasa.
@hoiron : tp itu memang bukan uang saya koq Mas, itu uangnya orang yg dicopet teman saya
@partelon : trimakasih Mas Parto
@dwina : ya sudah kalo begitu, maturnuwun atas penghargaannya ya Mbak.
@bani biasa : bukan Mas, ini pengalaman buruk saya di masa lalu
@rio : iya benar nama saya Sugeng tp panggilannya Gareng, kenapa? Biar nanti saja saya jelaskan di postingan Mas.
@casual : itu nama panggilan saja koq.
@reni : iya, trimakasih Mbak Reni sudah mau mengunjungi saya
@keboaja : begitu juga dengan saya Mas Bo.
@anazkia : amin Mbak Anaz, smoga Alloh selalu melimpakhan rahmatnya untuk saya
@beat2ws : ya memang harus begitu Mas Bibit, kami hanya mengambil uangnya saja.
@rio2000 : ya harus begitu Mas, karena kepepet
@chuanx : benar banget Mas, saya ketakutan waktu pertama melakukan aksi itu.

BUAT TEMAN2 SEMUA :
TOLONG JANGAN PANGGIL SAYA GARENG, ITU NAMA MASA LALU SAYA, PANGGIL SAJA SAYA SUGENG ATAU MANTAN COPET, NDAK PAPA.

bocahcilik™ on 25 Mei 2009 pukul 12.22 mengatakan...

wah wah wah...
yang saya salutkan justru mas sugeng ini ndak kalap, ndak serakah.
430 ribunya ndak diminta bagi dua ke temen mas ini...

^_^

masichang on 25 Mei 2009 pukul 16.49 mengatakan...

hmm.. kenapa harus selalu menceritakan masa lalu mas ya?
biarlah mas alalu menjadi cerita , kita menapaki amsa sekarang. namun bila itu bsia menjadi pelajaran ya syukurlah

Ajeng on 26 Mei 2009 pukul 08.53 mengatakan...

Kayaknya saya sependapat dg Mas Icang tuh. Walaupun dari masa lalu kita mendapat banyak pembelajaran,tapi biarlah masa lalu itu berlalu. Karena hari ini dan besuklah yg harus kita lalui..
Selamat buat ewotnya mas,keep happy blogging..

Kang Sugeng on 26 Mei 2009 pukul 18.39 mengatakan...

@ajeng : trimakasih Mbak atas saram-sarannya
@mas icang : karena saya ini masih pemula Mas, makanya saya Pengin orang lain mengenal saya lbh jauh. Saya mau mengawali ini semua dengan sebuah kejujuran.
@bocah cilik : waktu itu saya masih ndak berani Mas.

Belajar Mencari Uang di Internet on 28 Mei 2009 pukul 11.50 mengatakan...

kalao saya jadi mas Gareng eh mas Mantan Copet hallah embuh lah, emang nama aslinya sapa se mas? pasti bakalan terkencing-kencing di depan ibu tadi hehehe

-eros--

Cebong Ipiet on 28 Mei 2009 pukul 12.01 mengatakan...

halo kang...lagi mampir hehehe sok repot ekkekekeke...
berbagi cerito kang. biar menjadi inspirasi...

vie_three on 6 Juni 2009 pukul 12.33 mengatakan...

berarti awal mulane pean iku gak pengen nyopet toh mas, cuman pean dijaluki tulung ambek koncone pean toh..... lah pean iku kan isih ngamen pas iku.... dadi penasaran aq ceritane pean mas....

Seti@wan Dirgant@Ra on 28 Desember 2009 pukul 15.18 mengatakan...

Biarkan masa itu terkubur Kang.....

belajar bisnis internet on 28 Februari 2010 pukul 14.42 mengatakan...

Salam kenal,

Sampe habis baca pengalamannya, abis penasaran. BTW, cara nulisnya khas, mudah2an tetap nge-blog...

salam,
luckyjo

nowGoogle.com Adalah Multiple Search Engine Popular on 11 Maret 2010 pukul 10.25 mengatakan...

wah menarik sekali ceritanya

Posting Komentar

[ Full Page Comment Form ]

Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!

Back to TOP

 

Be A Great Person Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template