Rabu, November 25, 2009

Sahabat, Andai Aku Adalah Engkau

Ku eja porcelain, ku hitung tangga.. kaki melangkah ke arah taman..
hampir ku kebablasan.

Kulihat gadis kecilku duduk di ayunan...
didekapnya boneka Barbie tanpa baterai...
dari mulutnya mengalun lirih senandung hati.

Ku ambil tempat di atas rumput dan ku raup kata dari tas kresek...
lalu ku tebar semburat di lantai teras...
heran.....
"kenapa Mama ndak marah ya Pa?" tanya anakku lugas
"entahlah," jawabkupun singkat meski ndak jelas...

lihatlah, kucing jantan asyik mencumbu kepala tikus...
darahnyapun berserak menebar amis yg menyengat...
masuklah Dik...
biarkan Papa duduk disini...
mencumbu malam menanti pagi...

hening.... sunyi....
benarkah ini adanya? semakin bisu...
aku tak percaya, hanya satu yg akhirnya ku tahu...

tentangnya...

inikah akhir dari kenyataan hidup..?? bernafas untuk mati...
atau mati untuk hidup seribu tahun lagi..?!

Kupunguti kata demi kata yg berserak...
lalu kutata di atas kelewang yg berkarat...
dan ku tebaskan mereka kelangit kusam yg legam menghitam...
hingga sang bumi berderak gemetaran...
dan sepotong paras kusut si bulan sabit mendengus...
dari timur sangkur berpucuk-pucuk malaria menyebar amis darah kematian...
bintang kemusuk di jagad melepus tak jua mau redup...
seiring taring kucing runcing gemerincing...
liurnya menetes menimpa rumput lalu membusuk...
hangus.......!
serupa karat kelewang yg menempel ditangan lekat...
berkisah usia dan deritanya menepuk gemuruh kayu bakar lapuk.

Bukan..!
ini bukan buat bromocorah yg nafasnya terhempas ditebas butiran timah panas...
juga bukan buat anak-anak Padang dengan sukma tertekuk dikolong-kolong bangunan ambruk...

oooow... aku tahu...
mungkin ini buat si nenek yg nyaris memeluk bui hanya karena tiga bijih kakao..?
bukan..??
hmmm... pasti buat lelaki freeport bersama tempurung kepalanya yg retak-retak..

bukan..!! ke empatnya bukan...!
semua ini hanya untukmu Sahabatku...

andaikan aku adalah engkau...
kan ku tampar mulut Sang Dokter yg pintar membual...
mengatakan bahwa dirinya tahu kapan datangnya ajal...
kan kubakar hasil CT-Scan yg membuatmu kini redup tak bersinar...
dan kan kurobek-robek hasil Lab yg hanya kan membuatmu terpuruk tak berpendar...

kau lihatlah di sana...
di depan sana... lelaki kumal diujung trotoar, masih setia menggesek biola renta...
meski lagunya merengek mengaduh...
namun dia tetap bertanya...
pada arak awan di sebelah utara..
ia tetap gigih berharap...
pada kitab-kitab sejarah kumal menahan muntah...
yg ditulis dengan tangan-tangan lelah...
memberikan berita yg tak kunjung beda...
pada kota tua tempat ia berpijak...
pada masjid-masjid di tengah desa...
yg tetap megah diterjang sunami dan air bah...
pada shaf-shaf manusia di tiga jelaga dunia...
menghabiskan malam bersama butiran tasbih melingkar erat di tangannya...
pada serdadu Allah yg berderap tanpa wajah...

tak peduli ia pada nazar yg melayang rendah...
mengumbar sumpah dan serapah...
dikebas-kebaskan ke bumi pasrah hingga memerah...

Sahabatku...
andai aku adalah engkau...
kan ku ukir pagi yg cerah dengan senyuman...
kan ku poles hari yg indah dengan harapan...
kan ku lukis senja memerah dengan canda dan tawa...
dan kan ku bentangkan sepuluh jari mungilku menengadah angkasa...
berbisik-bisik bibir mencoreti tujuh langit malam dengan doa...
hanya pada-Mu ya Allah kutitipkan jiwa dan raga...
pada-Mu pula kutitipkan Ayah, Ibu, Istri dan anak-anakku yg masih belia...
buatkanlah kami rumah bersama...
dengan satu kamar yg masih tersisa...
karena di suatu waktu yg tak akan lama...
di tengah padang perburuan luka...
di malam sunyi yg mendesah Basmallah...
malaikat pasti akan mengetuk pintu di suatu kala...
mengantar kita bersama entah siapa...
dengan nama Yang Satu.. atas titah yg Dia mau...
dan kitapun hanya pasrah tak kan mampu lagi bibir berucap,
Laa illaa ha illallah... Muhammadar Rasulullah...

"tidaaaaaaaaaaaaaaaak....!!" teriakku membuncah sunyi...
mengagetkan jangkrik yg sedang mengerik...

"Papa Papa...! Papa kenapa..?" tanya anakku sedikit berbisik...
tapi aku tetap diam tak menjawab...
hanya alunan nasyid yg telah lama hadir...
menemaniku dimalam hari hingga akhirnya kami terlelap lagi.



PS :
Puisi ini saya tujukan buat
Sahabat saya yg saat ini tengah down karena di fonis dokter telah mengidap kanker lambung stadium 2B.
Ini adalah bukti kecintaan kami pada seorang sahabat sesama Blogger Indonesia.
Semoga engkau lekas sembuh Sahabatku...
Ingat..! Catatan hidup dan mati manusia itu hanya Allah yg punya.
Tetap semangat..!!

Puisi ini juga sekalian saya ikutkan dalam Parade Puisi Cinta, yg diselenggarakan oleh Pakde Cholik.Share/Save/Bookmark Subscribe



Related Posts :



52 komentar:

ateh75 on 25 November 2009 pukul 21.59 mengatakan...

Puisi yg menggugah kang sugeng ,luarbiasa .

ivan kavalera on 25 November 2009 pukul 22.35 mengatakan...

puisi yg luar biasa. aku paling suka bagian ini:
meski lagunya merengek mengaduh...
namun dia tetap bertanya...
pada arak awan di sebelah utara..

mantap

RanggaGoBloG on 25 November 2009 pukul 22.41 mengatakan...

duuh.. berat... heheheh... but tetep coment.... walau gak dong.. heheh

Blogger Admin on 25 November 2009 pukul 22.59 mengatakan...

makasih udah mau mampir kang sugeng...seneng bisa kenalan......andai aq ini mas sugeng hehe (post topic mode on)

Admin on 25 November 2009 pukul 23.00 mengatakan...

indah nian dan dalam....
nice poem bro.... lanjutkan :D

Clara Canceriana on 25 November 2009 pukul 23.13 mengatakan...

beuh, kata-katanya kagak nahan kang ^^
top markotop XD

Zippy on 26 November 2009 pukul 01.17 mengatakan...

Wuih...si akang mah kata2'x mantap bener...
Oh..ya, ini linknya berantai yah..?? :D

-Gek- on 26 November 2009 pukul 04.42 mengatakan...

Setuju kata-katanya buat saya mabok.
Hih.. luar biasa deh, sampai ke hati.

sip markusip, kalo bahasanya Mbak Fanny, kang.. :)

Sohra Rusdi on 26 November 2009 pukul 04.43 mengatakan...

aduh apalagi yang tidak bisa ditulis oleh akang nih, puisi pun begitu indah salute senior

Zahra Lathifa on 26 November 2009 pukul 05.20 mengatakan...

wuiddihh...bikin merinding kang! belajar dimana sich pinter nulis puisi gini...:D salute!! top bangeetts..! salam bt si kecil n barbie nya yach :) link nya udah aku pasang di think to be a thing, keep happy..

jhoni on 26 November 2009 pukul 09.37 mengatakan...

wah perasaan kita sama kang!!!!! gambar yg di blog saya juga buat "teman kita"!!!!!!

dwina on 26 November 2009 pukul 10.06 mengatakan...

puisi mantab mas. moga jadi penyemangat buat yg baca. kumpulan kata2 rapi banget. win aja belum mampu menulis kata seindah ini. bener2 great person

Ajeng on 26 November 2009 pukul 10.44 mengatakan...

Mati bukan milik manusia,walaupun itu adalah dokter. Senyampang nyawa masih melekat tidak boleh berputus asa.

*jempol mas untuk butiran kata-katanya*

Unknown on 26 November 2009 pukul 13.23 mengatakan...

mampir. maaf gak bisa lama2 nih.

mocca_chi on 26 November 2009 pukul 13.26 mengatakan...

hmm.. bermakna banget puisinya kang, doa dan suara hati seorang sahabat, :) nice bgt

NURA on 26 November 2009 pukul 13.31 mengatakan...

salam sobat
siip banget mas,,artikelnya bermakna mendalam.
memang kalau dimalam yang sunyi,,timbul bayangan menuju ke ILLAHI,,bersyukur dan berdoa serta berlindung kepada NYA.
aku ,engkau sama2 diciptakan sebagai manusia ,sama2 punya perasaan...mas.

-Gek- on 26 November 2009 pukul 13.37 mengatakan...

Mas.. Mas..
sedih deh.. baca postingan gek sambil lalu ya..
(T.T)
Padahal awardnya nama mas paling depan saya pasang.. huks huks..
sedih ah...........

(tetap diambil ya, nanti dingin.. :)

Ivan Rahmadiawan on 26 November 2009 pukul 13.47 mengatakan...

Gak bsa ngomong lg. Dah cukup, g perlu d komentarin. #bighugs lalu menghilang...

Ivan Rahmadiawan on 26 November 2009 pukul 13.56 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
-Gek- on 26 November 2009 pukul 14.08 mengatakan...

Hihihih.. ga papa mas..
Umur kita memang akan selalu lebih tua setiap harinya, namun kalo hati tetep.. 17 tahun.. syalalalalallll...XD

Met menikmati hidangan award.. sering2 mampir. :)

miwwa on 26 November 2009 pukul 15.22 mengatakan...

wah.. ceritanya menggugah kang..

Seti@wan Dirgant@Ra on 26 November 2009 pukul 15.34 mengatakan...

Sungguh sebuah postingan yang menggugah.
Ternyata Kang Sugeng disamping bisa menulis cerita, ternyata juga bisa menulis puisi yang menyentuh.
Moga Raden Aryo senantiasa diberi ketegaran dalam menghadapi semuanya, Amin.

Kang Sugeng on 26 November 2009 pukul 17.12 mengatakan...

@ateh75 : makasih Teh
@ivan kavalera : saya juga heran koq Mas, koq saya bisa ya nulis puisi
@RanggaGoBloG : gak papa heheh, makasih sudah mau komen
@Aditya's Blogsphere :
makasih mas, saya juga gitu
@**:´¯`·»N@n£imØ«·´¯`·** : thank's bro.
@Clara : maturnuwun Mbak
@Zippy : link berantai maksutnyah..??
@-Gek- : makasih Gek
@Munir Ardi :...
ahh bisa aja Bang Munir ini.
@Zahra Lathifa :...hehe ini juga cuma ngawur koq Mbak...
@jhoni :..."teman kita" itu memang sangat saya suka Kang, dia udah pernah baik bnget sama saya
@dwina :...amin Mbak moga yg saya tuju, baca ini.
ini tadi saya jg ndak tau Mbak, awalnya cuma duduk di luar nyari angin eeeee... ndak taunya jadi puisi
@ajeng :...setuju sekali Bu, intinya ndak boleh berputus asa.
@Sang Cerpenis : makasih...
mampir..
@mocca_chi :...makasih Nchi
@NURA :...betul sekali Mbak, makasih atas pencerahannya
@-Gek- :.. Maafin Masmu ya Gek
@Ivan@mobii :.. yo wis tak apalah Van...
@mira :...ini puisi Mbak bukan cerita
@Seti@wan Dirgant@Ra :...trimakasih Bang Iwan, amin, amin.

Sohra Rusdi on 26 November 2009 pukul 18.39 mengatakan...

berkunjung kang Selamat Hari raya

Cebong Ipiet on 26 November 2009 pukul 21.00 mengatakan...

semakin kreatif ae mas hehehehe... lanjut gan

Itik Bali on 27 November 2009 pukul 02.23 mengatakan...

Aduh kang sugeng, sepuitis itukah..
keren banget tulisannya

More Than Words on 27 November 2009 pukul 02.26 mengatakan...

Selamat hari Raya Idul Adha ya mas..

Learning On Perspective on 27 November 2009 pukul 02.28 mengatakan...

Percaya kalo mas Sugeng sahabat yang baik..
mas sugeng adalah orang yang bisa dipercaya

Pencil Colour on 27 November 2009 pukul 02.29 mengatakan...

Salam buat keluarga dan para sahabat ya mas

HB Seven on 27 November 2009 pukul 07.24 mengatakan...

mantap tenan puisinya............dua jempol kang....

Yolizz on 27 November 2009 pukul 11.38 mengatakan...

hikz... inget mas rio... :(

semoga mas rio bisa bersemangat lagi yah kang... pokoknya ga boleh patah semangat!!

btw,, puisinya bagus benerrr.. ternyata kang sugeng pinter juga mengolah kata jadi puisi...

Kabasaran Soultan on 27 November 2009 pukul 11.56 mengatakan...

Wow ....
Puisinya dahsyat...
Sangat menggugah rasa

Rosi Atmaja on 27 November 2009 pukul 13.09 mengatakan...

luar biasa.. puisi yang indah bang..

si Rusa Bawean on 27 November 2009 pukul 21.52 mengatakan...

dalem juga yaa
:)

Karila Wisudayanti on 28 November 2009 pukul 06.24 mengatakan...

Kang aku merinding baca postingan anda :)

Joddie on 28 November 2009 pukul 11.45 mengatakan...

Luar biasa kang.. aku juga merasakannya.. semoga kang rosi.. hiks :(

munir ardi on 28 November 2009 pukul 19.04 mengatakan...

belajar merangkai kata indah disini

masichang on 29 November 2009 pukul 09.41 mengatakan...

hmmm... simpati tuk sahabat akang.
disinlah peran sahabat menjadi sangat besar porsinya. sebagai baterai cadangan ketika semangat mulai melemah.
menjadi sandaran ketika mulai merebah.

Anonim mengatakan...

menyentuh banget, Kang Sugeng!!!
semoga menang di Parade Puisi Cinta ya,,
hehehe,,

oiy, thx udh mampir k blog gue ya,,
sering2 aj maen, Kang!
hehe
:)

Pakde Cholik on 4 Desember 2009 pukul 14.09 mengatakan...

Semoga sang sahabat segera sembuh ya mas.
Saya catat sebagai peserta Parade Puisi Cinta
Terima kasih atas partisipasinya.
Tadi nggak bisa kirim komentar
Ternyata sekaran sudah bisa. sip
Salam hangat dari Sukolilo

Rita Susanti on 5 Desember 2009 pukul 05.06 mengatakan...

Subhanallah torehan kata-kata yang indah dan sangat dalam sekali "rasa"nya...Salah satunya munkgin karena setiap kata itu terlahir dari hatimu yang paling dalam, membayangkan derita seorang sahabat...Aku sangat percaya sesuatu yang berasal dari hati maka akan sampai ke hati pula....

Semoga sahabat kita itu diberikan jalan yang terbaik, karena hanya ALLAH yang maha tahu apa yang terbaik untuk diri kita, meski akupun tak tahu apakah akan sanggup melalui cobaan yg begitu berat yang saat ini dia rasakan...

xitalho on 5 Desember 2009 pukul 12.51 mengatakan...

Ruar biasa... itu kesan pertama muncul ketika tanpa sengaja mampir kemari dan membaca Puisi sampeyan mas.


Met kenal ya...

reni on 5 Desember 2009 pukul 21.41 mengatakan...

walah.., puisinya panjang bener...
BTW, utk sang sahabat yg sedang sakit... semoga tabah menjalani cobaan ini.
Doa dari sahabat-2 blogger menyertaimu... Tetap semangat ya..
UTk kang Sugeng, semoga parade puisinya sukses...

Vyan RH on 6 Desember 2009 pukul 21.29 mengatakan...

Sungguh, rangkaian kata yang sangat dalam. Saking dalamnya kau baca sambil tahan nafasku agar tidak meleset satu hurufpun..
Sangat luar biasa isi dan kata-kata yang dipilih apik..
Semoga sang Sahabat menemui "kesungguhan cinta" baik dari para sahabatnya maupun dari "Sang Pemilik Cinta"

Anonim mengatakan...

trenyuh aku membaca puisi ini........

nakjaDimande on 9 Desember 2009 pukul 12.40 mengatakan...

salam
puisi yang indah dari seorang sahabat..

Al-Mauki on 10 Desember 2009 pukul 18.15 mengatakan...

setiap penulis(penyair akan mempertaruhkan nyawanya untuk setiap kata yang ditorehkannya (Seno Gumira Ajidarma), dan sepertinya Kang Sugeng telah melakukannya.
O,iy, aku paling suka puisi Akang pada bagian ini: "di depan sana... lelaki kumal diujung trotoar, masih setia menggesek biola renta...
meski lagunya merengek mengaduh.../
namun dia tetap bertanya.../
pada arak awan di sebelah utara../
ia tetap gigih berharap... "

Pada bagian ini mengena sekali, sangat memberi motivasi..

Pai on 13 Desember 2009 pukul 21.03 mengatakan...

Mantaaap banget bro.. merinding saya bacanya. semoga menang ya.. :)

Anonim mengatakan...

mantab om... siapa sahabat itu? aku turut berdoa atas kesembuhannya

Travel Jakarta Bandung on 6 Agustus 2010 pukul 00.11 mengatakan...

artikel yang bagus

Anonim on 22 Desember 2010 pukul 01.30 mengatakan...

kang puisi'a mengena bgd,,,
jangan menyerah suatu hal yang harus djauhkan.
somoga sahabat itu kan tetap berjuang.
tlong klo ada waktu mampir k blog saya,tlong kasih masukan untuk puisi2 saya.(cintakaliwarublogspot.com)

xamthone on 3 Juni 2011 pukul 09.16 mengatakan...

ok juga puisi nya jadi terinspirasi..

mksih ya

Posting Komentar

[ Full Page Comment Form ]

Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!

Back to TOP

 

Be A Great Person Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template