Minggu, Januari 10, 2010

Kisah Nyata : Perjuangan Cinta Seorang Istri Sejati

PS :
Buat kalian para Suami, para Istri maupun para calon suami istri, perlu kalian tau bahwa ini adalah satu kisah 'tragis' dalam kehidupan berumah-tangga. Saya yakin kalian nanti pasti akan menyesal dan terpaksa membaca ulang dari awal jika melewatkan satu kalimat saja dalam kisah yg saya tulis ini.

Semuanya berawal dari sebuah rumah mewah di pinggiran desa, yg mana hiduplah disana sepasang suami istri, sebut saja Pak Andre dan Bu Rina.
Pak Andre adalah anak tunggal keturunan orang terpandang di desa itu, sedangkan Bu Rina adalah anak orang biasa. Namun demikian kedua orang tua Pak Andre, sangat menyayangi menantu satu-satunya itu. Karena selain rajin, patuh dan taat beribadah, Bu Rina juga sudah tidak punya saudara dan orang tua lagi. Mereka semua menjadi salah satu korban gempa beberapa tahun yg lalu.

Sekilas orang memandang, mereka adalah pasangan yg sangat harmonis. Para tetangganya pun tahu bagaimana mereka dulu merintis usaha dari kecil untuk mencapai kehidupan mapan seperti sekarang ini. Sayangnya, pasangan itu belum lengkap.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun usia pernikahannya, mereka belum juga dikaruniai seorang anakpun. Akibatnya Pak Andre putus asa hingga walau masih sangat cinta, dia berniat untuk menceraikan sang istri, yg dianggabnya tidak mampu memberikan keturunan sebagai penerus generasi. Setelah melalui perdebatan sengit, dengan sangat sedih dan duka yg mendalam, akhirnya Bu Rina pun menyerah pada keputusan suaminya untuk tetap bercerai.

Sambil menahan perasaan yg tidak menentu, suami istri itupun menyampaikan rencana perceraian tersebut kepada orang tuanya. Orang tuanya pun menentang keras, sangat tidak setuju, tapi tampaknya keputusan Pak Andre sudah bulat. Dia tetap akan menceraikan Bu Rina.

Setelah berdebat cukup lama dan alot, akhirnya dengan berat hati kedua orang tua itu menyetujui perceraian tersebut dengan satu syarat, yaitu agar perceraian itu juga diselenggarakan dalam sebuah pesta yg sama besar seperti besarnya pesta saat mereka menikah dulu.
Karena tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, maka persyaratan itu pun disetujui.

Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan. Saya berani sumpah bahwa itu adalah sebuah pesta yg sangat tidak membahagiakan bagi siapapun yg hadir. Pak Andre nampak tertekan, stres dan terus menenggak minuman beralkohol sampai mabuk dan sempoyongan. Sementara Bu Rina tampak terus melamun dan sesekali mengusap air mata nelangsa di pipinya.
Di sela mabuknya itu tiba-tiba Pak Andre berdiri tegap dan berkata lantang,

"Istriku, saat kamu pergi nanti... ambil saja dan bawalah serta semua barang berharga atau apapun itu yg kamu suka dan kamu sayangi selama ini..!"


Setelah berkata demikian, tak lama kemudian ia semakin mabuk dan akhirnya tak sadarkan diri.

Keesokan harinya, seusai pesta, Pak Andre terbangun dengan kepala yg masih berdenyut-denyut berat. Dia merasa asing dengan keadaan disekelilingnya, tak banyak yg dikenalnya kecuali satu. Rina istrinya, yg masih sangat ia cintai, sosok yg selama bertahun-tahun ini menemani hidupnya.
Maka, dia pun lalu bertanya,

"Ada dimakah aku..? Sepertinya ini bukan kamar kita..? Apakah aku masih mabuk dan bermimpi..? Tolong jelaskan..."

Bu Rina pun lalu menatap suaminya penuh cinta, dan dengan mata berkaca dia menjawab,

"Suamiku... ini dirumah peninggalan orang tuaku, dan mereka itu para tetangga. Kemaren kamu bilang di depan semua orang bahwa aku boleh membawa apa saja yg aku mau dan aku sayangi. Dan perlu kamu tahu, di dunia ini tidak ada satu barangpun yg berharga dan aku cintai dengan sepenuh hati kecuali kamu. Karena itulah kamu sekarang kubawa serta kemanapun aku pergi. Ingat, kamu sudah berjanji dalam pesta itu..!"


Dengan perasaan terkejut setelah tertegun sejenak dan sesaat tersadar, Pak Andre pun lalu bangun dan kemudian memeluk istrinya erat dan cukup lama sambil terdiam. Bu Rina pun hanya bisa pasrah tanpa mampu membalas pelukannya. Ia biarkan kedua tangannya tetap lemas, lurus sejajar dengan tubuh kurusnya.

"Maafkan aku istriku, aku sungguh bodoh dan tidak menyadari bahwa ternyata sebegitu dalamnya cintamu buat aku. Sehingga walau aku telah menyakitimu dan berniat menceraikanmu sekalipun, kamu masih tetap mau membawa serta diriku bersamamu dalam keadaan apapun..."


Kedua suami istri itupun akhirnya ikhlas berpelukan dan saling bertangisan melampiaskan penyesalannya masing-masing. Mereka akhirnya mengikat janji (lagi) berdua untuk tetap saling mencintai hingga ajal memisahkannya.
Yup... till death do apart..! Subhanallah...#.#.#



Tahukah kalian, apa yg dapat kita pelajari dari kisah di atas?
Kalau menurut Kang Sugeng sih begini, tujuan utama dari sebuah pernikahan itu bukan hanya untuk menghasilkan keturunan, meski diakui mendapatkan buah hati itu adalah dambaan setiap pasangan suami istri, tapi sebenarnya masih banyak hal-hal lain yg juga perlu diselami dalam hidup berumah-tangga.
Untuk itu rasanya kita perlu menyegarkan kembali tujuan kita dalam menikah yaitu peneguhan janji sepasang suami istri untuk saling mencintai, saling menjaga baik dalam keadaan suka maupun duka. Melalui kesadaran tersebut, apapun kondisi rumah tangga yg kita jalani akan menemukan suatu solusi. Sebab proses menemukan solusi dengan berlandaskan kasih sayang ketika menghadapi sebuah masalah, sebenarnya merupakan salah satu kunci keharmonisan rumah tangga kita.

"Harta dalam rumah tangga itu bukanlah terletak dari banyaknya tumpukan materi yg dimiliki, namun dari rasa kasih sayang dan cinta pasangan suami istri yg terdapat dalam keluarga tersebut. Maka jagalah harta keluarga yg sangat berharga itu..!"Share/Save/Bookmark Subscribe



Related Posts :



87 komentar:

-Gek- on 10 Januari 2010 pukul 21.59 mengatakan...

*tears

-Gek- on 10 Januari 2010 pukul 22.00 mengatakan...

Lagi-lagi diberi jawaban oleh Tuhan.. baru saja, saya berkata hal yang sama.. Kang.

Harta - tidak akan pernah membuat bahagia.

Ceritanya memang benar-benar menyentuh.

ateh75 on 11 Januari 2010 pukul 05.17 mengatakan...

Hanya saling mengerti,memahami dan menerima kekurangan masing2, menjalani rumah tangga ,insyaallah akan langgeng.

*Maaf koneksi lg lambat ,membuat sulit untuk komentar diblog sahabat.

ellysuryani on 11 Januari 2010 pukul 05.48 mengatakan...

Tulisan penuh makna dan bermanfaat. Maka Tuhanpun berkata, wahai kalian para suami/istri serta para calon suami/istri, pelajarilah hal berharga ini, maka kelak suami/istrimu akan menjadi cinta yang mmebuat indah semesta. Nice post kang.

elpa on 11 Januari 2010 pukul 06.59 mengatakan...

begitu buat terharu...saling memahami pastinya sebuah rumah tangga akan terjaga,saling menerima kekurangan juga kelebihan pasangan,krn manusia itu tak sempurna.jgn jadikan keturunan adalah alasan untuk berpisah ingat komitmen saat menikah dulu.harta materi itu perlu tp lebih penting harta kasih sayang yg melimpah...sebagai landasan berumahtangga...sayang,cinta,pengetian,memahami satu sama lain,terbuka....
nice post kang sugeng...moga berbahagia slalu sampai selamanya

Clara Canceriana on 11 Januari 2010 pukul 07.25 mengatakan...

ceritanya dasyat ini
meski aku belom nikah, tapi paling ga ini bisa jadi pejaran buat nantinya.

Freya on 11 Januari 2010 pukul 07.59 mengatakan...

nyuh...saya terharu....

narti on 11 Januari 2010 pukul 08.40 mengatakan...

kisah yang mendalam...
banyak nilai bisa kita ambil

sda on 11 Januari 2010 pukul 08.43 mengatakan...

jadi terharu bacanya.
buat bercermin sendiri nih...
makasih sudah berbagi kisahnya.

Seti@wan Dirgant@Ra on 11 Januari 2010 pukul 08.43 mengatakan...

Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena menikah / kawin adalah sesuatu yang sakral dan dapat menentukan jalan hidup seseorang.

Kisah yang menyentuh Kang....
Cinta kasih sejati seorang isteri yang patut diteladani.

Seti@wan Dirgant@Ra on 11 Januari 2010 pukul 08.44 mengatakan...

Saya sangat setuju dengan penutup postingan kang Sugeng ;
"Harta dalam rumah tangga itu bukanlah terletak dari banyaknya tumpukan materi yg dimiliki, namun dari rasa kasih sayang dan cinta pasangan suami istri yg terdapat dalam keluarga tersebut. Maka jagalah harta keluarga yg sangat berharga itu..!"

dinoe on 11 Januari 2010 pukul 09.48 mengatakan...

kisah yang sangat menginspirasi...saya setuju dgn kata yang terakhir itu kang....

Kabasaran Soultan on 11 Januari 2010 pukul 09.49 mengatakan...

Nice sharing ...
harta bukanlah segala-galanya.

ocheholic on 11 Januari 2010 pukul 10.12 mengatakan...

berguna buat yg belum menikah, hihihihi

*curhat pribadi*

Ajeng on 11 Januari 2010 pukul 11.14 mengatakan...

Speechless mas.. Ada banyak pembelajaran yg bisa kita ambil dari sini..

Ivan Rahmadiawan on 11 Januari 2010 pukul 11.50 mengatakan...

#Ahem

azzaam on 11 Januari 2010 pukul 12.48 mengatakan...

indahnya, ketika cinta menjadi kisah yang mengharukan..

SunDhe on 11 Januari 2010 pukul 12.58 mengatakan...

Uwaaaa... dhe nangis... asli mata dhe berkaca2. Tau ga :( dhe tu di ungaran (kab.semarang) tanpa siapapun. ibu dan rumah dhe rata waktu tsunami. bapak nikah lg dna ga begitu ngeh akan kehidupan dhe. dhe biayain idup sendiri hingga akhirnya dhe ketemu hubby di ungaran. dia yang slalu menyemangati dan menyayangi dhe dengan bgitu tulus. uwaaaaaaaaaaa... postingan ini sungguh hebat :((

isti on 11 Januari 2010 pukul 13.45 mengatakan...

tidak mudah memang menemukan pasangan yg sejiwa. walau sudah bertahun menikah, kadang byk sisi pasangan kita yg berubah. Dan salut buat pasangan pak andre dan bu rina

FaiS on 11 Januari 2010 pukul 13.45 mengatakan...

sungguh memberikan bnyak pelajaran ni crita.

Mr, Kem on 11 Januari 2010 pukul 15.02 mengatakan...

semoga istri saya begitu..hehe. amiin

waah ceritanya sangat menginspirasi kang. Sangat membius...

Kekuatan cinta memang terkadang tidak bisa di nalar, sungguh pria yang beruntung mendapatkan cintanya. Inilah belahan jiwa sesungguhnya..

saat kita di satukan dalam sebuah ikatan perkawinan, hanya Allah lah yang bisa memutuskannya..( ajal )

ivan kavalera on 11 Januari 2010 pukul 15.49 mengatakan...

Maaf nih, kang saya baru mampir. Benar, sangat rugi jika melewatkan satukata saja dalam postingan kisah ini. Sangat bermanfaat bagi yang belum married nih terutama saya sendiri.

a-chen on 11 Januari 2010 pukul 15.58 mengatakan...

duuuuh, jadi pengin nikah sekarang.... mantab kisahnya...

munir ardi on 11 Januari 2010 pukul 16.22 mengatakan...

saya bookmark dulu kang bagus sekali sebagai nasehat untuk menghadapi dunia rumah tangga

Blogger bumi lasinrang on 11 Januari 2010 pukul 16.24 mengatakan...

cihuy dapat bekal nih sebelum nikah nggak rugi saya jalan kesini slam kenal mas

Simple world on 11 Januari 2010 pukul 16.27 mengatakan...

Nice article friend I need this to face my wife he like angry and scream

jhoni on 11 Januari 2010 pukul 17.36 mengatakan...

materi memang bukan segalanya, tapi tetap bagian yang penting dalam kehidupan tidak saja berumah tangga........

kasih antara suami dan istri yang dalam......sudah seharusnya bisa ditiru oleh kita semua..............

nice story kang!!!!!

MONOKROM on 11 Januari 2010 pukul 18.07 mengatakan...

KISAH YANG SANGAT MENARIK DAN MENDIDIK KITA SEMUA, BAHWA CINTA TIDAK BOLEH MENUNTUT, CINTA HARUS MENERIMA APA ADANYA, CINTA UNTUK BERBAGI MENERIMA REALITAS KEHIDUPAN DENGAN IHKLAS, KEKURANGAN BUKAN BELUM TENTU DARI SALAH SATU PIHAK, BISA JADI UJIAN YANG DIBERIKAN OLEH YANG KUASA ... TILL DEATH DO US PART ... SEPERTI LAGUNYA WHITE LION PADA ALBUM MANE ATTRACTION ...KALAU DAK SALAH HE HE HE ...

Blogger Admin on 11 Januari 2010 pukul 21.23 mengatakan...

Itu impian q...aq ingin dapet wanita yang mau seperti itu kang......pria mana sih yang ga luluh hatinya?ya kan?

Ninda Rahadi on 11 Januari 2010 pukul 21.23 mengatakan...

mampir numpang terharu :'(

sedih kang ceritanya..

si Rusa Bawean on 11 Januari 2010 pukul 23.17 mengatakan...

menyentuh banget boss ceritanya
:)

Link Tea on 12 Januari 2010 pukul 00.23 mengatakan...

Cerita yang sangat menyentuh sekali sob.. itulah cermin..istri sejati ..
ohya sesama dofollow saya telah pasang linknya khusus blog DF .. tolong di linkbac juga ya.. n lam kenal

Saung Web on 12 Januari 2010 pukul 00.24 mengatakan...

Sangat terharu sekali sob.. cerita yang sangat bagus n mesti dibaca oleh para ibu nih..

liudin on 12 Januari 2010 pukul 02.18 mengatakan...

saya kira juga demikian, pernikahan itu terjadi karna 2 orang yang saling berkomitmen untuk menerima sgala kekurangan dan kelebihan pasangan kita masing-masing, meskipun mandul.

Seti@wan Dirgant@Ra on 12 Januari 2010 pukul 08.55 mengatakan...

Aku juga nggak tau Kang...
Mungkin Blog saya memang yang lagi trouble.
banyak teman yang tidak bisa koment.
Mohon solusinya.

Bang Ais on 12 Januari 2010 pukul 12.12 mengatakan...

kisah yang haru kang,,, nice post

buwel on 12 Januari 2010 pukul 13.39 mengatakan...

Saya sama dengan pemilik cendrawasih11.blogspot Kang.... hehehehe, maaf...

azzaam on 12 Januari 2010 pukul 14.40 mengatakan...

mohon dukungannya kawan, keadilan kembali dipersalahgunakan...

dinoe on 12 Januari 2010 pukul 15.19 mengatakan...

kisah yang mengharukan kang...sebuah kekuatan cinta sejati..yg patut jd contoh buat kita semua....

Kang Sugeng on 12 Januari 2010 pukul 15.53 mengatakan...

Saya haturkan beribu-ribu trimakasih buat para komentator sekalian, maaf saya ndak bisa balas satu persatu, harapan saya semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua bahwa perceraian adalah momok yg sangat menakutkan buat setiap pasangan dalam rumah tangga. Seberat apapun hidup ini, sehebat apapun kalian cek-cok jangan sekali-kali menyebut kata cerai..!

Ivan Rahmadiawan on 12 Januari 2010 pukul 16.09 mengatakan...

Wah, harus cari istri yg kya gt nieh. Sabar dan Masih mencintai suami yg gak sabaran.
Pak andre harus rajin berdoa kalu lg gituan. #magbener kan?

None on 12 Januari 2010 pukul 16.11 mengatakan...

Subhananallah Om.. ini akan menjadi pelajaran buatku, pelajaran hidup yang tak akan pernah terlupakan, benar2 sebuah tulisan yang membuatku berfikir, "Menikah" bukan cuma mendapatkan keturunan, :), ada yang lebih besar dari semua itu.

Nyunz on 12 Januari 2010 pukul 16.12 mengatakan...

Semoga aku akan menjadi seorang wanita yang seperti itu, materi dan semua barang di dunia ini dapat di beli, tapi ketulusan, tak ada yang bisa memaksakan itu :)

Rumah Ide dan Cerita on 12 Januari 2010 pukul 16.23 mengatakan...

Sangat inspiratif. Kita tidak menyangka apa akhirnya yang dibawa oleh sang istri. Manta Kang.

Anonim mengatakan...

Istri solehah, dialah bidadari syurga yang diturunkan untuk suami yang soleh. semoga begitulah kita..

Joddie on 12 Januari 2010 pukul 23.35 mengatakan...

hiks.. mantep kang, aku jadi terharu baca kisah ini.. romantis.. beautiful.. ^^

Yanuar Catur on 13 Januari 2010 pukul 06.17 mengatakan...

kenapa yah, kok sekarang selalu diukur dengan harta,bukan selalu sich, tapi kebanyakan..
biarlah tuhan yang menjawab dan mengetuk hati orang-orang ini
cerita yang inspiratif kang
hehhehe

SeNjA on 13 Januari 2010 pukul 07.53 mengatakan...

aku terharu nih kang,....merinding membaca kisah ini,cinta seorang istri yg sangat luar biasa hiks...

SeNjA on 13 Januari 2010 pukul 07.54 mengatakan...

selamat pagi kang,...selamat beraktifitas yaaa....

nuansa pena on 13 Januari 2010 pukul 08.11 mengatakan...

Kisahnya menyentuh sekali, akhirnya ditemukannya juga cinta sejati itu, tanpa hartapun cinta sejati tetap langgeng dalam sebuah perkawinan!

bre on 13 Januari 2010 pukul 09.55 mengatakan...

suami istri itu dapet pelajaran yg berharga sekali..bahwa bersyukur atas apa yg telah dimiliki itu penting. Mungkin dengan lebih bersyukur mereka bisa dikaruniai seorang buah hati.

hehehe sorry bos kalo jarang kemari. sejak desember emang lagi agak banyak something yg dikerjain... tapi Insya Allah mulai januari ini akan lebih konsisten berkunjungnya... hehehe.

attayaya on 13 Januari 2010 pukul 10.43 mengatakan...

pelajaran yang sangat berharga kang
patut disimak bagi yang mencari suami/istri, bahkan yang telah bersuami/beristri.
berumahtangga bukan sekedar mencari keturunan ataupun harta

nb :
kang.. pinjem penthungan mo menthung bang ais
penthungan kemaren dah patah
jiahahahaha...

lingkungan kita on 13 Januari 2010 pukul 11.39 mengatakan...

bener sekali mas.....keluarga adalah harta yang paling berharga....keluarga juga adalah amanah dy yang maha kuasa....

eet on 13 Januari 2010 pukul 11.41 mengatakan...

soal anak itu adalah amanah dan rezki...tergantung yg kuasa.....sesungguhnya keluarga adalah harta yang tak ternilai harganya

Sekar Lawu on 13 Januari 2010 pukul 11.43 mengatakan...

Kang, terima kasih sudah berbagi cerita ini...nice posting benar...saya tersentuh... Semoga saya bisa mengmabil hikmah dari kisah ini....

Thx so much

7 taman langit on 13 Januari 2010 pukul 11.44 mengatakan...

salam sejahtera
pesan yang disampaikan begitu mantap
ya benar keluarga kita adalah harta yang paling berharga
dan tidak akan bisa digantikan oleh uang
betul-betul kisah yang mengharukan

Alam Hijau on 13 Januari 2010 pukul 11.59 mengatakan...

tulisan penuh petuah, saya terpesona cara penuturannya!

NURA on 13 Januari 2010 pukul 12.13 mengatakan...

salam sobat
kisahnya,,bisa dijadikan bahan renungan semua pembacanya.
cintanya lebih berharga daripada sekedar harta.

maaf kemarin salah tempat ya,,komentarnya.

miwwa on 13 Januari 2010 pukul 12.24 mengatakan...

ceritanya menyentuh banget ;(
uang memang penting, tapi tanpa orang yang disayang, ga ada artinya lagi.

Unknown on 13 Januari 2010 pukul 14.23 mengatakan...

aih, indahnya kisah cinta mereka.

Seti@wan Dirgant@Ra on 13 Januari 2010 pukul 15.29 mengatakan...

mampir sore menyapa dengan senyum keceriaan. Sambil membaca kisah menarik yang penuh perenungan.
Selamat dan sukses selalu Kang.

Elsa on 13 Januari 2010 pukul 15.35 mengatakan...

subhanallah... benar benar istri yang mulia...
romantis sekali!!!

BlogCamp on 13 Januari 2010 pukul 16.44 mengatakan...

Manusia sering menghityng yang belum punya dan tak mau mensyukuri nikmat yang ada. DSudah punya isteri yang setia,baik hati,cantik eee malah tergiur wanita lain yg nggak benar. Itulah dunia mas.
Cerita yang sangat bagus dan endingnya hebat.
Salam dari Sukolilo

Aulawi Ahmad on 13 Januari 2010 pukul 17.15 mengatakan...

suatu kisah yg luar biasa, tq dah berbagi :) salam kenal balik kang, tq dah mampir :)

denie on 13 Januari 2010 pukul 21.29 mengatakan...

ya pasti actuh kan ku jugah pernah hidup di thn 2008 wkwkwkwkwkwkwkwk?

cinta on 13 Januari 2010 pukul 21.31 mengatakan...

luar biasa pada orang yang suka ngeblog.............

editya on 13 Januari 2010 pukul 22.40 mengatakan...

sediiih banget ceritanya....hiks

anazkia on 13 Januari 2010 pukul 23.50 mengatakan...

Subhanallah.. Perjuangan isteri, yang sangat luar bisa. Maaf yah kang, baru singgah

Kang, mau ikutan kontes lagi gak? "HIDUP BERANI GAGAL" hadiahnya RM. Terus, waktunya dah mepet nih kang, tinggal 7 hari lagi...

buwel on 14 Januari 2010 pukul 01.14 mengatakan...

selamat pagi ajah Kang, sukses selalu ya...

anggi zahriyan on 14 Januari 2010 pukul 07.38 mengatakan...

Mantab kang... Ternyata kekayaan bukan hanya tentang materi tetapi juga keluarga yg saling menyayangi.

senoaji on 14 Januari 2010 pukul 08.23 mengatakan...

hmmm...

Anonim mengatakan...

sebuah perceraian dirayakan dengan sebuah pesta? nyatakah? ah, toh bukan ini inti ceritanya, betul kan? Harta dan keluarga, adalah sebuah amanah sekaligus anugerah dimana keduanya bisa menjadi musibah apabila kita tak mampu menjaganya dengan baik dan benar.

phonank on 15 Januari 2010 pukul 19.20 mengatakan...

Klo yang ini di simak dolo deh... lumayan banyak dari ketiga postingan sebelumnya yg udah phonank Komenin, hehehe

baca dulu yah.. ^__^

denie on 18 Januari 2010 pukul 23.01 mengatakan...

halooo gimana nih soal blognya? kalo ada informasi baru langsung beri tau aku ya?

hari Lazuardi on 22 Januari 2010 pukul 15.24 mengatakan...

Cinta sejati, harus dimiliki oleh kedua belah pihak sebagai dasar membangun mahligai bahtera rumah tangga yang kokoh..

Unknown on 19 Juni 2010 pukul 04.19 mengatakan...

Subhanallah...izin share sj ya...:)

<.> on 18 Juli 2010 pukul 07.49 mengatakan...

nice..benar-benar memberi pelajaran bagi kaum pria, terutama suami.

Travel Jakarta Bandung on 5 Agustus 2010 pukul 23.24 mengatakan...

salut dgn perjuangannya

Anonim mengatakan...

poligami aja.....ga perlu cerai

Ichsan Prawira Nagara on 17 Oktober 2010 pukul 22.56 mengatakan...

greet story

travel surabaya ke bali on 28 Oktober 2010 pukul 15.47 mengatakan...

bagus nih artikelnya bisa jadi pertimbangan untuk kita kalau kita akan hidup berumah tangga

Anonim mengatakan...

aku akan menjaga istri ku kelak, apa pun itu.

Anonim mengatakan...

makasih atas cerita yg sangat membangun diri ini...

akanefiles on 29 Mei 2011 pukul 20.43 mengatakan...

nice story..
jadi terharu....
berharap bisa menemukan pasangan hidup seperti itu...

Anonim mengatakan...

sungguh sangat menyentuh masuk kedalam hati...... makasih?? ku baru tau.....

dhanu_sz on 14 Oktober 2011 pukul 13.52 mengatakan...

Cerita yang menarik, kalo boleh di-ijinkan, saya minta ijin kopas cerita, ke blog saya, kira2 boleh tidak?

Trims.

Anonim mengatakan...

MATERI BUKAN SEGALANYA... TAPI HARI GINI SEGALANYA BUTUH MATERI...

Posting Komentar

[ Full Page Comment Form ]

Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!

Back to TOP

 

Be A Great Person Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template