Senin, Desember 06, 2010

Kisah Nyata Cinta : Mampukah Kita Mencintai Suami/Istri Kita Tanpa Batas?

Sahabatku sekalian... hari ini saya akan kembali menuliskan satu kisah cinta yg saya rangkum dari cerita nyata yg pernah ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta Indonesia. Saya yakin kisah ini pasti bisa menjadi bekal maupun tauladan bagi kalian dalam mengarungi kehidupan cinta di dunia ini. Inilah salah satu contoh cinta sejati, yg mana ianya tak akan pernah mati walau apapun yg telah dan pasti akan terjadi.

Pesan saya, jangan pernah melewatkan satu katapun dalam membaca kisah ini. Sebab kalau itu kalian lakukan, saya yakin, kalian pasti akan membaca ulang kisah ini dari awal.

contoh suami sejati

Sore itu seperti biasa, beliau pulang dari kerja dan langsung bergegas menuju kamar utama. Dimana seorang wanita paruh baya tengah tergolek lemah di sana tanpa daya. Mata layunya menatap cemas ke daun pintu yg belum terbuka sepenuhnya.
Dilihat dari usianya, beliau ini sudah tidak bisa dikatakan muda lagi, usia yg sudah senja dan bahkan sudah menapaki malam gulita.
Adalah Bapak Suyatno, 58 tahun, yg kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yg sedang sakit. Usia perkawinan mereka kurang lebih sudah menginjak tahun yg ke 32. Dan dari perkawinan itu, mereka sudah dikaruniai empat orang putra.

Sahabatku sekalian... dari sinilah awal cobaan itu menerpa. Beberapa hari setelah melahirkan anak yg ke empat, tiba-tiba kedua kaki istrinya lumpuh dan tak bisa digerakkan lagi. Awalnya dikira mungkin itu hanya sementara dan pasti akan segera membaik setelah melewati beberapa upaya penyembuhan. Tapi ternyata Allah berkehendak lain. Sebulan dua bulan, setahun dua tahun berlalu, bukan makin membaik tapi justru semakin parah. Menginjak tahun ketiga seluruh tubuh istrinya menjadi lemah dan bahkan terasa seperti tidak bertulang sama sekali. Lidahnyapun sudah ndak bisa digerakkan lagi. Setiap hari dengan penuh keikhlasan, Pak Suyatno mengangkat, memandikan, membersihkan kotoran, mendandani, menyuapi dan lalu membaringkan kembali istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia menggeser meja TV persis menghadap istrinya agar istrinya ndak merasa kesepian.
Walau istrinya tak mampu bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum lemah.
Untunglah tempat usaha Pak Suyatno ini ndak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siangnya dia selalu menyempatkan diri untuk pulang menyuapi istrinya makan siang. Sore harinya ketika pulang dari kerja, dia langsung memandikan, mengganti pakaian dan mendandani istrinya. Selepas maghrib dia temani istrinya nonton TV sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian tadi. Meski sang istri hanya bisa memandang dan tak bisa menanggapi, namun Pak Suyatno sudah cukup senang dengan keadaan seperti itu, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap hendak berangkat tidur.
Rutinitas seperti ini sudah dilakukannya kurang lebih selama 25 tahunan. Dengan penuh kesabaran Pak Suyatno merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka. Dan Alhamdulillah sekarang anak-anak mereka sudah tumbuh dewasa, hidup berumah tangga. Tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari yg mungkin sudah mereka rencanakan, sambil menjenguk ibunya, ke empat anak Pak Suyatno berkumpul di rumah orang tuanya. Karena semenjak mereka menikah, masing-masing sudah tinggal bersama keluarganya. Si Bungsupun harus tinggal di kota lain untuk melanjutkan kuliahnya. Dan Pak Suyatno memutuskan, Ibu mereka dia yg akan merawatnya sendiri. Yang dia inginkan hanya satu, semua anak-anaknya menjadi orang yg berhasil.

Ditengah perbincangan mereka, dengan kalimat yg cukup hati-hati Si Sulung berkata,

"Pak... kami pengin banget merawat Ibu. Semenjak kami kecil, kami selalu melihat Bapak merawat Ibu. Dan selama itu pula tak ada sedikitpun keluhan maupun ketidak-ikhlasan yg keluar dari bibir Bapak, bahkan Bapak tidak mengijinkan kami menjaga Ibu".

Dengan air mata berlinang anak yg kedua melanjutkan,

"sudah yg kesekian kalinya kami mengijinkan Bapak untuk menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya. Kapan Bapak akan menikmati masa tua Bapak kalau Bapak selalu menghabiskan waktu dengan berkorban seperti ini? Kami sudah ndak tega melihat Bapak. Kami janji, kami akan merawat Ibu sebaik-baiknya secara bergantian".

Sesaat Pak Suyatno terdiam... menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan. Jari-jarinya tak pernah berhenti mengusap, menyibakkan anak rambut yg menempel di kening istrinya. Matanya menatap jauh ke luar jendela yg terbuka, kemudian menunduk memandang lagi ke wajah istrinya yg terbaring lemah di pangkuannya. Dengan penuh keyakinan dia lalu menjawab,
dan Sahabatku sekalian... sungguh ini adalah jawaban yg sama sekali tidak pernah kita duga sebelumnya.

"Anak-anakku semua... jika perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk mengejar nafsu, mungkin Bapak sudah menikah lagi dan meninggalkan Ibumu sejak dulu, tapi ketahuilah, dengan adanya Ibu kalian disamping Bapak, itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian...."
sejenak kerongkongannya tersekat lalu melanjutkan,
"kalian yg selalu Kami rindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargainya dengan apapun juga. Coba kalian tanya Ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya menjadi seperti sekarang ini ?
Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dalam keadaannya sekarang?
Kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Allah kesehatan, dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit?"


Serentak lalu meledaklah tangis keempat anak Pak Suyatno di atas tubuh layu Ibunya. Menyaksikan itu semua, Pak Suyatnopun tak mampu lagi menyembunyikan air matanya. Begitupun istrinya, butiran-butiran kecil terlihat jelas menetes jatuh dari kedua sudut matanya. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu... entah apa yg bisa dia katakan andaikan dia mampu berkata.

Pak Suyatnopun membiarkan saja semua itu terjadi. Dan masih di sela-sela tangis istri dan keempat anaknya, dia melanjutkan, berkata-kata entah ditujukan kepada siapa. Matanya menerawang jauh melintasi masa lalu yg tak mungkin dapat kembali.

"Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran dan perhatian, itu semua adalah sebuah kesia-siaan. Saya sendiri yg dulu memilih dia menjadi pendamping hidup. Sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan sepenuh hati dan batinnya, bukan hanya dengan matanya. Dan dia memberikan saya empat orang anak yg lucu-lucu... Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Saya terima itu sebagai ujian buat saya, mampukah saya memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya..? Selamanya..? Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia dalam sakit seperti ini...."


Sahabatku sekalian... demikianlah akhirnya... Pak Suyatnopun memutuskan akan tetap merawat istrinya sampai kapanpun juga. Dia rela menghabiskan sisa hidupnya dalam keadaan seperti itu demi untuk sang istri tercinta. Subhanallah...
Semoga kita semua mampu mengambil satu hikmah dari kisah nyata di atas.
Satu pesan dari saya, love your couple... love your wife… love your husband… love your kids... with all of your heart and soul.
Saya yakin kalian semua mengerti apa yg saya maksud. Cuma sekarang satu pertanyaannya, mampukah kita mencintai suami atau istri kita tanpa batas..???
Jawabannya ada di hati kita masing-masing.Share/Save/Bookmark Subscribe



Related Posts :



43 komentar:

non inge on 3 Desember 2010 pukul 19.45 mengatakan...

insyaALLAH... akan bisa mencintai ia sampai akhir hayat nanti >.<

sediiiih bacanya, tp menginspirasi ^^

slams on 3 Desember 2010 pukul 22.11 mengatakan...

sungguh menginspirasi kang
tapi misal belum punya pasangan, boleh kok kita pilih yang terbaik.
intinya komitmen

lia menick - menick dewe mengatakan...

hiiikkkkkss.....2222x aq trharu

bintangair on 4 Desember 2010 pukul 10.45 mengatakan...

jika ikhlas mencintai
insyaAlloh bisa mencintai tanpa batas.
lama ga muncul
kemana aja kang?

wits on 4 Desember 2010 pukul 15.20 mengatakan...

insyaallah...
Hidup ini memang misteri ilahi, manusia tak akan pernah tau apa yg akan menimpa dirinya. Sehat, sakit, itu dua keadaan yang bener-bener atas kehendak ALLah. Manusia kan makhluk yang lemah...

catatan kecilku on 7 Desember 2010 pukul 09.18 mengatakan...

Aku terharu banget membacanya....
Sungguh patut utk diteladani.

Anggi Zahriyan on 8 Desember 2010 pukul 10.43 mengatakan...

Itu baru yang namanya cinta yang sebenarnya.

Unknown on 9 Desember 2010 pukul 16.31 mengatakan...

unconditional love!! coz love is essential... love it!!

Sriyono Semarang on 9 Desember 2010 pukul 19.56 mengatakan...

terharu....
mohon maaf, baru setengah posting nggak sanggup ngelanjutin bacanya...

Fajar on 10 Desember 2010 pukul 07.29 mengatakan...

kisah yang mengharukan..bisakah seperti itu..atau malah ego yang mengalahkan....kang ada award sederhana kang..mohon diterima ya...ty

home design elegant on 10 Desember 2010 pukul 13.00 mengatakan...

so sweeettt,,,, kisah yang mengharukan

r10 on 11 Desember 2010 pukul 12.54 mengatakan...

subhanallah, sungguh ini cinta yang sesungguhnya

simple shoes on 12 Desember 2010 pukul 18.06 mengatakan...

subhanallah, trimakasih atas sharing kisah yang indah dan bermakna ini

Admin on 13 Desember 2010 pukul 08.52 mengatakan...

wah sungguh mengharukan nih kisah ini, benar2 kisah cinta yang tak ada duanya yg tak lekang oleh waktu.

bippi on 13 Desember 2010 pukul 08.57 mengatakan...

menyentuh kang...mudah2an kita bisa dicintai dan mncintai tanpa batas ruang dan waktu

Richa Rie on 13 Desember 2010 pukul 09.10 mengatakan...

true love never end ~~

ohgd on 13 Desember 2010 pukul 10.26 mengatakan...

makasih bro... ini bisa di jadikan inspirasi yang menarik

Ajeng on 13 Desember 2010 pukul 12.07 mengatakan...

#Malu-malu# Maaf mas, baru sempat BW.

Subhanallah, sebuah kisah yang menginspirasi, terima kasih sharingnya :)

Ummi Ubay on 13 Desember 2010 pukul 12.07 mengatakan...

subhanallah luar biasa
jadi inget satu lagu
"for the rest of my life, I'll be with you, I'll stay by ur side, honest and true"

>.<
smoga bisa

Laksamana Embun on 14 Desember 2010 pukul 11.42 mengatakan...

Mari bljar dari beliau, yang hanya mempunyai 1 cinta spanjang hidupnya yaitu pada istrinya tercinta,,,

miwwa on 14 Desember 2010 pukul 18.43 mengatakan...

*berurai air mata*

Air Freshener on 15 Desember 2010 pukul 10.24 mengatakan...

salam kenal .
sumpah keren banget postingannya .
salut .
ntuh baru yang dinamakan cinta sejati .

Gamais Faperta on 15 Desember 2010 pukul 21.07 mengatakan...

SubhanAllah...
Cerita yang menggugah..
Melandaskan cinta pada Sang Pemilik Cinta

Sports Shoes on 16 Desember 2010 pukul 09.35 mengatakan...

salam kenal .
postingannya keren abiis .
ngasih inspirasi untuk saling menghargai dan menjaga cinta .

Museum Budaya on 17 Desember 2010 pukul 15.29 mengatakan...

salam kenal .
keren banget postingannya .
mantapp .
bener.bener setia .

WK on 18 Desember 2010 pukul 10.48 mengatakan...

Pelajaran yg sangt baik, makasih ats postingnnya ma.!

Laston Lumbanraja, S.Sos on 18 Desember 2010 pukul 11.25 mengatakan...

akagum dan hormat sama habibie....

ario saja on 19 Desember 2010 pukul 10.30 mengatakan...

bisa menjadi renungan bagi kita semua cerita ini

Media Indonesia on 21 Desember 2010 pukul 11.19 mengatakan...

salam kenal .
artikelnya bagus banget .
keren .
bner.bner ngajariin kita buat belajar menerima segala kekurangan dan kelebihannya .

Arip on 21 Desember 2010 pukul 16.35 mengatakan...

True Love never die...
Salam kenal kang :)

Redjeq on 21 Desember 2010 pukul 17.08 mengatakan...

bapak yang sangat sabar..

mobil keluarga ideal terbaik indonesia on 27 Desember 2010 pukul 14.39 mengatakan...

cinta mampu melewati segalanya

garuda on 27 Desember 2010 pukul 14.41 mengatakan...

insyaallah...
Hidup ini memang misteri ilahi, manusia tak akan pernah tau apa yg akan menimpa dirinya.

Dunia-Uniks on 27 Desember 2010 pukul 20.11 mengatakan...

terharu banget.......T_T

miz hl on 30 Desember 2010 pukul 10.54 mengatakan...

nggak kuat mbacanya. hikss

miz hl on 30 Desember 2010 pukul 10.57 mengatakan...

kug nda muncul koment agku. piye ki

ocheholic on 31 Desember 2010 pukul 19.13 mengatakan...

jadi inget pas bapak ngurusi si Emak di hari2 menjelang beliau meninggal ;)

kadang kisah seromantis romeo juliet memang ada di sekitar kita ;)

rahmat yudhistira on 2 Januari 2011 pukul 17.16 mengatakan...

sangat luar biasa..semoga saja qta dapat terinspirasi dari kisah ini.

Alimah Fauzan on 11 Januari 2011 pukul 14.32 mengatakan...

dengan yakin dan percaya diri, aku mampu mencintai suamiku tanpa batas. judul posting ini bagiku mengharukan.

Anonim mengatakan...

nice...salam kenal...^^

Anonim mengatakan...

sedih banget

Mas Eko on 4 Mei 2011 pukul 13.22 mengatakan...

Subhanalloh.....
Kisah yg sangat mengispirasi.
Salam kenal Kang Sugeng. :)

xamthone plus on 26 Mei 2011 pukul 08.52 mengatakan...

mengharukan........
penuh sekali inspirasi,,,,

Posting Komentar

[ Full Page Comment Form ]

Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!

Back to TOP

 

Be A Great Person Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template