Jumat, Juli 03, 2009

Antara Cinta, Mertu dan Orang Tua

Assalaamu 'Alaikum teman-temanku semuanya. dalam kesempatan kali ini, saya akan memposting sebuah email yg saya terima dari seorang sahabat yg nggak mau di sebutkan nama maupun inisialnya. Yg intinya beliau meminta pendapat saya tentang masalah serius yg sedang dia hadapi. Tapi ya karena saya ini hanya orang kecil, jadi ya mungkin jawaban saya itu ndak begitu memuaskan, soalnya saya juga takut kalo ternyata jawaban saya nanti malah salah. Nah oleh sebab itu, saya posting saja email itu. Tentu saja sudah seijin pengirimnya, dengan harapan, teman-teman semua SUDI memberikan sepatah dua patah kata, sebagai solusi atas segala masalah pelik yg sedang dihadapinya. Dan berikut keseluruhan isi dari email tersebut. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas pendapat teman-teman semua, semoga yg bersangkutan bisa mengambil hikmah dari ini semua dan bisa ikhlas menerimanya sebagai sebuah solusi yg layak diperhitungkan.
Assalaamu alaikum Mas Sugeng..

Sorry nih kalo aku terpaksa kirim email ini buat sampeyan, sebab aku uda gak tau lagi kemana musti minta solusi. Beberapa temen uda pernah aku mintai pendapatnya, tapi aku belum merasa puas, aku mau semua temen yg aku pilih, memberikan aku sebuah solusi yg tentu aja mampu membawa aku keluar dari masalah berat ini. Dan aku ngeliat Mas Sugeng ini pantas aku mintai pendapatnya, karena selain Mas Sugeng itu 'kuat' dan tegar, tentu aja juga karna lebih banyak makan asam garam.

Begini Mas...
Sebenernya aku tuh punya tiga masalah besar yg sangat mempengaruhi kehidupanku.

Yg pertama, tentang sebuah penyakit yg terlanjur bersemayam dalam tubuhku yaang... yaah.. begitulah.., tapi semua itu berusaha aku sembunyikan dari siapapun termasuk keluargaku. Gak penting banget itu. Lagian aku juga nganggeb ini bukanlah satu masalah yg serius, toh pada akhirnya nanti semua makhluk yg hidup juga bakalan mati. Tinggal nunggu aja hari ini, esok atau lusa, iya kan Mas? Nyantai aja lagi. Bukan ini masalah yg pengin aku bagi, (masalah koq di bagi-bagi) melainkan masalah yg terjadi pada cinta dan rumah tanggaku.
Aku tuh sebenernya bingung memilih antara orang tua atau mertua atau malah gak memilih keduanya, dengan kata lain aku memilih mengejar cinta dan lari dari semuanya. Tapi aku rasa pilihan yg ketiga itu adalah sebuah pemikiran seorang anak manusia yg super bejat, pengecut, tidak bertanggung jawab dan berusaha lari dari kenyataan yg ada, dan itu jelas bukan type aku banget. Perlu berpikir seribu kali kalo aku harus memilih jalan itu.
Yg jadi masalahku itu adalah cara berfikir istriku, yg menurutku sangat bertentangan dengan hati kecilku (atau karna aku aja yg terlalu egois?).
Dia tu penginnya tinggal bersama orang tuanya, karena memang papanya lagi sakit parah dan sepertinya sangat membutuhkan seseorang yg setiap saat selalu ada disampingnya, Dan yg beliau mau adalah anak semata wayangnya. Istriku.
Papa maunya, kami hijrah ke rumahnya, tinggal disana, meneruskan usaha konveksi dan toko busana yg uda dirintisnya sedari muda dulu. Tapi aku juga gak bisa ninggalin semua ini sampai disini. Aku juga punya karir, meskipun ini bukan milik aku seutuhnya, namun paling gak, kami juga menanamkan 40% saham di situ. dan bukan cuma masalah karir itu yg bikin aku berat. Aku sebagai anak terakhir, pasti maunya juga gak jauh-jauh dari orang tuaku. Lha kalo mereka aku tinggal, siapa juga yg ntar mengurusnya. Mereka juga uda gak muda lagi Mas, mereka juga butuh aku. Apalagi Ibu. Gimana jadinya kalo aku jauh darinya? Huuufff... pusing aku Mas, sampai sekarang aku masih belum bisa mutusin. Dan kamipun komunikasi hanya hal-hal seperlunya aja. Yaah sebatas hubungan antar suami istri aja, dia hargai aku, aku hargai dia. Gak ada perasaan yg lain, apalagi cinta. Cinta aku buat dia rupanya gak mampu bertahan lama, hanya mampir sekejap sebagai sarana atas hadirnya calon anak kita. Dan setelah itu menghilang entah kemana. Justru sekarang aku malah jatuh cinta pada wanita lain. Aku gak yakin cinta aku itu tulus apa gak, atau cuma sebagai pelampiasan aja, yg pasti aku merasa nyaman setiap menyebut namanya, memandang fotonya maupun membaca setiap detail tulisannya. Aku maunya bisa selalu dekat dan semakin ingin dekat dengan dia, karna itu smua mampu membuat aku lupa akan masalah pelik yg sedang melanda dan sekali lagi aku merasa nyaman tanpa beban. Tutur katanya, nasihat-nasihatnya dan setiap karakter huruf yg di tulisnya membuat aku semakin sulit melupakannya. dan kayaknya sangat munafik kalo aku gak mengakui bahwa aku memang mencintainya. Sangat munafik juga kalo aku harus bilang ini cuma pelampiasan aja. Aku gak kuasa menolak meski udah berulang kali aku tegaskan bahwa gak mungkin dia juga memiliki rasa itu, karena aku sendiri juga udah mewanti-wanti agar jangan sampai dia memiliki rasa yg sama buat aku. Jangan sampai dia jatuh cinta sama aku.

Dan itulah hal ketiga yg aku katakan tadi, yg mampu mempengaruhi setiap jengkal langkah kakiku.

Huuff... gimana caranya aku menyelesaikan masalahku ini?
Gimana caranya aku mempertahankan rumah tanggaku ini?
Apakah aku musti mengejar terus kisah cinta terlarang ini?
Atau aku mundur aja pelan-pelan dan melupakan semuanya?

Tolong berikan aku sebuah solusi yg menurut Mas, pantas buat aku lakukan.
Sebelumnya aku ucapin makasih banyak dan maaf kalo Mas Sugeng merasa terbebani dengan semua masalahku ini.
Tapi setidaknya aku merasa sedikit lega dengan tertulisnya email ini.
Share/Save/Bookmark Subscribe



Related Posts :



90 komentar:

Kang Sugeng on 3 Juli 2009 pukul 01.48 mengatakan...

TOLONG TUJUKAN KOMENTAR KALIAN BUAT DIA, BUKAN BUAT SAYA.


**TERIMA KASIH**

buwel on 3 Juli 2009 pukul 02.35 mengatakan...

maaf buwel cuman mau jadi yang ke 2 dulu, solusinya ntar ya...

melynsalam on 3 Juli 2009 pukul 06.20 mengatakan...

Maaf.
Ane gak bisa kasi saran.
Bingung juga s0alnya.
Tapi tak d0ain sem0ga masalahnya cepet selesai, trus temennya itu dikasi yang terbaik.

Ivan Rahmadiawan on 3 Juli 2009 pukul 10.57 mengatakan...

Ehm,aku akan milih org tua sendiri. Dia segalanya bt ku...

Cebong Ipiet on 3 Juli 2009 pukul 16.17 mengatakan...

dari "dia" ya mas emailnya?

1. JANGAN BERHUBUNGAN DENGAN WANITA LAIN DULU SEBELUM MASALAH SELESAI. JANGAN 3 KALI JADI PENGECUT

2. SEBAGAI SUAMI ISTRI LAYAKNYA TINGGAL DI RUMAH SENDIRI BIAR ADIL BAGI KEDUA BELAH PIHAK. waduuh capslock ku nyala . biarin deh ketimbang ngetik ulang. Atur waktu untuk menjaga orang tua. Bergantian. Kecuali kalau memang mau dikalahkan ego masing masing.

Tukang Komen on 4 Juli 2009 pukul 11.15 mengatakan...

Serius banget nih tampaknya,dan sepertinya aku bisa menduga siapa,tapi itu gak penting ya, yg penting adalah solusinya gimana, gini:

aku juga pernah mengalami hal yg serupa, dilema dengan ortu sendiri dan mertua... sama persis ditengah dilema itu juga ada "orang ketiga", emang rasanya pengin lari dari semua menggapai kebahagiaan sendiri, namun itu sungguh tidak bijak, bejat malah, akhirnya aku coba untuk merenung mendekatkan diri pada Sang Pencipta memohon petunjuk, sering aku berdoa ditengah malam saat semua sedang tidur. Akhirnya jalan yang kutempuh adalah tetap setia dengan istri tanpa mengorbankan orang tuaku.. nah itu yang sulit, waduh... ada tamu nih.. to be continyu yah... nanti aku sambung lagi janji deh.....

nietha on 4 Juli 2009 pukul 11.35 mengatakan...

cerita yang pelik ya?? buka komunikasi antara suami dan istri itu yang penting. yakinkan mertua kalau yang terbaik buat keluarga temen kamu itu adalah hidup mandiri. semoga sahabat kamu itu segera menyelesaikan masalahnya. tidak dengan menggantung2. sebenarnya terlibat perasaan dengan orang lain bukanlah solusi cerdas untuk lari dari masalah. karena akan menyakiti hati dua orang. wanita lain dan istri sendiri.
semoga tokoh diatas bukan orang yang kukenal ya..

mocca_chi on 4 Juli 2009 pukul 13.56 mengatakan...

yah,masalah pelik, maaf saya ga bisa ngasi saran karena bagaimanapun, pengalaman saya soal kehidupan masih dikit.

apapun langkahnya, saya doakan yang terbaik saja. :)

Dwif on 4 Juli 2009 pukul 14.00 mengatakan...

hmm...rumit juga...
Anak sepertinya yg harus jd pertimbangan utama. Klo dah pisahan sang ayah bisa merid lagi, ibu pun jg demikian.
Tapi lihatlah anak, kasihanilah jiwa anak2, klo menuruti ego yg jd korban siapa lg klo bukan anak??

maaf sedikit share,coz pernah mengalami pahitnya...

T.Yonaskummen on 4 Juli 2009 pukul 16.00 mengatakan...

nyambung lagi nih, petunjuk yang aku dapatkan waktu itu adalah
Kami harus tinggal terpisah dengan orang tua (baik ortuku maupun mertua), meskipun saat itu kami harus tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sempit. Selanjutnya kami menjadi lebih sering untuk mengunjungi kedua orang tua kami, baik ortuku maupun ortu istri. Saya waktu itu benar-benar berkomitmen untuk melupakan orang ketiga sebelum istri mendengarnya, sebab jika sekali istri mendengar maka saya akan menyesal seumur hidup. Selanjutnya saya selalu mencoba membawa istri saya untuk ber-romantis seperti pada waktu kami pacaran dulu, hal ini akan membantu saya untuk lebih dan lebih mencintai istri saya sepenuh hati saya tanpa menginginkan orang lain, saya juga menjalankan ritual romantisme (nyomot istilah Bang Iwan) dengan ikhlas tanpa paksaan dan bukan sekedar kewajiban atau bukan pula sebagai pelengkap. Saya juga diminta untuk lebih menyayangi anak saya yang waktu itu berusia 1 tahun, karena bagaimanapun juga kalau perselisihan terjadi, selalu yang menjadi korban adalah anak. Setelah saya menjalankan itu, semua berjalan dengan baik hingga sekarang, dan umur pernikahan kami tak terasa sudah menginjak tujuh tahun, dan saya berharap dapat untuk selamanya. Itu adalah pengalaman saya, saya tidak bermaksud menggurui, namun jika ada yang sekiranya cocok atau bisa untuk diterapkan dalam masalah ini, saya mempersilahkan anda, yang paling saya sarankan adalah mintalah petunjuk pada Sang Pencipta maka Dia akan memberikannya, memang petunjuk tidak selalu sama jadi carilah petunjuk untuk anda dan keluarga anda, anda adalah kepala keluarga kalau boleh saya katakan anda adalah seorang "Nabi" bagi keluarga anda, jadi andalah yang akan menerima Ilham dan Wahyu bagi keluarga anda, bukan orang lain, jangan lupa untuk berkomunikasi dengan baik dengan istri, tekan ego masing-masing demi kebaikan bersama,saya percaya anda dapat mengatasinya.

hari ini milikmu on 4 Juli 2009 pukul 16.27 mengatakan...

masalah yang sulit...

kalau aku baca sih, yang semestinya diselesaikan dulu masalah cinta terlarangnya. itu jelas2 suatu kedzaliman. orang pertama yang paling didzalimi atas perbuatan dia adalah istrinya, orang tua dan mertuanya juga ikut terdzalimi atas perbuatan ini. bagaimana dia bisa bilang sayang sama orang tua dan mertuanya juga istrinya, jika kenyataannya malah mereka didzalimi. jika memang dia benar2 sayang sama istri, orang tua, dan mertuanya dia mesti mengubur dalam2 cinta terlarangnya, dan membuang jauh2 nama wanita itu dari kehidupannya. aku sependapat sama cebong ipit, mestinya dia tinggal dirumah sendiri, agar rumah tangganya lebih terjaga. masalah orang tua/mertua kita bisa musyawarahkan, mana yang lebih membutuhkan, dialah yang semestinya kita utamakan. jangan2 kita bilang sayang sama orang tua itu, cuma alasan atas keegoisan kita. dan orang tua yang baik pasti tidak egois, jika ada yang lebih membutuhkan mestinya dia merelakan dan mendukungnya.

Mudah2an Tuhan mengampuni dosa kita, dan membukakan jalan dari setiap masalah yang kita hadapi.

(maaf jika sarannya kurang enak dibaca, toh ini cuma sekedar pemikiran, semoga bermanfaat. keputusan ada di tangan dia)

buwel on 4 Juli 2009 pukul 17.16 mengatakan...

waduh, belum nemu neh...ntar lagi ya...hehehehe

Susy Ella on 4 Juli 2009 pukul 17.51 mengatakan...

mau koment....tapi maghrib dulu deh...jadi belum dibaca.....ntar yaaa hehhehe

♥ Neng Aia ♥ on 4 Juli 2009 pukul 17.54 mengatakan...

haduh.. bingung juga yah..

tapi menurutku, berlaku seadil-adilnya, seperti :

1.tidak tinggal dirumah orang tua ataupun mertua, melainkan tinggal dirumah sendiri aja! atau ajak aja ortu and mertua tinggal bareng biar rame :)

2 & 3. jangan sampai bermain api, apalagi hubungan sudah terikat jalinan yang suci, dimana Allah akan membenci jika terjadi perpisahan. mungkin 'orang' tsb harus mencoba jalan lain untuk mulai mencintai istrinya 'kembali'.

SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN JALAN TERBAIK.

JO on 4 Juli 2009 pukul 18.27 mengatakan...

1. Buka komunikasi yang jujur antara suami dan istri.
2. Temukan kata sepakat yang saling menghargai satu sama lain.
3. komitment dengan pernikahan: TIDAK MENYAKITI PERASAAN PASANGANNYA.
4. Kalau masih stuck. Hubungi konsultasi profesional untuk kepribadian dan kejiwaan.

Kang Sugeng on 4 Juli 2009 pukul 18.35 mengatakan...

Assalaamu alaikum

PENDAPAT SAYA PRIBADI :

Setelah saya mempelajari komentar dari teman-teman semua, sepertinya tinggal di rumah sendiri adalah solusi yg terbaik dan saya yakin pasti YBS ndak akan merasa berat untuk mendapatkan fasilitas itu.

Untuk masalah orang tua dan mertua, mungkin lebih baik dirundingkan bersama, beri kesempatan istri untuk menjaga orang tuanya sampai keadaannya memungkinkan untuk di tinggal, lupakan sejenak egoisme itu. Ndak mungkin juga to orang akan sakit selama hidupnya, separah apapun penyakitnya itu, pasti suatu ketika akan merasa sehat juga, iya kan?

Jangan lupa sesekali tengok juga orang tua, kalo bisa ya bersama-sama dengan istri dan anak2nya kalo sudah punya anak.

Untuk masalah cinta terlarangnya, saya bisa memaklumi, sebab dalam keadaan seperti itu, hati manusia sangat rentan akan tumbuhnya cinta lain, apalagi kalo perkawinan itu memang sejak awal tidak didasari dengan rasa cinta yg tulus.
Ndak ada yg salah dalam hal ini, dan untuk yg dicintai maupun yg mencintai, jangan pernah menyalahkan diri, karena cinta itu datang dengan tiba2 tanpa ada yg meminta. Saya harap kalian tetap melanjutkan hubungan itu, tapi bukan membahas masalah cinta lagi. Rubahlah hubungan kalian menjadi kakak adik misalnya. Atau teman biasa sama seperti yg lainnya.
Jangan pernah memutuskan hubungan hanya semata-mata karena merasa bersalah atas apa yg telah kalian lakukan selama ini.

dan ini mungkin yg sempat terlupakan, dan di anggab ndak penting oleh semuanya,

masalah penyakitnya, mestinya bicara terus terang saja pada semua anggota keluarga, terutama istri, sebab bagaimanapun juga dokter itu mengambil sebuah keputusan juga ndak asal-asalan, contohnya mertua saya sendiri. Kata dokter, mertua saya itu hanya akan mampu bertahan sampai bulan 1 dan ternyata benar, tepat memasuki hari ke 9 di bulan 1, Allohpun memanggilnya. entah itu dokter yg benar atau memang sudah kehendak Alloh demikian. Wallohu a'lam, saya kurang tahu.
Jadi lebih baik semua di bicarakan sebelum keadaanya semakin parah.
Kasian nanti orang2 yg ditinggalkan kalo sampai keadaan terburuk itu benar2 terjadi, semoga saja ndak sampai terjadi, amin.

Saya rasa segitu saja pendapat dari saya, kalo ada kata yg kurang berkenan saya mohon maaf yg sebesar-besarnya.

Wassalaamu alaikum.

Susy Ella on 4 Juli 2009 pukul 20.27 mengatakan...

wuiiihhh......mmmmm....

menurut ella solusi dari "mantan copet" dan "tukang komen" cocok tuh...bijak menurut ella

ella terus terang bisa merasakan perasaan sang istri-nya....walau diriku ini belum menikah...tapi status sbg anak tunggal-nya sama....ella ampe skrg susah ngebayangin jika kelak nikah musti ninggalin mereka...ga tega....ditinggal kos selama setahun aja, mama ella ampe kurus banget...dan mereka pun pengen ella tetep ma mereka....duuuhh moga ntar suamiku mau mengerti(loh kok malah jadi curhat sendiri heheheh)


yaaa...intinya sih komunikasi...pikirkan dan rundingkan bareng2...positif negatif setiap keputusan....

dan jangan lupa tentunya Sholat Istikoroh..tahajud....mohon pada Allah SWT...karena DIA yang MAHA TAHU..MAHA BIJAK...minta petunjuk solusi yang terbaik....

dan soal wanita ketiga...mmmmm dia harus TEGAS...jangan lakukan hal2 yg bisa mancing perasaan itu makin kuat.....coba menjauh dulu...jangn komunikasi...karena ini maslah cinta terlarang...kasian kan istrinya yg lagi hamil...
menjauh bukan berarti memutus silaturahmi loh...nanti ketika perasaan dah netral lagi....maka bisa disapa kembali...menjadi sahabat baik..nakama...


sekrang fokuslah pada sang istri....kalian berdua sama2 berusaha (jgn hanya sepihak ya)...menumbuhkan rasa cinta itu kembali...

wuiiihh maaf nih jika ella yg belum berpengalaman ini..tapi malah berlagak sok bijak hehhe..tapi ini semua tulus utk bantu...dari pemikiran ella yg mungkin belum dewasa ini....

moga masalahnya cepat selesai...^_^

Unknown on 4 Juli 2009 pukul 20.34 mengatakan...

pendapat jeng sri sangat objektif, saya sependapat, tinggal menguraikan sesuai keadaan. salam.

Hamster Copo on 4 Juli 2009 pukul 21.56 mengatakan...

Haah kalo aku melihatnya dia pria bejat enggak lebih yang mau memuaskan hawa nafsunya saja dan mau seenaknya saja..perlu maas tau bahwa yang namanya cinta itu hanya ada 'satu' yang lain hanya 'nafsu' maas,,kalo aku jadi orangnya aku akan mulai dengan mencintai istri dulu kemudian memahami perasaannya dan menuruti apa maunya istri,, bukannya mau selingkuh gitu saja..jujur aku lebih mementingkan mertua karena dia hanya memiliki satu anak sedangkan maas punya saudara yang laen jadi bisa diwakilkan gitu..itu siih terserah kamu
Yang terpenting "jangan pernah selingkuh"

Fanda on 4 Juli 2009 pukul 22.03 mengatakan...

wah pelik jg yah! Yg jelas, hidup perkawinan tetap hrs diprioritaskan. Mungkin cinta itu jd hilang karena banyaknya persoalan rumit di keluarga. Cobalah utk memupuk kembali rasa cinta itu. Berilah kesempatan tuk istri menjaga ortu yg sedang sakit. Ini ceritanya beda kota ato gimana yah?

Setuju bhw yg terbaik rumah sendiri. Buat jadwal tuk mengunjungi mertua maupun ortu bersama2 suami-istri. Memang setlh anak berumah tangga, ia takkan bisa menjaga ortunya full time, karena ia pny keluarga sendiri sekrg.

Ttg cinta yg lain, bgmanapun, apapun, siapaun, dimanapun tetap salah. Memang indah, tp itu cuma fatamorgana. So, lbh baik hubungan itu diputus aja. Jangan setengah2, ntar malah bahaya.

Moga2 membantu deh...dan semoga cepet dapet solusi buat temennya. Buat mas Sugeng: salut buatmu yg telah begitu care dgn sahabatmu. That's what friends are for!

J O N K on 4 Juli 2009 pukul 22.07 mengatakan...

wah complicated nih mas,

pokoknya ke YBS, "JAngan sampai cinta mempermainkanmu, semua ada batasannya," :)

Hamster Copo on 4 Juli 2009 pukul 22.10 mengatakan...

Waduuh terlihat seperti nyolot,,maaf yaak..terbawa emosi karena aku benci banget sama orang yang suka selingkuh
Salam kenal kenal juga

Kang Sugeng on 4 Juli 2009 pukul 23.01 mengatakan...

Untuk Mbak Ella,
Saya pribadi kurang setuju kalo harus memutuskan komunikasi begitu saja, sebagai orang yg juga pernah jatuh cinta tentu saya juga bisa merasakan gimana sakitnya saat cinta itu harus di putuskan dengan tiba2, kalo menurut saya ya tetap saja kalian berhubungan tapi tidak sebagai sepasang kekasih melainkan sebagai sodara sebangsa setanah air seiman seagama.

Untuk Mas Hamster,
Komentarnya pedas sekali Mas, semoga itu murni keluar dari hati yg terdalam dan bukan karena emosi atas kebenciannya terhadap YBS.
Semoga YBS ndak tersinggung, saya sebagai tuan rumah, atas nama Mas Hamster, mohon maaf, semoga itu bisa di terima sebagai salah satu solusi yg layak di perhitungkan

Untuk Mbak Fanda,
Saya sampai lupa bilang tadi, iya benar Mbak, beda kota, yg suami ada di kota S dan istri ada di kota J.
Ini hanya sebagai balas budi saja Mbak, Beliau ini sudah baik banget pada saya.

Untuk Mas Jonk,
Trimakasih sudah mau memenuhi undangan saya.

anazkia on 4 Juli 2009 pukul 23.34 mengatakan...

Mas Sugeng, saya keder mau koment apa.
Untuk rumah, saya setuju dengan semuanya. Pindah rumah aja mas, hidup bersama keluarga kecilnya. Semoga, di rumah baru akan menemukan kedamaian juga cinta yang di carinya. Untuk sang suami, hentikan hubungan dengan orang ke tiga. Tak usahlah banyak bercerita masalah dengan yang bukan ahlinya (mohon maaf) takut salah perasaan.

Sejak pertama kali membaca kisahnya, jauh di lubuk hati terdalam, saya tidak menyetujui cinta terlarangnya. Kenapa..???

Karena saya adalah wanita. Saya meletakan diri saya pada isteri temen mas Sugeng.

dan untk perempuan ketiga, saya harap menghindar adalah jalan terbaik sementara. Bukan memutuskan silaturrahmi. Tapi, demi menjaga banyak hati.

Tiada yang kebetulan dalam hidup. yakinlah, bahwa Allah memberikan coba'an sesuai dengan kemampuan hambanya.

Semoga Allah memberikan kemudahan jalan. Ketika saya menulis ini, dalam keadaan senang dan tenang jadi, banyak berkata banyak hal. Tapi, tidak dengan keadaan teman mas Sugeng mungkin, ketika membacanya ada derita lain yang di alaminya. Berat bahu memandang, lagi berat bahu memikul. Saya yakin, temen mas Sugeng kuat menghadapi semua. Mohon maaf atas segalah salah dan silap saya. Wallahu'alam.

Maaf mas, telat mampir. Hari ini banyak kerja

Susy Ella on 5 Juli 2009 pukul 00.05 mengatakan...

mmm balas koment dari bang mantan copet (duuh dompet ella kok ilang yaa...mana nih..bang, ga kambuh lagi kan???? hehhehh becanda bang)

mmmm memang sih menyakitkan..tapi ella melihat komunikasi mereka....kata2nya....dll...udah masuk pada taraf BAHAYA...sepertinya kok udah dalam banget tuh perasaan....kalo ga menjauh untuk sementara waktu, trus kayak gimana???? bisakah yang bersangkutan tetap bisa menjaga hatinya dgn kondisi dia yg lagi labil??? ella pikir susah..

awalnya pasti sakit..susah bangeet....tapi itulah perjuangannya kalo dia emang mau tetap mempertahnkan pernikahannya....

menjauh dulu utk sementara.....biar semua bisa jernih...pikiran pun ga bercabang...fokus pada sang istri n keluarga....ella ngeliat perasaannya dah mendalam....kalo tetap berhubungan takutnya malah jadi tambah bingung.....nanti kalo dah bisa netral...masalah ma istri n lainnya kelar..baru deh silaturahmi lagi...

Susy Ella on 5 Juli 2009 pukul 00.05 mengatakan...

btw...saran dari jeng sri bagus tuh...singkat padat tapi ngena tepat kesasaran..hehhehe

buwel on 5 Juli 2009 pukul 01.09 mengatakan...

Yups buwel ikutan ngedukung sarannya jengsri ajah.....Sebenernya ada pendapat pribadi, tapi entar wes buwel pengin melihat koment seseorang lagi....

buwel on 5 Juli 2009 pukul 01.45 mengatakan...

Ehnnggghh....Gini wes, nggak enak juga kalo udah 3 koment nggak kasih saran apa2. Jadi saran nya gini:
sebelumnya minta maaf dulu klao saran nya wagu, soalnya buwel belum ber rumah tangga.
Menurut buwel, Sebuah rumah tangga yang baik adalah rumah tangga yang di penuhi dengan rasa cinta dan saling pengertian antara pasangannya. terkadang sang suami ngalah ama istri si istri terkadang juga ngalah ama suami. Tergantung dengan masalah yang di hadapi. dilihat dari masalah yang di hadapi, keknya si suami ngalah dulu deh, khan si siistri anak tungggal, terus ayahnya juga lagi sakit2 an, iyaaaah sementara tinggal di mertua dulu nggak pa pa. Wong untuk sementara. khan masih bisa berkomunikasi nantinya, terus bisa juga bersilaturahmi.

Tentang 'cinta terlarang' nya: kalo pun cinta itu baik untuk di pertahan kan pertahan kan ajah, tentu nya kalo sang istri mau untuk di madu...hehehehehhe...kalo ternyata cinta itu membawa petaka, maaf bisa mengakibatkan per ceraian misalnya iyaah mau nggak mau suka nggak suka lupakan lah saja...cobalah belajar mencintai istri, dan percaya mudah2 an ajah tresno jalaran soko kulino bisa bermain dan ber peran di sini....kalo thoh tetep masih nggak bisa cinta...? keputusan nya ada di tangan anda sendiri, mana yang terbaik untuk anda jalan kan, anda mementingkan keluarga anda atau kepentingan pribadi anda..?

dwina on 5 Juli 2009 pukul 01.53 mengatakan...

sudah banyak saran yang diberi oleh para sobat blogger dan saya rasa itu semua kembali kepada YBS aja. sesungguhnya setiap masalah hanya kita yang bisa menyelesaikannya. orang lain hanya sebagai pendengar dan pemberi saran tapi semua kembali kepada diri sendiri.

tiap orang memiliki masalah, justru itulah nikmatnya hidup sebagai manusia. dengan adanya masalah semoga membuat kita jadi lebih dekat pada sang Pencipta(insyaAlloh) tetap bersyukur bahwa Alloh hanya memberi sedikit masalah karena lebih banyak orang di luar sana yang memiliki masalah jauh lebih berat dari yang kita rasakan.

mengenai teman mas sugeng adalah baik kalau dia coba tuk ikhlas dengan semua yg telah terjadi. bagaimanapun juga itu sudah dipilih dan kenapa harus menoleh lagi.
mengenai masalah penyakitnya bicarakan pada orang tua dan istri. memang semua orang bakal mati tapi lebih baik jika keluarga kita mengetahuinya sebab yg paling dekat dengan dia adalah keluarganya.

mengenai rasa cinta pd istri yang saat ini memudar itu sebenernya adalah godaan yang harus bisa di lewati. kenapa masih memikirkan perempuan lain yang jelas2 payah untuk di miliki? hargai perasaan istri karena dengan menikah kita sudah harus siap menekan ego kita untuk dapat memahami orang baru yg datang dalam hidup kita. jangankan dia yang pernikahannya gak berdasarkan kehendak hatinya. lah wong orang yg nikah karena cinta aja masih sering ngerasa gak cocok.

bukan perbedaan yang diperbesar tapi persamaan yang harus dicari. komunikasi harus terjalin. ingat!
Alloh menjanjikan syurga akhirat untuk orang2 yang mampu melewati godaan dalam alam rumah tangga, jadikan ini sebagai tujuan akhir.

mengenai perempuan ke tiga itu, dia bukan lah siapa2 hanya seseorang yang hadir sekejap dan kalau dilihat dari emailnya perempuan itu blom pernah ketemu dengan dia kan; hmmm begitu mudahkah cinta di ungkap. hanya dengan membaca tiap bait tulisannya bisa membuat dia merasa dekat dan semakin ingin dekat.
padahal belum tentu perempuan itu juga punya perasaan yang sama terhadap dia. anggap dia sebuah mimpi indah dan sebagai mimpi dia bukan kenyataan karena selena-lenanya orang tidur pasti terbangun juga.

dia gak akan bisa menikmati hidup yang sesungguhnya jika dia masih lagi belum mau menerima kenyataan yang sudah. jangan tunggu sampai istri hilang rasa cinta. kita memang kadang gak menghargai apa yg sudah ada di genggaman tapi bila ianya hampir terlepas atau bahkan benar2 terlepas baru kita akan menyadari betapa dia amat berharga untuk kita.

mengenai orang tua dan mertua sepertinya jalan yg baik adalah tinggal berasingan. gak di tempat orang tua atau juga mertua. kunjungi orang tua secara bergiliran. adil dan istri hendaknya ikut bersama.

mengenai usaha konveksi papa si istri itu bisa di pegang oleh salah satu orang yg bisa di percaya. gak harus di tunggui kalau memang dia sudah punya karir di tempatnya yg sekarang maka konveksi itu bisa di lihat seminggu sekali atau diskusikan lebih dulu bersama keluarga. toh transportasi gak susah kan sekarang ini.

menurut pandanganku sebenernya masalah mereka adalah masalah rumah tangga yg utama, so, itu dulu yang harus diselesaikan baru yg lain. ajak istri ibadah bersama. kenalkan dia pada Alloh karena menjinakkan wanita kuncinya hanya pada ibadah. jangan bermimpi memiliki istri seperti Fatimah kalau diri belum bisa seperi Syaidina Ali.
maaf mas komennya kepanjangannya yak. kalo gak suka ya di delete aja mas. makasih

buwel on 5 Juli 2009 pukul 02.32 mengatakan...

ehhhngggg....siiip mbak bintang....buwel setuju.....kalimat terakhirnya yang....'jangan bermimpi memiliki istri seperti Fatimah kalau diri belum bisa seperi Syaidina Ali' ...Muantab mbak...

RanggaGoBloG on 5 Juli 2009 pukul 03.05 mengatakan...

jujur... kalo saya akan sekuat tenaga menyelamatkan bahtera rumah tangga yang ada.. walaupun saya belum berumah tangga, namun dalam hati saya sudah menanamkan untuk menikah satu kali. jadi apapun dan bagaimanapun, pilihan yang telah kita jatuhkan pada mempelai wanita adalah pilihan terbaik yang gak akan aku sesali setelah ijab qobul terucap... maaf jika saran saya malah menambah beban...

RanggaGoBloG on 5 Juli 2009 pukul 03.08 mengatakan...

ooo iya ada yang kelupaan hihihi: soal orang tua semua penting mas... tapi berusaha mencari jalan tengah saya rasa merupakan yang terbaik...

soal penyakit lebih baik dibicarakan... memang semua orang akan mati... dan jika kita sudah bisa memprediksi kematian, akan lebih baik jika orang disekeliling kita mengetahuinya... paling enggak untuk memberikan waktu buat orang2 terdekat disekitar kita mempersiapkan hati untuk perpisahan yang kekal....

TRIMATRA on 5 Juli 2009 pukul 03.53 mengatakan...

wedew...ini sih masalah 17tahun keatas, belum nyampe tangan kananku megang kuping kiriku.

ya berdoa aja deh, mudah2han dibukakan pintu jalan keluar yang terbaik buat semuanya.

"jangn remehkan kekuatan do'a"

KangBoed on 5 Juli 2009 pukul 04.00 mengatakan...

Waaah saran mbake Dwina bener bener bintang.. eee.. brilliant..
1. Hmm.. sungguh ada nada keputus asaan sangat.. jikalau sahabat berpikir dan merenungkan perjalanan.. sesungguhnya di saat kita sedang jatuh dalam permasalahan adalah saat yang paling mudah untuk berlutut dan menyerahkan diri kepadaNYA… dalam La Hwalla Walla Quwata.. serahkan dalam mohon ampun tobat yang sesungguhNYA.. semua manusia pasti mati dan itu sudah menjadi hukum alam.. tetapi kembali tanyakan ke dalam hati nuranimu.. apakah dikau sudah siap mati.. ruh di cabut.. masuklah ke alam kubur.. siksa kubur yang begitu pedih dan menyakitkan.. Ingatlah sahabatku yang baik… tanyakan ke dalam dirimu.. selagi dikau masih hidup.. selagi nafas ini masih turun dan naik.. sekali lagi tanyakan.. apakah kita sudah siap menjalaninya.. menyesal kemudian tiada guna.. Ingatlah DIA dekat dan selalu menunggumu untuk menghampiriNYA..
2. Hmm.. maaf.. kadang kita sebagai lelaki egois.. dikau adalah anak bungsu kesayangan kebanggaan ortu dan isteri adalah anak semata wayang.. keduanya senang di manja dan senang diperhatikan.. sama sama akhirnya pengen menang sendiri.. maaf.. akhirnya sama sama membentuk pribadi yang kurang dewasa.. sebagai lelaki kita adalah mengemong dan membimbing isteri.. kita harus kenali dengan baik cara pendekatan yang terbaik.. kelemahannya sehingga semua menjadi indah.. kadang banyak rumah tangga akhirnya kosong tanpa kasih sayang dan CINTA lagi.. karena kegagalan dalam mengenal masing masing.. seandainya kita mencoba memberi dan menyayangi pasangan kita dan memperhatikannya tentulah hasilnya tiada begini.. hayooo.. masuklah dalam kelemahannya.. belailah dengan kasih sayang dan kelembutan.. perhatikan dengan penuh CINTA sehingga akhirnya mendewasakan kalian berdua..
3. Masalah Wanita lain.. hehehe.. biasalah lelaki kadang merasa tidak mendapatkan di rumah mulailah mencari di luar.. padahal masalah yang satu saja belum selesai sudah membuat masalah yang baru.. hehehe.. kembalilah kepada dirimu.. tanyakan pada nuranimu… mendekatlah kepada ALLAH.. jangan tinggalkan DIA.. tumpahkanlah seluruh isi hatimu kepadaNYA.. dirikanlah malam… konsisten dekati sahabatmu YANG SETIA.. mintalah petunjuk kepadaNYA…
Salam Sayang
Salam Rindu untukmu sahabatku

buwel on 5 Juli 2009 pukul 04.24 mengatakan...

Duuuuh makasih kang, udah mau dateng dan menyampaikan saran ke sini....

Gilang Kinasihan on 5 Juli 2009 pukul 05.59 mengatakan...

Assalamu'alaikum..
Pertama2 saia mau ngucapin selamat dulu, karena Allah telah memilih anda utk menghadapi masalah seribet ini. Ingatlah: Allah tidak akan menurunkan cobaan yg tidak akan mampu dilalui oleh umatNya. Kita mulai dengan berfikiran dan perasaan positif.
1. Sebagai suami dan anak, maka priotas utama adalah keluarga yg anda pimpin. Begitu pula sebaliknya dgn sang istri, jdi mulailah dgn membuka komunikasi yg lbh baik dgn istri.
2. Soal keluarga, sebenarnya org tua hanya bth perhatian yg lebih. Mgkin selama ini anda dan istri sibuk dgn kesibukan masing2 shg ortu dan mertua merasa anda dan istri harus berada dekat. Menurut saya,dan pengalaman sy, perhatian seperti:telpon,sms, kiriman bunga,makanan, dan kunjungan rutin cukup utk membuat batin mereka senang. Apabila batin mereka senang, insyallah semangat hidup mereka bangkit,dan penyakit pun biasanya memudar...
3. Untuk org ketiga.. Yakinkalah diri anda,benarkah dia yg anda butuhkan?atau hanya pelampiasan karena anda sdg ada masalah dgn istri dan keluarga anda. Banyak pria terjerumus,krn hal tersebut. Jadilah pria sejati, akuilah apabila anda bnr2 mencintai wanita tsb atau tidak. Bila tidak, segera tinggalkan. Bila ya, pikirkan lagi, apakah anda akan tega melepaskan istri anda untuk dia, dgn jantan mengakui pada istri anda dan menikah utk kedua kalinya, atau anda akan terus bermain kucingkucingan dan terus menjadi loser.
Dan, ingatlah,masalah yg datangnya dari Allah,meminta petunjuk pun dariNya. Jangan jdi org yg terlalu sombong utk tidak berdoa dan beribadah padaNya.
Tetap semangat dan optimis dalam menjalani hidup, semoga setelah masalah ini selesai, anda akan menjadi manusia yg lebih baik lagi.
Wassalamualaikum,
Gilang

azarre on 5 Juli 2009 pukul 06.58 mengatakan...

Wahhh pelik sangat... salam kenal dulu aja dari saya.

beat2ws on 5 Juli 2009 pukul 07.57 mengatakan...

Komen dulu, di save, mau baca offline

Yunna on 5 Juli 2009 pukul 08.09 mengatakan...

ikuti kata hati. apa yang hatimu katakan, itulah yang terbaik...

jeriova on 5 Juli 2009 pukul 08.23 mengatakan...

jangan pernah kau selingkuh sob...
selesaiin masalah ente dulu

Anonim mengatakan...

hufp.. dompet saya tadi kecopetan, sampeyan ya yg nyopet? =)) kiding

Dwif on 5 Juli 2009 pukul 12.05 mengatakan...

mampir lagi...
sepertinya dah banyak masukan2 yg luar biasa sekali dr para sobat bloger.
hmm... tergantung YBS sendiri deh :)

semoga diberi kemudahan...
*setiap kesulitan pasti ada kemudahan..*

Yolizz on 5 Juli 2009 pukul 12.48 mengatakan...

ehm,, gmn yah.. kalo menurut aku sih kalo mengahadapi masalah itu cobalah untuk berada di posisi orang itu,, jgn selalu memikirkan diri sendiri,, misalnya ttg pindah kerumah mertua,, kayaknya sih papanya si istri lebih membutuhkan kehadiran putrinya,, apalgi kalo dia itu putri semata wayangnya,, kalo masalah ibu si lelaki, kan masih bisa dikunjungi toh,, iya kan?? lagian emg ga ada sodara yg laen yg bisa ngunjungin juga??

kalo masalah cinta siihh,, ehmm.. aku pernah baca gini,, cinta sejati adalah cinta yang sudah terikat tali pernikahan... hargai yang sudah ada,, kalo ga mau disakitin jgn nyakitin orang lain,, gitu kali yah?? hehehe.. sok teu neh :p

ya udah salam kenal aja yah mas :)

PRof. IjoPunkJUtee on 5 Juli 2009 pukul 12.48 mengatakan...

Mohon maaf BRo..., baru sempet ngasih coretan di kotak komenmu, kemaren gak tau kenapa kotak komen kagak bisa muncul.


Penyakit tak seharusnya disembunyikan, apalagi bagi keluarga, bukan maksud membebani mereka, tapi siapa tau mereka punya solusi...

Orang yang sudah berkeluarga, selayaknya tinggal di rumah yang terpisah dar orang tua, biar lebih mandiri. Menjaga orang tua tidak harus tinggal bersama kan..??

Cinta bak pisau bermata dua, jikalau cinta malah menambah masalah, maka TINGGALKAN saja. Cinta bukan untuk dicari, tapi untuk dibina dan dirawat. Sudah ada sang Istri, maka rawat dan jaga cinta anda kepadanya....Cinta yang lain asalah bisikan Syetan (nafsu) semata....Nafsu dan Cinta sedang berperang...., Menangkan CINTA anda SOBAT...!!!

Unknown on 5 Juli 2009 pukul 14.06 mengatakan...

siang...dimaafkan kok. aku juga baru sempet kemari nih.

Bang Ais on 5 Juli 2009 pukul 15.21 mengatakan...

aneh, klo masih pengen cari yang lain kok nekat juga menikah.

Risefa on 5 Juli 2009 pukul 16.22 mengatakan...

semua manusia dilahirkan fitrah atau suci dari segala macam dosa, namun seiring berjalannya waktu dosa dan nista tercipta atas perilaku jasad dewasanya.

Saya turut bahagia anda sudah kembali ke jalan sang Khaliq. menurut saya ada baiknya anda berkonsultasi dengan seorang yang faham betul dengan permasalahan hidup anda dan pastinya anda yakin bahwa orang tersebut bisa dipercaya dunia dan akhirta. bukan dengan open forum seperti ini.

semoga anda menemukan jalan terbaik.

ajieee on 5 Juli 2009 pukul 19.04 mengatakan...

aduhsaya ga punya solusi

kakve-santi on 5 Juli 2009 pukul 20.38 mengatakan...

yang cewek pulang saja...

hidup cuma sekali... kalo sudah meninggal, gak bisa hidup lagi....

ato mau ikut si cowoknya.?
soal bisnis ya..hmmm...

ato cowoknya tiap minggu pulang ke t4 istrinya, jauh gak?

ada satu hal yang pasti : MAU SAKIT ATO GAK, MANUSIA TETAP AKAN MENINGGAL..

Anonim mengatakan...

wah rame banget!

Kang Sugeng on 6 Juli 2009 pukul 01.41 mengatakan...

Assalaamu alaikum

Mewakili yg BeRSANGKUTAN, saya selaku mediator sekaligus moderator dalam forum terbuka ini menghaturkan beribu-ribu TRIMAKASIH, atas partisipasi dari teman-teman semua. Semoga YBS bisa mengambil sisi terbaik dari semua solusi yg ditawarkan. dan semoga dengan adanya forum ini, masalahnya yg rumit itu seegra dapat di selesaikan dengan bijaksana, amin.

Sedikit klarifikasi buat yg belum tau :
1. Setahu saya, beliau ini menikah karna di paksa sama orang tuanya. (to=>bang ais)
2. Memang dari yg saya baca, beliau juga punya 2 saudara lagi, tp tinggalnya di tempat terpisah. Kakak pertamanya cew, tinggal di kota M, dan kakak keduanya juga cew, tinggal di kota Jk. Ortu sendiri di kota S dan ortu istri di kota Jg. (to=>Yoliss, Mbak fanda dan Mas Hamster)

Untuk teman2 yg blm komentar, saya masih membuka forum ini, sampai YBS kembali dapat beraktivitas lagi.

Trimakasih.

Wassalaamu alaikum.

beat2ws on 6 Juli 2009 pukul 07.25 mengatakan...

Maaf mas, kemaren buru2 jadi baru baca offline..

Di email di atas aku ga baca kalo ke-2 keluarga saling bicara. Mungkin bisa dicoba dimusyawarahkan dg semua kelurga. Temen mas beserta orangtuanya dan istri beserta orang tuanya. Karna dg begini insya Alloh semuanya jelas, sebab ke-2 belah pihak saling tau, dg dmikian dimungkinkan bisa saling memahami keadaaan masing2.
*maaf* kalo aku liat sekilas, sepertinya ada perasaan saling menyembunyikan (ato perasaanku aja ya)
Intinya, musyawarah aja dari kedua keluarga.

Tb:
Makasi udah pasang link kode warna.
Kalo mau buat banner iklan, kebetulan ada di postingan terbaru di optimasi-blog.blogspot.com

masicang on 6 Juli 2009 pukul 08.02 mengatakan...

wah saya diundang mas mantan copet tuk ikutan urun rembug.. smeoga dari pikiran yg kerdil ini ada manfaat yg bsia berguna...amin.

menurut saya :

ada 3 pokok masalah yg muncul dari cerita di email.
1. penyakit yg bersangkutan
2. ego dan komunikasi
3. rasa yang tak sengaja muncul.

mungkin dengan memilah masalah ini soulis pun bisa diambil dengan runtut dan insyaAllah tepat.

yg perlu saya tanyakan sekali lagi. apakah yang bersangkutan beragama islam? karena setiap masalah bila dikaitkan dengan keykainan maka aakan didapat solusi secara holistik. raga sehat jiwa tentram.

1. penyakit menurut definisi saya bukan melulu menyerang raga. sakit juga bisa menjalar terhadap jiwa. pengobatan dokter modern hanya menitik beratkan pada smebuhnya raga. tidak menyentuh jiwa sama sekali. jadi jawabannya. bukan hanya raga yang harus disembuhkan tapi juga jiwa secara holistik. 1 kalimat kepasrahan yg saya tangkap "toh pada akhirnya nanti semua makhluk hidup juga akan mati." dari sini saya memahami bahwa jiwa yang bersangkutan juga sedang sakit. semoga yang bersangkutan bisa lebih menyehatkan jiwanya.... li kulli daa in dawaaun.. setiap penyakit pasti ada obatnya. cukup keyakinan itu insyaLAlah berapa lama pun umur yg dikasih ALlah akan hadir hikmah dan manfaat.

2. masalah ego yang dimiliki setiap individu yang berperan dalam terbentuknya Rumah tangga harus ada landasan yang kuat yang memberikan gambaran bagaimana sebuah keputusan diambil secara mufakat. manusia tanpa ego akans eperti robot namun manusia yang memiliki ego yang super dia akan menjadi manusia egois yang kadang picik dan tak memikirkan orang lain. dalam tatanan keluarga saya yakin ego tiap individu sudah saling terikat memiliki simpul yang sama tuk menuju tujuan awal daris ebuah pernikahan.

perlu saya tanyakan disini? tujuan awal pernikahannya apa?

ada sangat banyak pilihan tujuan awal pernikahan namun yg paling paling pas diambil dalam masalah ini adalah.

pernikahan adalah menyatukan 2 keluarga bukan hanya 2 individu. bila yg bersangkutan kembali kepada tujuan awal ini mungkinkah pertentangan atau perselisihan kepentingan itu akan terjadi?

maaf saya tidak memberikan jawaban kepada isi email tersebut untuk masalah ini. karena meskipun masalah yg dihadapi sama namun kondisi dan situasi ataupun faktor yang mempengaruhi tiap masalah itu berbeda. dan hanya yang memiliki masalah itus endiri yg mampu mencari jalan keluar terbaik bagi kepentingan yg dihadapi. saya tidak bsia menyamakan solusi yg harus diambil antara 1 keluarga dan keluarga yg lain.....

langkah terbaik adalah mengumpulkan data menimbang jalan terbaik dan memutuskan dengan risiko terkecil. silahkan.. saya yakin yg memiliki masalah mampu menghadapinya karena andalah yg memahami situasi anda sendiri.

3. rasa yg tak sengaja muncul, entah sengaja atau tidak sengaja. definisis selingkuh bagi saya adalah ketika rasa yg tanpa sengaja itu kita pelihara. Allah menciptakan cita rasa bagi manusia untuk menjadikannya dia lebih beradab dan lebih tinggi dari malaikat.

anda yg akan menjawab bagaimana anda memperlakukan rasa itu? ruang hati manusia terbagi banyak sekali bilik untuk membagirasa itu? untuk menempatkan rasa itu? untuk menakar rasa itu.

bagian-bagiannya akan menentukan seperti apa keputusan yang akan diambil otak anda?

setiap keputusan ada resiko yg diambil.
namun 1 yg ingin saya tekankan.

rasa itu bukan sebuah excuse.....
kalau anda menjadikan rasa itu sebuah alasan untuk menentukan keputuasan maka saya yakin. keputusan itu akan lebih merugikan anda dan orang sekitar anda.

dan yg terakhir lebih dekatlah kepada yang menciptakan anda... jawaban terbaik datang dari kehendakNYA. semua hanya perantara didunia ini.

Tuhan akan mendatangi anda dengan berlari bila anda merangkak memohon bantuanNYA.

Anonim mengatakan...

udah tak ce-klik om.. hehe..

mommy adit on 6 Juli 2009 pukul 08.16 mengatakan...

Oh ini tokh blognya.. di ceklak ceklik di blognya semut mboten saged.

Hmm.. memang masalah yang rumit ya... saranku ya..
1. Masalah penyakit: walaupun sakitnya parah, tetap harus berusaha untuk kesembuhan.
2. Masalah tinggal di mana: Harus komunikasi dengan istri. Tapi saya sarankan tinggal di rumah sendiri dan menjelaskan kepada orang tua/mertua agar bisa mandiri. Kalau bisa tempatnya tidak terlalu jauh dari ortu/mertua jadi bisa ditengokin tiap hari.
3. Masalah suka sama perempuan lain: Buang jauh2 perasaan itu, jauhi perempuan itu, buang no telpnya, ganti no telp biar gak bisa komunikasi lagi sama dia.

mocca_chi on 6 Juli 2009 pukul 10.01 mengatakan...

Iya, saya hanya kasi komentar dan semoga semuanya bisa dilewati dengan baik ^ ^

Neng Rara on 6 Juli 2009 pukul 18.15 mengatakan...

assalamualaikum,
mohon maaf baru datang.
sy pikir perlu komunikasi yang lebih jelas dianatara semuanya, jadi maslahanya lbih terlihat dan mudah di cari solusinya.
ma kasih. deuuh magrib dulu ya..tar disambung
wassalam

KangBoed on 6 Juli 2009 pukul 22.15 mengatakan...

Hmm.. andaikan manusia mengerti arti hidup dan kehidupan.. ingat akan Sangkan Paraning Dumadi.. maka mereka akan bersegera mensucikan diri.. mencari arti dan makna kehidupan.. sangat disayangkan.. ketika kita sudah mencapai batas kekuatan.. seharusnya kita berfikir apakah ini cobaan ataukah hukuman dariNYA.. apakah ALLAH masih menyayangi kita manusia.. sehingga selalu dan selalu diperingatkanNYA.. kala diri lemah tidak berdaya dan putus asa.. mengapa kita tidak menghadap kepadaNYA.. dengan sungguh penyerahan diri total kepadaNYA.. dalam tangis dan sujud ampun.. apakah semua akan dilewatkan begitu saja.. bahkan semua manusia mengerti dan tahu bahwa hidup disini hanya sementara saja.. mengapa kita tiada perdulikan.. tanyakanlah kembali kepada diri kita masing masing.. tanyakanlah kepada hati nurani kita yang terdalam.. pikir dahulu pendapatan.. sesal kemudian tiada gunanya.. badan hancur ruh tersiksa.. hidup di dunia sudah seperti di neraka.. entah apa yang akan kita hadapi kelak nanti.. kembalikan semua ke dalam diri.. tanyakan ke dalam hati nurani mu.. dia mengetahui semua jawabannya.. apakah saudara sejatimu.. suara hatimu sudah berkata saya siap untuk di panggil kapanpun.. sungguh jalan yang membentang ke depan hanyalah satu serahkanlah dirimu total kepadaNYA.. tegakkanlah malam dalam tangis penyesalan.. semua akan terlihat makna dan hikmah di balik semua kejadian ini.. sebenarnya banyak sekali hal yang tiada bisa terungkap.. tetapi persoalan ini jika di ambil hikmahnya.. akan menjadi satu langkah awal perbaikan diri yang dahsyat ruarrrrr biasaaaa.. ayo melangkahlah saudaraku..
Salam Sayang Selalu untukmu

safira on 7 Juli 2009 pukul 01.36 mengatakan...

Assalamualaikum, g pa2 ya mas numpang komen
Huf....
Sebagai seorang suami si mas seharusnya istighfar karena sudah menyukai wanita lain. Mas, pernikahan tu suatu hal yg sakral,karena kita berjanji di depan Allah, dan itu semua ada pertanggungjawabannya. kalau mas, melihat keindahan rumput tetangga, itu g akan ada habisnya.

Pernikahan tu bukan berlandaskan sesuatu hal yang bersifat sama d antara dua, tapi justru menyatukan perbedaan agar lebih berwarna. Cobalah buka komunikasi dengan istri.

Masalah sakit mas, tolong d ceritakan ma istri, karena sekarang mas bukan seorang bujangan, tetapi seorang suami dan ayah, mereka berhak untuk tahu.

Untuk masalah ortu n mertua. Sebaiknya mas ngertiin kondisi istri sebagai anak semata wayang, bayangin klo mas jadi mereka, punya anak semata wayang, mas sudah mulai sekarat, maukah mas sendirian? Ceritakan masalah ini kepada ortu biar mereka mengerti posisi mas, istri mas, n keadaan mertua mas. insyaallah pasti mereka mengerti, toh mereka sama2 tua.

Mas, cuma 1 pesen Dini, Pernikahan itu bukan hanya tuk dunia tapi juga akhirat. Cintailah istri n anak mas karena Allah. Jangan terlalu meninggikan ego. Semoga suatu saat nanti kita bertemu d surga-Nya n mas bersama keluarga mas tercinta. Amin :P
He2 maaf klo kata2nya terbaca menggurui, Dini hanya menulis sesuai kata hati Dini, He2 walau sebenarnya pengalaman nikah ja belum:) tapi semoga Dini bertemu dengan calon suami yang mencintai Dini karena Allah n mampu menuntun Dini meraih surga-Nya.

Buat mas tukang copet, salam kenal :P

Budi Hermanto on 7 Juli 2009 pukul 06.17 mengatakan...

Hmm..
Yah manusia..
Belum menyelesaikan 1 persoalan..
Uda membuat persoalan yg baru..
OK, coba kita ambil solusi paling negatif..
Tetap selingkuh dgn pihak ketiga..
Dan akhirnya ketauan..
Apa yg terjadi?
Kemungkinan terbesar cerai..
Hingga kembali ke ortu masing2..
Anak terpecah..
Semua sengsara..
Hanya 1 pihak yg senang..
Ya teman mas itu..
Seberapa egois dia..
So, solusi positf versi saya..
Bukan memilih ortu atau mertua..
Tapi pilih terbaik untuk sang anak..
Bukankah bisa gantian ke ruma ortu n mertua..
Memang jadi keluar dana yg besar..
Tapi It's OK..
Yg penting semua bahagia..
..
Semoga solusi versi saya nyambung..
Hehehe..
Met knal ya mas.. :D

nietha on 7 Juli 2009 pukul 09.49 mengatakan...

dengan banyaknya pendapat dari sahabat2 blogger yang peduli pada masalah YBS, semoga beliau bsia mengambil langkah yang terbaik dalam hidupnya. yang terpenting memang berserah diri pada Tuhan.

Jhoni20 on 7 Juli 2009 pukul 10.36 mengatakan...

halooo kang moderator......dari kemaren saya awasi perkembangan komentnya banyak yang memberi saran yang bijak kok....saya numpang koment juga deh!!!! wah masalah yang sangat pelik...........tapi sudah terjadi menimpa "YBS" itu berarti harus dihadapi;

masalah sakit tersebut harus disampaikan pada keluarga dan istri...karena mereka adalah orang terdekat dan jika terjadi sesuatu pasti mereka juga yang diberatkan!!!!

masalah polemik dengan ortu ini mungkin sebaiknya di pikirkan semua kepentingannya.....saat ini mungkin yang perlu dilihat kepentingan istri karena dia yang ortunya sakit (anak tunggal pula) sedangkan "YBS" saat ini mungkin ortu tidak sakit (saya harap tidak).....saya yakin ortu anda akan mengerti karena dari penjelasan dari moderator anda menikah karena "perjodohan" jadi kemungkinan ortu sudah punya hubungan yang baik, sehingga mereka mungkin akan mengerti!!!!

untuk masalah wanita lain ini yang agak berat, hati2 dalam bertindak sebagai lelaki, karena ini menunjukan anda tidak memiliki komitmen yang kuat dengan istri, mungkin karena anda menikah secara dijodohkan!!!logikanya sekian lama anda bersama istri anda, setidaknya anda memiliki rasa sayang ke istri jadi itu yang harus dipertahankan, jangan karena godaan sekejap merusak seluruh rumah tangga anda.....apalagi karena "rasa" yang anda sendiri belum tahu akan berhasil.....!!!ingat kata orang bijak.."bahwa anda baru merasa memiliki jika sudah kehilangan"!!

jadi untuk apa anda mencari sesuatu yang tidak pasti dan membuang sesuatu yang sudah anda genggam.....coba kompromi dengan perasaan anda sendiri!!!!

NB: untuk urusan pekerjaan saran saya anda sebagai laki2 sebaiknya tetap bekerja karena itu adalah kebanggaan sebagai lelaki jangan mendompleng usaha ortu!!!

sip!!! itu saran saya untuk "YBS" bukan "SBY"...ok semoga bermanfaat LUV PISS!!!

ellysuryani on 7 Juli 2009 pukul 12.51 mengatakan...

karena saran sudah banyak, bahkan mantan copet juga sdh mengeluarkan saran jitunya. Saran saya begini saja. Jadilah manusia yang benar dan bertanggung-jawab baik untuk diri sendiri maupun keluarga & RT. Jangan bermain api, walau kdg rumput tetangga lebih terlihat segar dari rumput di halaman kita sendiri. Kalau msh suka main api juga, namanya penyakit dicari sendiri, jadi ya tanggung sendiri akibatnya, hehe. Salam kenal juga mantan copet, id-nya unik.

Neng Rara on 7 Juli 2009 pukul 13.35 mengatakan...

assalamualakum,
mohon maaf terlambat banget mas.
meski saran diatas sudah banyak, saran saya adalah :
1. ttg penyakitnya perlu dibicarakan bersama sbb tanggungjawab bersama
2. sang suami, sy pikir tinggal bersama mertuanya aja, kasihan ornag tua yang sakit.dia perlu ditemani,apalgai jika jumlah keluarganya sedikit. Kehadiran orang-ornag terdekat sangat dibutuhkannya.
3. saling mengunjungi baik ibu sang suami maupun ibu dari istri
4. ttg cinta terlarangnya, saya sangat menyesalkan. tetapi itulah cinta, kadang sulit di cegah dan memang sulit untuk menghindarinya. tp sy berharap sang suami segera memutuskan cinta terlarang tersebut secepatnya dan kembali pada istri pertama
5. sy ikut mendoakan agar semua masalahnya segera selesai.semoga saja.
itu saja dulu ya mas.sekali lg mohon maaf terlambat.
mari,
wassalam

neilhoja on 7 Juli 2009 pukul 15.07 mengatakan...

waaaaaaaaaaah... udah banyak komeng, dan saran... hem hem

*case is closed?

kalo blum ntar aku baca komeng temen2 dulu.. baru aku kasih pendapat.. ^^

Arju Ashari Risandika on 7 Juli 2009 pukul 15.43 mengatakan...

dari saya jangan menduakan, lebih baik mentigakan atau mengempaykan (loh?)

magsud saya jangan mendua

ya intinya jangan menambah masalah dengan menduakan istri mas

moga cepet selesei masalahnya

ijoroyoroyo on 7 Juli 2009 pukul 16.36 mengatakan...

Mbak Dwina, Mas Buwel dan Neng Rara,
cukup menjadi saran yang layak memeta,
tinggal nurani YBS berkata apa...

Kang Sugeng on 7 Juli 2009 pukul 17.17 mengatakan...

to all :

Sekali lagi, saya mewakili YBS mengucapkan beribu-ribu TRIMAKASIH atas saran, pendapat dan jalan keluar yg ditawarkan teman-teman semua.

Semoga YBS segera dapat memutuskan jalan yg terbaik, agar semua pihak ndak ada yg merasa disakiti.

Semoga beliau juga CePAT SeMBUH, dan bisa melanjutkan aktivitas seperti biasanya.

Mohon maaf kalau saya ndak bisa memberikan imbalan apa-apa. dan hanya bisa merepotkan saja.

ajieee on 7 Juli 2009 pukul 21.29 mengatakan...

saya ga bisa kasih solosi

Anonim mengatakan...

saya pilih mertua ajah..hehehe..salam D3pd ^_^ V

Unknown on 8 Juli 2009 pukul 06.09 mengatakan...

Saya cenderung sebaiknya misah sendiri, anak yang sudah nikah adalah milik keluarga baru, hub silaturakhim dengan ortu dan mertu kan bisa dijalanin meskipun tidak bareng. Dari yang saya alami setelah nikah saya pisah dengan ortu dan mertu akan berdampak positif. Soal dulu dijodohin yaa nggak masalah, meskipun saya tdk dijodohin, saya nikah juga nggak pacaran. Nah kalau sdh misah apapun diterima apa adanya
Kalau skrg posisi ada di jogja saya malah pingin ngobrol langsung. Saya di jogja sampai minggu krn cuti. hp saya 0816689153

Unknown on 8 Juli 2009 pukul 10.29 mengatakan...

Akhirnya saya bisa mampir juga ke blog mas Sugeng..dan urun suara
saya sih anak baru kemarin sore
jangankan ngerti rumah tangga, pacaran aja saya masih suka keseleo trus nangis tanpa bisa nyelesein. Jadi maaf kalo saya sok tahu ataupun salah, ini hanyalah pendapat saya, dari sudut pandang yang simple


Saya tahu kenapa yang bersangkutan tak pernah menemukan jawaban ataupun jawabab yang memuaskan sekalipun bertanya kepada semua orang dan mendapatkan sekian banyak saran.
karena sebenernya dia sudah tahu jawabannya dan
dia sudah tahu apa yang menjadi keinginan dari hatinya yang paling dalam
apa yang paling diinginkan sebagai jalan keluar itu sebenernya dia sudah tahu mas.

Namun bila ia bertindak sesuai dengan kata hatinya dan sesuai dengan apa yang diinginkan, ia sebenernya takut dan ragu, karena itu akan menyakiti hati banyak orang dan semua orang akan menilai buruk atas keputusannya..

Pada intinya mas, balik lagi..semua karena Cinta
selagi masih ada cinta, semua hal sulit akan mudah terselesaikan
Tapi bila hati yang sudah pergi, masalah sekecil apapun menjadi sesuatu yang sulit untuk di selesaikan.

jangan mengganggap kecil dengan cinta yang lain
walaupun cinta itu datang dari dunia maya dan dari orang yang tak pernah di temui
Jangan menganggap bahwa orang mengenal lewat internet tak bisa jatuh cinta secara luar biasa walaupun belum pernah bertemu.

Yang paling penting, adalah beresi urusan hati dulu mas,
tentukan pilihan dengan segala konsekuensinya..
Orang lain hanya menilai, menyalahkan dan membenarkan
tapi yang tahu keinginan adalah diri sendiri

bintang on 8 Juli 2009 pukul 17.09 mengatakan...

Assalamualaikum mas sugeng..

mampir lagi nih.... diskusi disini nampaknya semakin banyak mendapat sambutan dari temen yah.
hmm cuma mo mampir bentar nih

gimana nih mas selaku moderator apa semua komen sudah di sampaikan pada YBS...?

bintang on 8 Juli 2009 pukul 20.51 mengatakan...

nampaknya kita harus bicara bukan lewat forum ini mas.
dwinaquarius@gmail.com
katakan apa saja di situ saya bersedia menjawab sesuai kemampuan saya.

terima kasih saya tunggu kedatangan mas sugeng

Witho on 9 Juli 2009 pukul 08.29 mengatakan...

Waaah, dah banyak komennya. Masih bisa tambah ya?

Masalah diatas ada kesamaan dengan yang pernah, dah masih saya alami sampai saat ini. Saya ceritakan dengan singkat saja.

Untuk masalah ortu dan mertua, saya dan istri saya mengambil keputusan untuk tinggal sendiri. Karena tidak mampu memiliki rumah sendiri, kami pun tinggal di kost bersama anak kami. Istri saya masih mengunjungi orang tuanya, sampai ayahnya meninggal 2 tahun silam.

Masalah dengan orang ketiga, saya duga YBS berhubungan jarak jauh dengan dia (maaf kalau salah), kemungkinan lewat media internet. Saya juga mengalami hal demikian, namun kami berdua sama-sama sadar bahwa hubungan tersebut tidak mungkin berlanjut lebih jauh. Kami pun membatasi diri sebagai sahabat dekat, teman sharing akan segala permasalahan hidup. Saya malah mendorong dia untuk mencari pacar. Sekarang dia sudah punya pacar dan kami masih terus berhubungan sebagai sahabat dekat, tanpa ada embel-embel cinta.

Terima kasih, semoga bisa membantu.

buwel on 9 Juli 2009 pukul 14.48 mengatakan...

maaf njawabnya di sini,meski di blog ku pun udah ku jawab....bukan sahabat yang itu tapi 'sahabat' lainnya...

Seti@wan Dirgant@Ra on 9 Juli 2009 pukul 16.31 mengatakan...

kayaknya sudah banyak jalan yang diberikan oleh sobat blogger sekalian...

mohon maaf kalau ilmu saya rendah, tapi bukankah orang tua itu sejatinya ada
tiga, yaitu pertama, orang tua yang melahirkan kita yaitu orang tua kandung
kita, kedua, orang tua yang menyerahkan tanggung jawab anaknya kepada kita,
yaitu mertua, dan ketiga, orang tua yang mengajarkan ilmunya kepada kita, yaitu
guru kita. Ketiganya haruskan kita hormati dan kita patuhi perintahnya
sepanjang tidak bertentangan dengan Allah dan Nabi Muhammad sholallahu'alaihi
wassalam..
Sekali lagi mohon maaf jika tulisan saya salah, kalau pengertian orang tua
hanya adalah orang tua kandung saja, tentu akan membingungkan bagi sebuah
keluarga atau pasangan suami istri. Dengan kata lain orang tua dari suami
bukanlah orang tua dari istri dan sebaliknya orang tua dari istri bukan orang
tua dari suami.
Dan kalau melihat bahwa setelah seorang wanita menikah maka tanggung jawabnya
berpindah kepada suami, sangat menyedihkan orang tua yang hanya mempunyai anak
perempuan, sebab setelah anak-anak mereka menikah, maka tidak ada lagi yang
harus patuh pada mereka........
apakah memang seperti itu.....

cebong ipiet on 9 Juli 2009 pukul 16.41 mengatakan...

mas kalo mau liyat template nya di www.ipietoon.com aja hehehe pilih aja dl kl ada yg error bru deh tanya...coba bikin blog coba2 aja buat ngetes na

bintang on 9 Juli 2009 pukul 21.05 mengatakan...

mas ada award di blog saya untuk mas sugeng
special buat mas sugeng
gak ada maksud tersembunyi lho....
segera di ambil yah
terima kasih

reni on 9 Juli 2009 pukul 22.44 mengatakan...

Mas.., menurut saya perkawinan sebisa mungkin harus diselamatkan.
Masalah otu yang sakit sebisa mungkin dibicarakan yang terbaik.
Tapi kalau menurut saya, utk sementara ini (selama mertua sakit) biarkan istri mendampingi.
Toh jarak masih bisa ditempuh dan sang suami bisa secara rutin mengunjungi istri dan mertua juga.
Nanti kalau mertua sudah sehat kembali bisa bersatu lagi.
Masalah "orang ketiga" tidak tepat dijadikan pelarian sang suami.
Memang sepertinya rumput tetangga lebih hijau, tapi seandainya sang suami bisa melihat nilai positif dari sang istri, pasti penilaian spt itu akan hilang dg sendirinya.

Robi on 10 Juli 2009 pukul 01.43 mengatakan...

kaiaknya saya belum pantas komentar disini mas.. :)

Hamster Copo on 10 Juli 2009 pukul 10.29 mengatakan...

Oia maas..meski maas pernah nyopet tapi itu masa lalu jadi jangan dibawa--bawa kemasa depan,,pesan aku:jangan pernah merendahkan diri,,copet juga manusia

vie_three on 10 Juli 2009 pukul 16.04 mengatakan...

waduuuuhhhh maaf mas sugeng, saya malah masih merangkai kehidupan saya.... jadi kayaknya saya gak bisa berkata apa2... kalau dianggap saya mungkin masih anak bawang tentang masalah ini....

tp saya doakan masalah ini akan selesai dengan senyuman....

Rosi Atmaja on 10 Juli 2009 pukul 18.40 mengatakan...

huffff... uda banyak yg kasih komen spertinya, sy sndiri jg lum nikah jd nda berani kasih solusi takutnya malah salah hehehe, tp thanks bwt postingannya, plg ngga sy bs belajar dr ini

Ivan Rahmadiawan on 13 Juli 2009 pukul 17.21 mengatakan...

Kagak ngerti diriku, aku msh kecil. Otak ku kagak nyampe niehh! Tp aku tau siapa yg lg d bhas... Mav gak bs ksh saran... Tkut salah kata.

Unknown on 13 Juli 2009 pukul 17.31 mengatakan...

wah, saya blm koment ya. hmm...
dari sisi saya sbg wanita : tentu aja saya gak setuju kalo YBS punya wanita lain. perasaan itu mungkin timbul karena sdg ada masalah dalam rumah tangganya. walaupun YBS mengaku benar2 mencintai. tapi...apakah sudah ketemu dg wanita lain itu? benarkah kalo sudah ketemu bisa bilang : benar2 tulus mencintai?

Cinta pada sosok yg hanya dikenal via tulisan dan foto masih patut diragukan lho. Cinta bisa terbukti dan teruji bila sudah ketemu dan sering ngobrol berdua.

dari sisi kemanusiaan : kasihan sekali isterinya. apalagi sedang hamil. kalau bisa, coba bicarakan lagi baik2 dg sang isteri. yah, saya bisa memaklumi perasaan YBS sbg suami. BIcarakan juga dg mertua tentang hal ini.

Atau...bisa juga..diambil jalan tengah, untuk sementara isteri menemani ayahnya sampai ayahnya lebih baik. tapi...sang suami tetap harus setia dan jangan punya pikiran berpaling ke wanita lain. justru disini RT kalian sedang diuji.

itu aja saran saya. Maaf bila sarannya tidak baik.

riosisemut on 13 Juli 2009 pukul 22.25 mengatakan...

Hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....
Apa-apaan ini Maaaaaaaaas..??
Knapa komentnya jadi bejibun gini..? Ini koment apa postingan sih?

Baiklah karena kayaknya smua uda pada tau itu email dari siapa, maka udah selayaknya kalo aku musti ngucapin TRIMAKASIH BANYAK atas segala solusi yg ditawarkan dan aku akan mempelajari satu demi satu serta mencoba nerapin solusi itu dalam kehidupan nyata aku. Maaf kalo masalah aku justru menjadi beban buat kalian.

Special buat Mas Sugeng, seperti janji aku kmrn, aku akan membantu kalo Mas Sugeng sudah mulai lancar bisnis internetnya. Ikut mereview productnya aku juga mau. daftar aja pake blog aku Mas kan udah 3 tuh PRnya, manfaatin aja daripada mubadir.

KangBoed on 14 Juli 2009 pukul 17.49 mengatakan...

Waaaah.. sampai panjang begini.. gimana mas SUGENG dah sembuh.. kabuuuurrrrrrrrrrrrrr
Salam Sayang

Karila Wisudayanti on 17 Juli 2009 pukul 13.09 mengatakan...

Hehehe..komennya pada panjang-panjang...
Aku juga masih berusaha belajar membangun keluarga kecilku, jadi binun mo komen apa...dan memang tidak mudah...
Tapi itu semua hendaknya kembali ke komitmen awal pernikahan....
Dimana dua menjadi satu, dan didalam satu kesatuan ada dua pribadi...
Jangan egois...
Jangan pernah memberi kesempatan bagi cinta terlarang untuk berkembang...
itu aja urun rembugnya buat sekarang :)

Anonim mengatakan...

Maaf mungkin agak terlambat.....Masalah yg menimpa Mas bagaikan pepatah memakan buah simalakama...yg kemudian menjadi dilema dalam kehidupan Mas...Memang bermacam" masalah yg sering qt hadapi dalam kehidupan berumah tangga Masalah Mas jdi salah satunya...tapi percaya lah Mas selama qt masih ingat kepada-Nya Insya Allah Dia akan sedekat Urat leher qt...Ingat dalam prinsip hidup Maaf jika Mas Seorang Muslim ada 3 hal yg harus qt pegang teguh Yaitu :'Al-Quran, Al-Hadist dan Nasehat Orang Tua...Minta pendapat ke orang tua apa yg seharusnya Mas lakuin karena ini juga buat Mereka..Hidup Mati Cinta hanya Allah Yang tau tetap semangat walaupun dalam keadaan menderita..Jangan ada kata" selingkuh karena selingkuh kata lain dari bohong adalah bagian dri penghianatan...Dalam Islam Penghianatan salah satu dosa besar dan wajib di perangi...Cintai orang" di sekitar anda karena hati bukan karena pelarian...Mf Saya Belum Menikah

Posting Komentar

[ Full Page Comment Form ]

Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!

Back to TOP

 

Be A Great Person Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template