Rabu, September 29, 2010

Gusti Allah Menika Mboten Nate Sare Mas...

Malam itu telah cukup larut ketika saya memasuki jalanan kota Surabaya. Telah lewat dari jam 11 malam. Masa cuti yg telah habis dan pekerjaan yg menumpuk, memaksa saya harus meninggalkan anak dan istri yg masih tergolek lemah karena habis melahirkan satu minggu sebelumnya. Mereka masih harus banyak-banyak istirahat di rumah mertua saya di Bojonegoro sana. Dan besok pagi saya harus bekerja lagi demi istri dan kedua balita saya itu. Ah, hari yg cukup melelahkan saat itu. Baru nyampai dari luar kota, naik motor sendirian menerjang dinginnya angin malam, capek banget rasanya. Apalagi setelah beberapa saat berpacu di jalanan tengah kota, warna langit nampak memerah. Dan rintik hujanpun mulai turun membasahi Jl. A Yani yg tak pernah sepi. Lengkap sudah. Kondisi tubuh yg lelah ditambah lagi pake acara kehujanan pula, huufff....

Setengah ngebut sayapun memacu motor mencari tempat untuk berteduh. Untunglah, penjual nasi goreng yg mangkal di ujung Jl. Jemursari itu, punya tenda sederhana. Lumayan... pikir saya. Segera saya berteduh, dan mendekati bapak-bapak penjual yg juga sendirian. Hanya sebatang rokok kretek dan cahaya redup lampu petromak yg menemani. Beliaupun lantas mempersilakan saya duduk.

"lenggah wonten mriki mawon lho Mas, kersane mboten kudanan (duduk disini saja Mas biar ndak kehujanan)."

Begitu katanya ketika saya meminta ijin untuk numpang berteduh. Benar saja hujan semakin deras, dan kamipun makin terlihat kerdil dalam kesunyian malam yg pekat. Karena merasa ndak nyaman atas kebaikan bapak penjual dan tendanya itu, saya lalu berkata,

"tolong buatkan mie goreng satu Pak, dimakan sini saja."

Bapak itu tersenyum, beranjak dari duduknya dan mulai menyiapkan tungku perapian. Beliau nampak sibuk. Bumbu-bumbu pun telah siap untuk diracik di penggorengan. Tampaklah pertunjukkan sebuah keahlian yg ndak bisa diraih dalam kurun waktu yg singkat. Tangannya cekatan sekali meraih botol kecap, botol saos dan segenap botol bumbu lainnya. Segera saja, mie goreng yg masih mengepul panas telah terhidang dihadapan saya. Keadaan yg semula canggungpun berangsur relax. Basa-basi lalu saya membuka obrolan ringan,

"Waaah hujannya tambah deres njih Pak, orang-orang makin jarang yg keluar donk..?"

Seraya meracik teh panas, bapak itu menoleh kearah saya, "Iya ya Mas... jadi sepi nih dagangan saya.." katanya sambil menghisap rokok dalam-dalam.

"Kalau hujan begini, jadi sedikit yg beli ya Pak?" celetuk saya, "waaah... rezekinya jadi berkurang donk?"

Duuuh... pertanyaan yg bodoh. Ya tentu saja ndak banyak yg beli kalau hujan begini. Tentu pertanyaan itu hanya akan membuat si Bapak tambah sedih, pikir saya. Namun sepertinya saya salah sangka,

"Gusti Allah menika mboten nate sare Mas... (Allah itu ndak pernah tidur)" begitu katanya, "rezeki saya ada dimana-mana. Justru saya malah seneng kalo hujan begini. Alhamdulillah istri sama anak saya di kampung ndak perlu beli air untuk membasahi sawah. Yah.. meskipun ndak lebar, tapi lumayanlah. Saget damel mangan saben dinane (bisa buat makan sehari-hari)," bapak itu melanjutkan, "dan anak saya yg disini pasti bisa ngojek payung kalo besok masih ujan."

Diegh..! Detak jantung saya berhenti sesaat. Dduuuuh... hati saya tergetar. Matapun sedikit berkaca. Bapak itu benar, Gusti Allah menika mboten nate sare, Tuhan itu ndak pernah tidur. Allah memang Maha Pemurah, yg tak pernah terlelap demi untuk hamba-hamba-Nya. Saya baru sadar, ternyata selama ini saya telah salah dalam memaknai hidup. Falsafah hidup yg saya punya seperti ndak ada artinya di depan perkataan sederhana itu. Maknanya terlampau dalam. Dan itu membuat saya sadar, betapa kerdilnya saya di hadapan Tuhan.
Saya selalu beranggaban bahwa hujan adalah bencana, hujan adalah petaka bagi banyak hal. Saya selalu berpendapat bahwa rezeki itu selalu berupa materi dan hal nyata yg bisa digenggam serta dirasakan. Dan selama ini saya juga beranggaban bahwa saat ada ujian yg menimpa maka itu artinya saya cuma harus sabar, sabar dan terus bersabar. Namun rupanya semua itu salah.
Hujan memang bisa menjadi bencana, tapi rintiknya bisa menjadi anugerah bagi setiap petani. Derasnya juga menjadi berkah bagi sawah-sawah yg perlu diairi. Derai hujan mungkin bisa menjadi petaka, namun derai itu pula yg menjadi harapan bagi sebagian orang. Pengojek payung, pendorong mobil yg mogok, penjual tanaman hias dll. Jangan hanya diam bersabar tapi barengi juga dengan ikhtiar..!

Hmmmm… saya makin bergegas untuk menyelesaikan mie goreng itu. Beribu pikiran nampak seperti lintasan-lintasan cahaya yg berkejaran di sulur-sulur otak saya,

"ya Allah ya Tuhanku... Engkau memang Maha yg Tak Pernah Terlelap walau hanya sekejap."

Seiring lamunan itu, tanpa saya sadari ternyata hujan telah reda dan sepiring mie gorengpun telah ludes saya makan. Dalam perjalanan pulang, hanya kata itu yg selalu teringat, Gusti Allah menika mboten nate sare Mas... mboten nate sare... mboten nate sare.

Begitulah... saya sering takjub pada hal-hal kecil yg ada di sekitar saya. Allah memang selalu punya banyak rahasia untuk mengingatkan kita dengan cara yg tak pernah kita duga sebelumnya. Selalu saja Dia memberikan cinta kepada saya lewat hal-hal yg sederhana. Dan hal-hal seperti itu kerap membuat saya menjadi semakin banyak belajar. Dulu saya berharap bisa melewati tahun ini dengan hal-hal besar, dengan sesuatu yg istimewa. Saya sering berharap, saat saya bertambah usia, harus ada hal besar yg saya lampaui. Seperti tahun sebelumnya, saya ingin ada hal yg menakjubkan yg berhasil saya lakukan.
Namun rupanya tahun ini Allah punya rencana lain buat saya. Dalam setiap doa saya, sering terucap agar saya selalu dapat belajar dan memaknai hikmah kehidupan. Dan kali ini Allah pun tetap memberikan yg terbaik buat saya. Saya tetap belajar dan terus belajar, walaupun bukan dengan hal-hal besar dan istimewa.

Trimakasih ya Allah atas segala rahmat dan kenikmatan yg telah Engkau berikan. Ampuni hamba yg kerap kali meragukan keagungan-Mu.

------o0o------


saya edit dan saya tulis ulang berdasarkan cerita asli milik Bpk. M. Edi S. Kurniawan (edieskurniawan@yahoo.com, mudah-mudahan bermanfaat, amin.

Share/Save/Bookmark Subscribe



Related Posts :



53 komentar:

Ivan Rahmadiawan on 29 September 2010 pukul 20.05 mengatakan...

Pak Edi, saya terharu bacanya....

marsudiyanto on 29 September 2010 pukul 20.07 mengatakan...

Makasih sharingnya yang mencerahkan dan menginspirasi...
Kalau ketemu cerita yg kayak gini jadi keliatan betapa saya ini sedikit2 ngeluh...
Salam!

Sukadi Brotoadmojo on 29 September 2010 pukul 20.15 mengatakan...

Saya kagum dengan "orang kecil" dengan pemikiran dan pandangan hidup yang luas dan luar biasa seperti penjual nasi goreng tsb. Betapa keyakinannya tentang keadilan TUHAN membuat dia merasa bahwa segala sesuatu pasti ada rahasia dan hikmah yang bisa diambil. Saya belajar banyak hal dari cerita ini, saya percaya sepenuhnya bahwa GUSTI ALLAH mboten sare....

Terimakasih

dinohp on 30 September 2010 pukul 07.14 mengatakan...

Saya jadi terharu kang, benar2 mengingatkan kita semua akan kebesaran ALLAH SWT

Anggi Zahriyan on 30 September 2010 pukul 07.54 mengatakan...

Pedagang yang hebat :thumbup:
Sudah terlalu banyak nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita.

catatan kecilku on 30 September 2010 pukul 07.59 mengatakan...

Subhanallah.., Allah mempunyai cara2 yang sangat luar biasa utk mengingatkan hambaNYA.
Cerita yang sungguh sangat luar biasa, Kang. Salut utk bapak penjual nasi goreng yg sangat bersahaja itu.

the others... on 30 September 2010 pukul 08.00 mengatakan...

Sebuah kisah yang menginspirasi. Terima kasih sudah sharing... semoga kita semua dapat mengambil banyak pelajaran dari kisah di atas.

Isti on 30 September 2010 pukul 08.50 mengatakan...

Subhanallah...

Laksamana Embun on 30 September 2010 pukul 09.57 mengatakan...

Pemikiran beliau sangat bijaksana.. saya kagum dengan sosok bliau..

Laksamana Embun on 30 September 2010 pukul 10.00 mengatakan...

Bijaksana sekali si bapak, kagum dengan sosok beliau..

wits on 30 September 2010 pukul 11.55 mengatakan...

Memang untuk menjadi manusia yg bijak dlm berpikir dan bertindak itu tak mudah. Terkadang, kita selalu merespon negatif kejadian yg tak menyenangkan datangnya.wajar, sebab kita manusia, punya keterbatasan. Dan manusia itu akan bahagia jika mendapatkan hal-hal yg menyenangkan dalam hidupnya. Namun, klo kita berpikir jernih, hal-hal yg kecil dan tak menyenangkan ini akan menjadi pelajaran yg berharga, jika... ya itu tadi kita berpikir dengan jernih dan melihatnya tak hanya dari satu sisi yang kita anggap baik, tapi dari berbagai sisi, seperti hujan yg diilustrasikan pada artikel di atas. Jika disikapi secara arif, ternyata banyak berkahnya, bukan:)
terimakasih telah kembali mengingatkan, melalui artikel di atas..

Husnul Khotimah on 30 September 2010 pukul 12.10 mengatakan...

Om. . . Om itu tahun ini udah dapet hal yg istmewa, dan anugerah besar, allah akan bersama prasangka hambanya, balita2 itu anugerah buat Om, semangat, jangan pernah berkecil hati :)
Gusti Allah Mboten nate sare :)

Husnul Khotimah on 30 September 2010 pukul 12.15 mengatakan...

Om. . . Om itu tahun ini udah dapet hal yg istmewa, dan anugerah besar, allah akan bersama prasangka hambanya, balita2 itu anugerah buat Om, semangat, jangan pernah berkecil hati :)
Gusti Allah Mboten nate sare :)

Sukadi Brotoadmojo on 30 September 2010 pukul 13.23 mengatakan...

Belajar pada lingkungan dan orang-orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Mugi-mugi GUSTI INGKANG AKARYO JAGAD tansah ngganjar wilujeng dumateng kulo panjenengan sami.

*Sudah saya follow balik Pak, terimakasih :)

joe on 30 September 2010 pukul 13.28 mengatakan...

betul. serahkan saja pada Tuhan, rejeki sudah ada yang mengatur...

Anonim mengatakan...

Leres, Gusti Allah meniko mboten nate sare, sing sare niku makhluk, kulo lan njenengan sedoyo.
Jadi inget isi kultum saat menunggu istri di rumah sakit, kita dengan rosululloh hanya ada perbedaan 'sedikit' diantaranya kalau rosul sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur...

Ajeng on 30 September 2010 pukul 15.40 mengatakan...

Subhanallah.. Ada ibroh yg bisa kita dapat dari kisah diatas. Terima kasih sudah share mas..

Mulyani Adini on 30 September 2010 pukul 15.44 mengatakan...

Begitulah hidup ya Kang...terkadang kita merasa orang yang sangat kurang atau selalu kekurangan...padahal bila kita mau menysukuri dan bersyukur karna Tuhan itu tidak tidur pasti kita akan selalu diberi kemudahanNya..

belajar bisnis internet on 30 September 2010 pukul 16.03 mengatakan...

Artikel yang sangat bermanfaat, betul sekali mas seharusnya kita sebagai umat manusia harus selalu bersyukur kepada Tuhan. Hujan jangan disalahkan dan justru disaat hujanlah doa kita terkabulkan, dan disaat hujan juga kita merasakan kedekatan terhadap sang Khalik.

AeArc on 30 September 2010 pukul 16.44 mengatakan...

artikel yang bermanfaat sekali, rejeki udah diatur

Medianers on 30 September 2010 pukul 18.37 mengatakan...

Maaf Kang, saya nggak ngerti, kalimat ini apa artinya "Gusti Allah menika mboten nate sare Mas... mboten nate sare... mboten nate sare".

kang sugeng on 30 September 2010 pukul 18.55 mengatakan...

@medianer, Gusti Allah menika mboten nate sare artinya Allah itu ndak pernah tidur, kan sudah saya tulis diatas, mungkin mas-e kurang teliti membacanya.

Kang Sugeng on 30 September 2010 pukul 18.57 mengatakan...

@medianer, Gusti Allah menika mboten nate sare artinya Allah itu ndak pernah tidur, kan sudah saya tulis diatas, mungkin mas-e kurang teliti membacanya.

Yolizz on 30 September 2010 pukul 19.22 mengatakan...

Allah memang bekerja dengan cara-Nya sendiri... subhanallah...

munir ardi on 30 September 2010 pukul 22.20 mengatakan...

postingan yang menginspirasi yang selalu saya tunggu dari kang sugeng akhirnya muncul lagi, seringkali dalam suatu hal kita hanya memandang dari satu sisi padahal pada sisi lainnya terkandung hikmah yang begitu besar

Irma Senja on 30 September 2010 pukul 23.31 mengatakan...

ternyata kang sugeng baru mendapatkan berkah indah berupa buah hati ya,selamat ya kang ^^

turut berbahagia.....:)

tentu saja Tuhan tidak pernah tidur kang,...jgn pernah erhenti berharap dan memohon padaNYA.

duhhh.....aku nih,sudah pasti kang sugeng tahu...betapa Pemurahnya DIA :)

salam kasih untuk buah hati dan istri ya kang ^^

aura pelupa on 1 Oktober 2010 pukul 13.49 mengatakan...

Dalam sekali maknanya, sesuatu yang tidak mengenakkan bagi kita, disisi lain membahagiakan orang lain. Dan Allah memang adil!

Puspita on 1 Oktober 2010 pukul 15.43 mengatakan...

Ternyata kita bisa belajar tentang kehidupan pada mereka-mereka yang berpendidikan rendah.

Saya banyak belajar sabardan bersyukur pada para tukang becak yang mangkal di perempatan Kertosono, karena setiap hari saya naik bis dari sana setiap kali akan pulang ke rumah.

Benar Kang, Gusti Allah memang tidak pernah sare.

Ninda Rahadi on 1 Oktober 2010 pukul 22.27 mengatakan...

:(
amin kang

Unknown on 2 Oktober 2010 pukul 09.39 mengatakan...

Aku tanya ibuku, katanya Tuhan itu gak pernah tidur
begitu ya mas artinya?

Kalo ada waktu, tolong bantu teman blogger kita ibu Endah buat ngisi surveynya tentang blogger Indonesia ya..

lihat aja di postingan saya yang ini.
http://www.itikbali.com/2010/10/survey-blogger-indonesia.html

thanks berat

Blogger Bahagia on 2 Oktober 2010 pukul 11.45 mengatakan...

leres menika kang....
cerita inspirasi segaligus motivasi ini, bagus.

ali on 2 Oktober 2010 pukul 14.53 mengatakan...

mav, mampir doang neh.. hiks

ali on 2 Oktober 2010 pukul 14.55 mengatakan...

mav, mampir doang neh.. hiks

attayaya jembatan lighton on 2 Oktober 2010 pukul 15.46 mengatakan...

Allah tidak pernah tidur
pemikiran orang kecil yang sering dilupakan oleh banyak orang lain
sehingga lupa akan bersyukur

nb :
maaf baru bisa BW sekarang

orang kampung on 2 Oktober 2010 pukul 15.47 mengatakan...

dua balita ? anaknya kembar ya kang ?
Selamat deh !!!

Pakbroncos on 2 Oktober 2010 pukul 21.46 mengatakan...

ceritanya penuh makna kang :)

sempat melamun habis baca ini :D

Sugeng (yang lain) on 3 Oktober 2010 pukul 21.05 mengatakan...

Jadi merasakan kegamangan jiwa karena selama ini masih banyak kecurigaan padaNYA atas jawaban do'a yang belum terjawab. Makasih kang Sugeng atas tulisan nya :D
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

menjadi blogger yang bahagia on 4 Oktober 2010 pukul 01.03 mengatakan...

sungguh cerita yang sangat menggugah hati, yang mana kita emank kadang gak pernah sadar..bahwa apa yang Allah berikan itulah yang terbaik.

Fajar on 5 Oktober 2010 pukul 10.56 mengatakan...

kadang kita tidak menyadari...bahwa menilai orang hanya sebatas pada materi saja...thanks telah sharing kang....

mocca_chi on 6 Oktober 2010 pukul 08.06 mengatakan...

karena itu bang, aku berusaha ut ga ngeluh saat hujan atau panes sebagaimanapun,walau kadnag lupa jg sih heheheh

genial on 7 Oktober 2010 pukul 00.44 mengatakan...

saiia jadi terharu sangad pak... :(
saiia setuju... serahkan semua pada-Nya karena segala sesuatu sudah di atur oleh-Nya :)

NoRLaNd on 7 Oktober 2010 pukul 17.15 mengatakan...

itu pun satu hal yang saya percayai, dan harus dipercayai oleh semua orang =)

joanna on 11 Oktober 2010 pukul 22.28 mengatakan...

jadi terharu bacanya, kang sekaligus memberi semangat dlm diri saya sendiri..sangat menginspirasi..memang Tuhan tidak pernah tidur..Dia membuat jalan, saat tiada jalan, Dia akan bekerja di jalan-Nya tanpa terlihat oleh kita..yg pasti kita hrs bersyukur dlm segala hal yg kita hadapi dan lalui.

Anonim mengatakan...

:) kenapa ya orang kecil selalu diidentikkan dengan 'bersyukur'? Padahal, menurut saya everyday is to nurture gratitude :)

Saya pernah baca ini dibukunya Clifford Geertz, The Religion of Java

If you can calm your innermost feelings you will be able to build a wall around them;
you will not need to be or to feel greedy
to want this and that and the other thing.
For the only things one receives in life
are merely happiness and unhappiness
in this there is no difference between the rich and the poor carrying burdends through the street.
If you are happy now, you will be unhappy later.
If you accept unhappiness, it will totally diseppear

(p. 240).

Karila Wisudayanti on 14 Oktober 2010 pukul 16.15 mengatakan...

Sepakat....
Itulah Kehebatan Tuhan...
tak pernah henti bersyukur kepada Nya atas segala sesuatunya :)

semendo on 1 November 2010 pukul 21.47 mengatakan...

kalau kita percaya dua hal: gusti Allah ora sare (dan selalu membimbing kita) dan gusti Allah ora kere (dan selalu memberi kita) pasti hati ini jadi lebih tentram dalam menjalani hidup.

Media Nusantara on 10 November 2010 pukul 14.15 mengatakan...

salam kenal .
bener banget allah ntuh gga akan pernah tidur .

souvenir pernikahan murah on 22 November 2010 pukul 13.32 mengatakan...

Salam kenal........

Konsultan SEO on 30 November 2010 pukul 07.23 mengatakan...

Sederhana, namun penuh makna.

Saya jadi malu karena masih menjadi insan yang menghitung - hitung rizki Allah dengan mata uang Rupiah, padahal begitu berlimpahnya rizki yang Dia berikan, hanya saja hati ini masih terlalu sempit untuk menyadarinya. :'(

Terima kasih atas cerita ini, Pak. Semoga kita semua tetap menjadi umat yang selalu bersyukur. Allah pasti akan memenuhi janjiNya, barang siapa yang bersyukur atas nikmatNya, maka akan ditambah :)

Salam hangat.

financecashflow on 8 Desember 2010 pukul 19.09 mengatakan...

erima kasih sudah sharing... semoga kita semua dapat mengambil banyak pelajaran dari kisah di atas.

Anonim mengatakan...

ijin copy paste

Ernia Agustin on 15 Februari 2011 pukul 15.49 mengatakan...

saya pernah punya kenalan bapak edi yang tinggal di bojonegoro...
sudah lama tidak bertemu...
apakah ini bapak edi yang dlu ya heee

Website Design Qatar on 6 Juli 2011 pukul 20.41 mengatakan...

I could found out excellent and useful information from you guys. I appreciate your work here. I like this type of post because it will be useful for everyone. Thanks.

Posting Komentar

[ Full Page Comment Form ]

Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!

Back to TOP

 

Be A Great Person Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template