Selasa, Januari 26, 2010

Sepasang Telinga Itu

PS :
Cerita ini dulunya saya dapat dari salah satu teman friendsterku asal Malaysia yg sudah saya edit (aslinya berbahasa Malay). Bagi yg sudah pernah membacanya silakan langsung komen.


Alkisah...
dengan mata memancar penuh kebahagiaan,

"bisa saya melihat bayi saya, Dok..?"

pinta seorang Ibu yg baru saja melahirkan anak pertamanya.
Begitulah awal dari kisah yg saya tulis kali ini, ketika gendongan itu sudah berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yg membungkus wajah bayi lelaki mungil itu, Ibu itu menahan nafasnya.
Dokter yg menungguinya pun segera berbalik memandang ke arah luar jendela. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah daun telinga..! Na'udzubillahi mindhalik..

Namun demikian waktupun membuktikan, meski tanpa daun telinga, pendengaran bayi yg kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu, tetap bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yg memang nampak sedikit aneh.

Suatu hari anak lelaki itu berlarian pulang ke rumah dan segera membenamkan wajahnya di pelukan sang Ibu sambil menangis tanpa henti. Ibu itu sungguh bisa ikut merasakan bahwa hidup anak lelakinya pasti penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak sambil berkata,

"Ibu... seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh, masa' anak manusia ndak punya daun telinga..."

Ibunyapun tak bisa berkata apa-apa lagi, hanya tetesan air mata dan belai lembut yg sanggub ia berikan.

Waktu terus berlalu dan tahunpun berganti. Anak lelaki itu sekarang sudah tumbuh dewasa. Meski tanpa daun telinga, ia cukup tampan di balik ketidak-sempurnaannya. Ia pun mulai disukai beberapa teman di sekolahnya. Ia juga berbakat di bidang musik dan menulis. Ingin sekali ia menjadi ketua kelas, namun Ibunya selalu mengingatkan,
"bukankah dengan menjadi ketua kelas itu nantinya kamu akan bergaul dengan lebih banyak lagi remaja-remaja ya lain? dan apakah kamu sudah siap dengan segala konsekwensinya, anakku??"
jauh di lubuk hatinya, Ibu itu merasakan trenyuh yg amat sangat.


Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yg bisa mencangkokkan daun telinga untuknya.

"Saya yakin saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tapi harus ada seseorang yg bersedia mendonorkan telinganya"
kata dokter itu.
Kemudian, kedua orang tua itu mulai mencari siapa yg mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada anaknya.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah kini saatnya mereka memanggil anak lelakinya,
"Nak, seseorang yg tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya untukmu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia"
kata sang ayah.

Alhasil, operasi pun berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun tlah lahir. Lelaki tampan dengan bakat musiknya yg hebat. Kepiawaiannya dalam menulis pun mampu merubah dirinya menjadi kejeniusan tersendiri. Ia pun menerima banyak sekali penghargaan. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya,
"Yah, aku harus tahu siapa yg telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yg besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."

Ayahnya menjawab,
"Ayah yakin kamu takkan bisa membalas kebaikan hati orang yg telah memberikan telinga itu."

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan,
"Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasianya rapat-rapat. Hingga suatu ketika, sebuah berita menyedihkan diterima oleh keluarga tersebut. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu harus menerima kenyataan, berdiri terpaku di depan jenazah ibunya.
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...
Sang Ibu telah berpulang..!!

Dengan sangat perlahan, di sela-sela tetes air matanya, sang ayah membelai lembut rambut jenazah ibu yg terbujur kaku itu lalu berkata lirih pada anaknya,
"Anakku, coba kamu sibakkan rambut Ibumu..."

Anak itupun menuruti apa kata Ayahnya, dengan tangan gemetar, ia menyibakkan rambut Ibunya sehingga tampaklah bahwa ternyata sang ibu tidak memiliki daun telinga lagi. Klak..! Bagai tercekat kerongkongan anak itu bahkan untuk sekedar menelan ludah saja, itu sangat sulit baginya.

"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya,"
bisik sang ayah. "dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan? Kecantikan yg sejati itu tidak terletak pada penampilan tubuh namun ada di dalam hatinya.
Harta karun yg hakiki itu tidak terletak pada apa yg bisa terlihat, namun pada apa yg tidak dapat dilihat.
Cinta yg sejati tidak terletak pada 'apa yg telah dikerjakan dan diketahui', tapi pada 'apa yg telah dikerjakan namun tidak diketahui."

Anak itupun hanya bisa menangis dan menangis tanpa henti sambil memeluk jasad Ibunya erat-erat,

"trimakasih Ibu... sungguh tak pernah terbayang olehku betapa besar pengorbananmu untukku..."

(**..hwaaaaaa... T_T..**)Share/Save/Bookmark Subscribe



Related Posts :



56 komentar:

Dinoe on 25 Januari 2010 pukul 19.48 mengatakan...

Cerita yg mengharukan kang...betapa besar pengorbanan seorang ibu demi kesempurnaan anaknya..

Dinoe on 25 Januari 2010 pukul 19.51 mengatakan...

Pertamaxxx kang...

angger on 25 Januari 2010 pukul 20.14 mengatakan...

ketigaxxx gak yach???

angger on 25 Januari 2010 pukul 20.17 mengatakan...

makasih banget kang sugeng atas kritik dan sarannya kemarin,gak nyangka jika yang rela mendonorkan telinga adalah ibu,sunggu besar pengorbanan seorang ibu untuk anak terkasih.....

Jhoni20 on 25 Januari 2010 pukul 20.20 mengatakan...

cinta ibu memang sepanjang masa!!!!

salut kang dengan ceritanya!!!!!......wah blog ini dofollow ya kang!!! katanya si PR jadi susah naik lho......(katanya)

Wawan Kurn on 25 Januari 2010 pukul 20.20 mengatakan...

Hmmm,
Terima kasih kak!

None on 25 Januari 2010 pukul 20.42 mengatakan...

ibu, selalu menjadi orang yang selalu ingin anaknya jadi lebih dan lebih baik, hikz... begitu besar pengorbananmu bunda, tanpa daun telingapun, sekarang engkau berkorban banyak untuk kami, anak anakmu :)

nyunz on 25 Januari 2010 pukul 20.44 mengatakan...

nyunz ikutan yah Om, heheh, maaf baru dateng !:)

Bunda Alfi on 25 Januari 2010 pukul 20.46 mengatakan...

Sungguh menghentakku ceritanya kang, itulah besarnya rasa cinta seorang ibu terhadap anaknya yang rela mengorbankan walau yang sanagt berharga sekalipun.

Nice story...maaf kang baru mampir lagi ya.

Clara Canceriana on 25 Januari 2010 pukul 21.05 mengatakan...

waaaaa~ ini ceritanya nyedihin banget Kang
ternyata ibu itu mau ya ngorbanin apa pun demi anaknya...salut banget >.<

marsudiyanto on 25 Januari 2010 pukul 21.10 mengatakan...

Itulah perbedaan pengorbanan seorang Ibu dibanding Ayah.
Ibu berani meninggalkan egonya demi anak.
Kalau Ayah?

Blogger Admin on 25 Januari 2010 pukul 21.41 mengatakan...

AL KISAH YANG BAGUS......BANG SUGENG........PA KABAR NIH?MAAP SAYA LAMA GA BERKOMENTAR BANG....JARANG BUKA BLOG SOALE...TAPI BEWE SAYA USAHAKAN TETEP KOK.....SALAM DAN SEMOGA SUKSES TERUS DENGAN BLOG NYA....

Fi on 25 Januari 2010 pukul 22.43 mengatakan...

ibu memang makhluk tehebat sepanjang zaman...

Zippy on 25 Januari 2010 pukul 23.04 mengatakan...

Sudah pernah baca kang, tapi tetep sedih bacanya.
Sungguh kasih seorang ibu yang luar biasa.

Laksamana Embun on 25 Januari 2010 pukul 23.23 mengatakan...

Cerita yang bagus kang, penuh sarat dan makna...

Sukses selalu buat blog ini..

Bahauddin Amyasi on 26 Januari 2010 pukul 01.46 mengatakan...

Subhanallah! Saya jadi teringat apa yang pernah disabdakan dalam sebuah hadits; bahwa seorang anak tidak akan pernah bisa membalas kebaikan orang tuanya....

Ahm betapa besar pengorbanan seorang Ibu untuk kebahagiaan anak-anaknya...

buwel on 26 Januari 2010 pukul 01.52 mengatakan...

kang mampir dulu ya, dah ngantuk... :-)

just Rosi on 26 Januari 2010 pukul 06.05 mengatakan...

yah bener kang, kadang qt terlalu memikirkan kekurangan yg tak nampak daripada melihat lbh jauh ttg makna kesempurnaan itu sendiri. nice posting. so touching

Ivan Rahmadiawan on 26 Januari 2010 pukul 06.25 mengatakan...

Kashan diri mu kung, ni tulisan sudah lama bgt. Ak dah bc dr awal 2009an... Bbrp blogger jg udah ngpost crta ini.

Kang Sugeng on 26 Januari 2010 pukul 07.19 mengatakan...

@ivan : kan Kang Sugeng udah bilang dari awal, ini tulisan emang udah lama, jaman aku masih punya friendster dulu. Ini udah saya edit, tadinya Bahasa Malay

phonank on 26 Januari 2010 pukul 07.39 mengatakan...

Mengharukan sekali,,

ternyata selama ini yang memberikan sepasang daun telinga kepada anak tampan itu adalah ibunya sendiri.

Sungguh besar sekali pengorbanan sang ibu untuk anak yang sangat ia cintai, ia rela memberikan seluruh jiwa dan raganya hanya untuk mmberikan yang terbaik untuk anaknya....

Blogger puisi on 26 Januari 2010 pukul 07.45 mengatakan...

Waduuh ceritanya panjan bgt sob,ampe pegel nie bacanya..hehe.oke lam kenal aja ya sob!aku tggu koment baliknya diblogku,jg salam kenal buat blogger2 yg laen

eka on 26 Januari 2010 pukul 08.32 mengatakan...

hiks...terharu....

Unknown on 26 Januari 2010 pukul 10.28 mengatakan...

sedih sekali. ibu yg sangt mengasihi anaknya.

catatan kecilku on 26 Januari 2010 pukul 11.10 mengatakan...

Ceritanya membuatku sedih nih kang... hikss... hikss... *mengelap air mata*

the others... on 26 Januari 2010 pukul 11.14 mengatakan...

Kasih sayang seorang ibu memang luar biasa, dia rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan anaknya. Salut banget...

the others... on 26 Januari 2010 pukul 11.19 mengatakan...

Kasih sayang seorang ibu memang luar biasa, dia rela mengorbankan dirinya utk kebahagiaan anak2-nya. Mantap..!

attayaya on 26 Januari 2010 pukul 15.14 mengatakan...

pengorbanan yang sangat luar biasa
menyimpan rahasia besar yang sangat berarti

BrenciA KerenS on 26 Januari 2010 pukul 15.32 mengatakan...

kasih ibu memang sepanjang masa..
sudah setengah mati mengorbankan nyawa saat melahirkan...sekarang juga mengorbankan telinga untuk anaknya...

renungan yang menyentuh.. :)

Yolizz on 26 Januari 2010 pukul 16.22 mengatakan...

hikz.. hikz.. aku terharu banget kang,, huaaaaaaaaa.... T_T

Aulawi Ahmad on 26 Januari 2010 pukul 17.07 mengatakan...

intinya seorang ibu pasti rela mengorbankan apapun demi kebahagiaan anaknya...nice post :)

Ninda Rahadi on 26 Januari 2010 pukul 18.13 mengatakan...

subhanallah... begitulah memang kasih ibu tak terhingga.. meskipun saya sudah pernah baca juga kisah ini.. tapi tetap mengesankan :)

Miawruu on 26 Januari 2010 pukul 19.07 mengatakan...

hiks... sungguh cerita yg sangat menyentuh dan indah. ada cerita lainnya dari teman kang Sugeng itu ga?

buwel on 26 Januari 2010 pukul 20.01 mengatakan...

Subhanalloh, kasih ibu tak mungkin terbalas memang....

a-chen on 26 Januari 2010 pukul 20.02 mengatakan...

Bila merasakan kasih Ibu, seperti hutang yang takakan bisa terbayar,...

Sekar Lawu on 26 Januari 2010 pukul 20.10 mengatakan...

Ibu...adalah buku yang tak pernah habuis kubaca...
Dan kini, aku adalah seorang Ibu, aku bahagia untuk itu... Thx postingnya....

Anonim mengatakan...

semua ibu adalah perempuan, tapi tak semua perempuan adalah ibu, karena untuk menjadi seorang ibu butuh pengorbanan, ketulusan dan keikhlasan. berbahagialah yang telah bisa menjadi ibu, dan berusahalah agar bisa menjadi 'ibu'

Sudinotakim on 27 Januari 2010 pukul 15.52 mengatakan...

Nice artikel kang...betapa besar cinta ibu terhadap anak2 ...

Pohonku Sepi Sendiri on 27 Januari 2010 pukul 16.32 mengatakan...

kisah yg sungguh luar biasa kang.. kisah nyata nggak ya kang? malah jadi penasaran.. hehe..
oh iya, di tempatku ada award buat kang sugeng.. mohon sekiranya bersedia 'tuk menerima.. :)

Seti@wan Dirgant@Ra on 27 Januari 2010 pukul 16.40 mengatakan...

pengorbanan yang tulus dari seorang ibu...
Saya jadi terenyuh membacanya Kang.
jadi inget almarhumah Ibu...

ocheholic on 27 Januari 2010 pukul 17.55 mengatakan...

ibu,,
dimanapun,,apapun,,
selalu sempurna bagi kita anak2nya ;)

si Rusa Bawean on 27 Januari 2010 pukul 18.37 mengatakan...

sangat menginspirasi bosss

soewoeng on 27 Januari 2010 pukul 20.18 mengatakan...

lha pas dipasang waktu kecil apa telinganya ngak kebesaran?

angger on 27 Januari 2010 pukul 21.07 mengatakan...

ibu itu makhluk yang paling sempurna,dan mempunyai hati bagai matahari yang selalu menyinari seseorang yang dikasihinya,jadi kangen ma ibu yang sekarang disumatra,,,,pengin cepet usai skul,dan pulang,,^_^

Rumah Ide dan Cerita on 27 Januari 2010 pukul 23.22 mengatakan...

Cinta sungguh seluas samudra. Sekali lagi cerita inspiratif dari blog ini.

Cerita Inspirasi on 28 Januari 2010 pukul 02.13 mengatakan...

Kecantikan yg sejati itu tidak terletak pada penampilan tubuh namun ada di dalam hatinya. --> luv this.. ^^ thanks untuk inspirasinya, kang..
btw, ada award dan souvenir dari blogku nih.. tolong di ambil yaa... di http://www.ceritainspirasi.net/sebuah-kesimpulan-1st-anniversary/

annie on 28 Januari 2010 pukul 07.42 mengatakan...

Selalu ada banyak kisah tentang cinta dan pengorbanan seorang ibu, dan kisah ini sungguh mengharukan. Saya sampe nangis, Kang.

Ohya ada tag book di tempaku buat Kang Sugeng, ditunggu yaaa

rental mobil on 28 Januari 2010 pukul 14.49 mengatakan...

ok salam kenal aza mas
artikelnya bagus dan menarik untuk dibaca

anazkia on 1 Februari 2010 pukul 19.28 mengatakan...

Sedih kang, semoga saya bisa mengambil hikmahnya :(

Nita on 3 Februari 2010 pukul 20.14 mengatakan...

Baru tau ada cerita begini..
mengharukan..
mengenai telinga.. saya dan juga teman2 kecil saya yang mengenakan hearing aid juga sering di ejek saat sekolah. Karena pakai alat sering kalai di sebut telinga robot =)

SunDhe on 4 Maret 2010 pukul 09.13 mengatakan...

dhe bener2 nangis :(

sumpe.. sungguh :(, bukan sedih, tp terharu. bskah dhe menjadi sesosok manusia yg bgitu tulus spt itu?

kadang qt seolah bangga, menjadi sosok teman, anak, istri dan ibu bagi org2 yg kita cintai. tp kadang qt sadar. apakah qt benar2 tulus.. atau hanya penampilan luar saja qt klihatan mencintai mereka. :(

hikz..hikz..
makasih pa sugeng, dengan ini membuatku makin mengerti arti sesuatu yg tulus, segala pengorbanan dan cinta, jg kebaikan tak perlu dibuktikan dengan hal yg perlu diketahui. tanpa diketahui org lain itu lebih merupakan sesuatu yg hebat :D

hosting profesional indonesia yang murah on 30 Juli 2010 pukul 14.11 mengatakan...

disini banyak sekali cerita tentang ibu... suka sedih kalo inget ma segala pengorbanannya...

Travel Jakarta Bandung on 5 Agustus 2010 pukul 23.02 mengatakan...

cerita yg bagus

can-can mengatakan...

Ini adalah cerita yang ebih kurang tiga setengah tahun lalu sempat saya cari tetapi tidak ketemu. Akhirnya sekarang aku telah menemykannya.

can-can mengatakan...

Ini adalah cerita yang ebih kurang tiga setengah tahun lalu sempat saya cari tetapi tidak ketemu. Akhirnya sekarang aku telah menemykannya.

can-can mengatakan...

Ini adalah cerita yang ebih kurang tiga setengah tahun lalu sempat saya cari tetapi tidak ketemu. Akhirnya sekarang aku telah menemykannya.

Posting Komentar

[ Full Page Comment Form ]

Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!

Back to TOP

 

Be A Great Person Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template