Kamis, Februari 04, 2010

Istri-istri Kehidupan

Sahabatku sekalian... sebelum saya menjelaskan arti dari judul saya di atas, coba kalian simak dulu satu kisah berikut.

Ini adalah kisah tentang seorang lelaki baik hati yg sangat kaya sehingga dengan kebaikan dan kekayaannya itu dia mampu menafkahi empat orang istri sekaligus.
Nah... di suatu malam dalam mimpinya, dia didatangi oleh sang malaikat pencabut nyawa.
Dengan sangat sopan sang malaikat berucap,

"wahai lelaki yg baik hati, atas utusan Tuhanmu, saya ditugaskan untuk membawamu kembali ke hadapan-Nya, dan sesuai aturan, tidak diijinkan bagi siapapun, membawa serta barang yg pernah dinikmati semasa hidup di dunia. Cuman... karena kebaikan hatimu selama ini, maka Tuhan mengijinkan bagimu untuk membawa salah satu dari keempat istri yg kamu miliki"

Dengan sesungging senyuman, lelaki itu lalu memohon waktu sejenak untuk menemui keempat istrinya untuk menanyai mereka satu persatu.

Dan sudah bisa ditebak yg pertama kali dipanggil tentu saja istri keempatnya. Seorang wanita muda yg sangat cantik, dengan tubuh yg indah menawan, rambut panjang terurai dan tentu saja senyumnya yg begitu manis. Namun, betapa terkejutnya lelaki itu mendengar jawaban sang istri terhadap ajakannya untuk menemaninya pergi ke alam kematian. Wanita cantik tadi menolak mentah-mentah dengan kata-kata kasar dan ketus..!
Lelaki itu hanya bisa menangis sambil menyesali hidupnya.

Lalu kemudian dipanggilnya istri yg ketiga dan diberikan juga satu pertanyaan yg sama,

"duhai istriku yg sangat aku cintai... sudikah kamu menemaniku pergi ke alam kematian?"

Wanita ini lalu menjawab dengan bahasa yg lebih sopan,

"maafkan aku Mas, aku hanya bisa menemanimu sampai di sini saja"

Kalau tadi rasanya seperti
diterjang petir, kali ini lelaki itu merasakan tubuhnya seperti dihempas air bah. Lagi-lagi ia menangis menyesali kisah hidupnya.

Selanjutnya dengan sedikit berputus asa, ia pun menemui istri keduanya dan mulai menawarkan ajakan yg sama. Istri kedua pun menjawab dengan bahasa yg lebih sopan lagi,

"aku bersedia menemani Kanda, tapi maaf.. aku hanya bisa menemanimu sampai di liang lahat saja"

Pupus sudah harapan lelaki itu untuk membawa salah satu dari ketiga istri terakhirnya, sehingga tak ada pilihan lain baginya kecuali memanggil istri pertamanya. Dan mendekatlah wanita paruh baya itu. Seorang istri yg tidak terlalu diperhatikan, jarang diajak makan bersama, bahkan sering kali disakiti.
Dengan tersenyum ikhlas, wanita yg pipinya sudah mulai berkerut dan merah-merah itu menjawab,

"saya akan menemani Kanda sampai kapanpun dan sampai di manapun Kanda melangkah."

Subhanallah... disela-sela tetes air matanya, lelaki itu lalu memeluk istrinya erat-erat dan berkata,

"terima kasih istriku, ternyata hanya kamu yg benar-benar bisa mengerti keadaanku. Maafkanlah semua sikap kasarku kepadamu selama ini."

hmmmm..... tahukah kalian bahwa sebenarnya kisah di atas hanyalah ilustrasi semata. Sesungguhnya empat istri yg dimaksud adalah istri-istri kehidupan. Semua orang yg hidup di dunia ini memiliki empat istri (pasangan hidup).

Istri keempat yg paling seksi, paling menarik, menghabiskan paling banyak waktu dalam keseharian bernama harta dan tahta.

Istri ketiga yg juga mengkonsumsi waktu dan tenaga cukup banyak bernama tubuh atau badan kasar.

Istri kedua yg hanya bisa menghantar kita sampai di liang lahat adalah pasangan kita (istri/suami), putra-putri serta kerabat dekat kita di rumah.

Dan istri kita yg paling setia dan akan menemani kita kemanapun kita pergi, dan apapun yg kita lakukan terhadapnya, ia hanya mengenal kesetiaan, kesetiaan dan kesetiaan, ialah sang jiwa (ruh). Atau dalam sejumlah tradisi disebut dengan kata kesejatian, jati diri. Sayangnya meskipun ia yg paling setia, dalam keseharian, tapi entah kenapa justru ia juga yg paling jarang kita perhatikan.

Dalam berbagai kondisi, ia malah kerap kali disakiti. Kebencian, kemarahan, permusuhan dan sejenisnya adalah serangkaian kegiatan yg memukuli sang jiwa. Ketika istri kedua (badan kasar), kita beri makan setiap hari, kita hanya memberi makanan sang jiwa sesekali saja. Bahkan ada juga yg tidak memberi makan pada jiwanya sama sekali. Dan kalau makanan badan kasar kita harus beli dengan harga yg cukup mahal, makanan sang jiwa cukup dalam bentuk cinta, cinta dan cinta. Dan cinta itu tersedia gratis dalam jumlah yg tidak terbatas.

Nah... Sahabatku semua, sudahkah kalian memberi makan terhadap jiwa kalian hari ini?
Marilah di bulan yg penuh cinta ini, kita isi, kita jejali jiwa-jiwa kita dengan nutrisi-nutrisi cinta yg tentu nanti manfaatnya juga akan terpancar dalam badan kasar atau diri kita masing-masing.#Share/Save/Bookmark Subscribe



Related Posts :



52 komentar:

Kang Sugeng on 4 Februari 2010 pukul 12.13 mengatakan...

Ijin mengamankan pertamanya sebelum saya blog walking.

Pertamaaaaaaax...!!

richo on 4 Februari 2010 pukul 12.30 mengatakan...

wah runner up ya gpp de hehe
istri pertama dan ketiga udah punya, nyari istri yang ke 2 dan 4 kok ga dapet2 yah....... puyeng akuw ????????

SeNjA on 4 Februari 2010 pukul 12.54 mengatakan...

curangg ahh kang sugeng...pertamaxxx nya sdh ditempati *_*

wanita mutalib on 4 Februari 2010 pukul 12.54 mengatakan...

bagus sekali entrinya :)

SeNjA on 4 Februari 2010 pukul 12.56 mengatakan...

suka banget alinea terakhirnya kang,... benar,sebarkanlah cinta kepada sesama dan tentu saja isilah jiwa kita dengan nutrisi jiwa yg baik ^^

Susy Ella on 4 Februari 2010 pukul 13.13 mengatakan...

keren postingannya ^_^

Yolizz on 4 Februari 2010 pukul 13.17 mengatakan...

waahh.. nice post neh kang,, tanamkan dan sebarkanlah cinta,, luv it ^^

btw,, ada award tuh dari aku kang diambil yaaahh :)

ateh75 on 4 Februari 2010 pukul 13.38 mengatakan...

Sungguh aku menitikkan air mata dan dada terasa sesak setelah membaca artikel ini..ntah kenapa..

Seti@wan Dirgant@Ra on 4 Februari 2010 pukul 14.05 mengatakan...

Kisah yang mantap dan sarat akan pencerahan kang..
makasih banyak.

Unknown on 4 Februari 2010 pukul 14.12 mengatakan...

kereeen..aku suka banget tulisan yg ini, kang. mantap banget.

taman langit berzikir on 4 Februari 2010 pukul 14.20 mengatakan...

salam sejahtera
artikel yang sangat bermanfaat khususnya kaum wanita
salam kenal Kang Sugeng

Kabasaran Soultan on 4 Februari 2010 pukul 14.36 mengatakan...

Pencerahannya mantap...
Semoga kita selalu menjadi orang yang tidak pernah melupakan istri pertama yang bernama "Roh " atawa "Jiwa" atawa " nurani "

begitu kan kang ?.

attayaya on 4 Februari 2010 pukul 14.38 mengatakan...

jiwaku lapang dengan pencerahan ini
mantap kang
kalo suami-suami kehidupan ada kang?

-Gek- on 4 Februari 2010 pukul 14.51 mengatakan...

dulu pernah baca kayaknya di Buku Agama lo... :)
Bagus, kang.

Fanda Classiclit on 4 Februari 2010 pukul 15.39 mengatakan...

Tulisan yang sangat menggugah, mas Sugeng! jadi sadar kalo bulan ini bulan penuh cinta ya? Memang kayaknya kita pelit banget buat memperhatikan istri pertama ini. Aku benar2 diingatkan nih!

mocca_chi on 4 Februari 2010 pukul 15.41 mengatakan...

klo ga salah makanan jiw ait adalah kebijaksanaan ya, hahaha belun belun belun bang, klo itu makanannya ak belun bsa bijaksana, duhh

tp ceritanya nice bgt

Anonim mengatakan...

terkadang memang begitu kang, yang dekat justru tak terlihat.

buwel on 4 Februari 2010 pukul 16.34 mengatakan...

Duh Makasih Kang... Ayo Mari Mengaji....

a-chen on 4 Februari 2010 pukul 16.35 mengatakan...

itulah yang saya takutkan kalo hati atau jiwa ini sampai mati tak pernah diberi gizi...
makasih kang...

T.Yonaskummen on 4 Februari 2010 pukul 17.06 mengatakan...

Sang pujangga sudah mulai beraksi lagi.... bravo kang sugeng... sorry baru sempat mampir nih...

Pohonku Sepi Sendiri on 4 Februari 2010 pukul 17.15 mengatakan...

tulisannya mencerahkan kang, seperti biasanya..
makasih ya..

Cerita Inspirasi on 4 Februari 2010 pukul 17.50 mengatakan...

nice inspiration kang.. ^^ emang bener banget, sesuatu dalam diri kita itu yg seharusnya kita jaga.. ia tidak akan pernah meninggalkan kita.. ^^
btw, artikel korupsi-nya tak tunggu yah.. he.he.. *ngerayu mode on*

Aulawi Ahmad on 4 Februari 2010 pukul 19.29 mengatakan...

keren kang, cerita yang suangat bermanfaat, tq dah berbagi :)

Dinoe on 4 Februari 2010 pukul 19.48 mengatakan...

Makasih kang atas pencerahannya...sangat menggugah hati dan perasaan utk berbuat lebih sempurna lagi dalam hidup ini...

None on 4 Februari 2010 pukul 20.07 mengatakan...

kalo aku suami thu Om, heheh., iia suamiku jarang kuparhatikan, makasih Om udah ngingetin :)

Clara Canceriana on 4 Februari 2010 pukul 20.40 mengatakan...

jawabanku: belum T^T
aku mungkin org yg terlalu mengabaikan jiwa yg mungkin sudah sangat kelaparan ini T^T

*brb tobat*

the others.... on 4 Februari 2010 pukul 20.58 mengatakan...

Bagus mas ilustrasinya. Terima kasih sudah mengingatkan.

catatan kecilku on 4 Februari 2010 pukul 21.00 mengatakan...

Postingan yang sangat mencerahkan mas. Terus semangat utk saling berbagi dan saling mengingatkan ya..?

Narzis Blog on 4 Februari 2010 pukul 21.44 mengatakan...

Kalo saya mah belum punya istri sama sekali mas, xixixiixix (Istri yang beneran)...
Tapi benar juga yah, roh itu emang selalu menemani kita hingga akhir hayat :)
Nice posting mas :)

dasir on 4 Februari 2010 pukul 22.09 mengatakan...

Ehm...terima kasih pak artikelnya yang mengingatkan ini..salam

elpa on 4 Februari 2010 pukul 22.18 mengatakan...

saat ku bc postingan ni ku merenung terkena nih sampe sedih...

Kristanto WDS on 4 Februari 2010 pukul 23.35 mengatakan...

Suka ni ma ceritanya....

Sukses gan dan salam kenal juga....

Vamps on 5 Februari 2010 pukul 02.54 mengatakan...

pernah baca ini di FS dulunya. kiasan yg keren banget

Miawruu on 5 Februari 2010 pukul 02.56 mengatakan...

sebaik2nya dari keempat istri, emang istri pertama yg paling baik karena dg dia mengaruing saat duka dan duka dari awal ampe akhir. Begitu juga dg kiasan dari empat istri ini, ruh lah yang seharusnya kita jaga agar tetap suci dan bersih ketika kembali ke hadapan Tuhan. Semoga kita semua bisa menjaga istri pertama ini (kalo ma cewek suami pertama dong hihihhihi) agar tetap suci dan bersih

hendro on 5 Februari 2010 pukul 03.21 mengatakan...

salam kenal
saya baca keseluruhannya,dan kesimpulannya semua harus saling mengisi

Jhoni20 on 5 Februari 2010 pukul 08.38 mengatakan...

wah dalam banget nih kang (lubang kali wkwkwkwkwk.......)

thanks kang buat "pencerahan"nya, sekarang mulai berusaha memberi perhatian terhadap hal yang berhubungan dengan jiwa kita!!!!

Sekar Lawu on 5 Februari 2010 pukul 09.22 mengatakan...

saya suka baca postingan ini...inspiratif sekali...thx ya Kang...

darahbiroe on 5 Februari 2010 pukul 10.15 mengatakan...

berkunjung di pagi hari ajahhh

attayaya on 5 Februari 2010 pukul 10.41 mengatakan...

sememang harus memilih isteri yang sejalan, seiman, se-iya, sekata.
walaupun ada perbedaan, janganlah dibesar-besarkan.
selalu mencari jalan keluar yang terbaik

masih menunggu "suami-suami kehidupan"
jiahahahaha....

richo on 5 Februari 2010 pukul 14.32 mengatakan...

wah besok aku dapat istri yang model mana yah...

anazkia on 5 Februari 2010 pukul 15.50 mengatakan...

mas Sugeng, semakin mantep berfilosofi :)

angger on 5 Februari 2010 pukul 17.58 mengatakan...

saya belum punya istri...ehehe
istri ysng membuat kita merasa bahagia dunia akhirat yaitu istri yang setia dikala kita suka dan duka,untuk menghadapi terjangan badai dunia ini.^_^

angger on 5 Februari 2010 pukul 17.59 mengatakan...

saya belum punya istri...ehehe
istri ysng membuat kita merasa bahagia dunia akhirat yaitu istri yang setia dikala kita suka dan duka,untuk menghadapi terjangan badai dunia ini.^_^

hanif on 5 Februari 2010 pukul 18.22 mengatakan...

asli dalem banget nih artikelnya, berarti jangan sampai kita menelantarkan istri pertama kita, hehe...

Fi on 5 Februari 2010 pukul 20.12 mengatakan...

selesai membaca ku jadi ingetr , sampai hari inipun masih sering menelantarkan istriku yang paling setia. maksih nasehatnya kang,,

Blogger Admin on 6 Februari 2010 pukul 00.01 mengatakan...

Kang sugeng adalah seorang yang memuja keluhuran wanita....kayae juga sayang banget ma istrinya yah..........aq suka kepribadianmu kang......bisa jadi contoh buat q kelak....

Colloidal Silver on 6 Februari 2010 pukul 04.55 mengatakan...

thank u all. jadi tambah semangat ni....

SunDhe on 6 Februari 2010 pukul 12.44 mengatakan...

Benar banget Kang sugeng, Dhe jadi ingat klo dhe suka banget tinggal shalat, shalat'a bolong2 gt :(, Kang sugeng pintar banget yah bwt perumpamaan :D

phonank on 8 Februari 2010 pukul 10.23 mengatakan...

Begitu baik dan setianya seorang istri adalah dambaan setiap kaum adam.

Betapapun cantiknya, betapapun molek tubuhnya,, kalau mereka hanya mencintai harta kita dan bukan jiwa raga kita. sakit rasanya...


Semoga cerita di atas menjadikan kita paham tentang arti seorang pendamping bagi kita,, thank kang sugeng

hosting profesional indonesia yang murah on 30 Juli 2010 pukul 14.00 mengatakan...

nice posting, buat renungan nih...

Travel Jakarta Bandung on 5 Agustus 2010 pukul 08.19 mengatakan...

cerita yg menarik

Anonim mengatakan...

IJIN SHARE/COPY PASTE YA KANG...LAM KENAL

Posting Komentar

[ Full Page Comment Form ]

Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!

Back to TOP

 

Be A Great Person Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template