Selasa, Juli 12, 2011

Kemiskinan Bukan Alasan Untuk Meminta Belas Kasihan Orang

Ndak seperti biasanya, siang ini nafsu makan saya agak sedikit berbeda. Kalau biasanya saya makan di warung sederhana depan kantor, kali ini saya pengin sekali makan di tempat makan lesehan yang lokasinya agak jauh dari tempat saya bekerja. Dan demi menuruti keinginan itu, sayapun lalu menawarkan seorang teman untuk saya ajak makan di tempat tersebut. Tepat datangnya jam makan siang kamipun segera berangkat. Sesampainya di sana saya sengaja memilih tempat bersila yang ada di pinggir jendela menghadap lorong yang menuju perkampungan. Saya ambil duduk, sementara teman saya memesan makanannya.
Selang beberapa saat kemudian, pesanan datang. Urap-urap plus tempe goreng hangat dan ayam panggang bumbu rujak itupun membuat perut saya semakin gencar berkeroncong ria. Pelayannya yang ramah, bersih dan cantikpun semakin membuat nafsu makan saya bertambah. Bersamaan degan itu seorang anak perempuan 9 tahunan melintas di lorong sebelah sambil membawa setampi kue di atas kepalanya. Dengan menatap melas, gadis itu datang menghampiri saya lalu berkata, "Om... beli kuenya Om... masih hangat dan enak lho rasanya!"
"Ndak Dik, trimakasih... saya mau makan nasi saja," jawab saya menolak halus. Sambil tersenyum gadis kecil itupun berlalu dan kemudian duduk di pinggir trotoar di ujung lorong di samping tempat saya makan. Setengah jam kemudian, acara makan siang kami selesai. Saya bergegas ke kasir dan teman saya beranjak menuju motor menunggu saya di tempat parkir. Melihat teman saya keluar, gadis kecil itu datang lagi menghampiri dan menyodorkan kue-kuenya. Samar-samar masih sempat saya menguping pembicaraan mereka, "Ndak Dik... makasih, saya sudah kekenyangan ini." Sambil terus mengikuti, gadis itupun berkata lagi, "Kuenya dibawa pulang aja Om... buat oleh-oleh." "Ndak.. ndak....! Saya mau kerja lagi ini soalnya..." jawab teman saya sedikit kasar.
Karena ndak tega melihat mereka bersitegang di kepanasan, akhirnya sayapun bergegas menghampirinya. Dan dompet yang belum sempat saya masukkan ke kantongpun saya buka kembali. Beberapa lembar uang ribuan hasil kembalian yang tadi saya masukkan, saya tarik lagi keluar dan kemudian saya berikan padanya. "Maaf ya Adik cantik.... kami ndak mau kuenya. Uang ini anggap saja sebagai sedekah dari saya."
"wuuuaaaah.... terima kasih ya Om....," Dengan senang hati disongsongnya uang itu, lalu dia bergegas melangkah kembali ke trotoar. Sesampainya di atas trotoar gadis itu lalu memberikan uang tadi kepada pengemis tua yang kebetulan sedang lewat di depannya. Tanpa berkedip kamipun memperhatikan itu semua dengan seksama. Sayapun merasa heran, dan bahkan teman saya malah sedikit tersinggung. Iapun langsung menghampiri dan menegurnya, "Hey Dik...! Kenapa uangnya malah kamu berikan kepada orang lain? Bukannya kamu berjualan demi untuk mendapatkan uang? Tapi kenapa setelah uangnya ada di tanganmu, kamu justru memberikannya ke pengemis itu?"
"Maafkan saya ya Om... Jangan marah... saya hanya menuruti pesan ibu saya yang mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan kue atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om itu bilang, ini uang sedekah, mangkanya uangnya saya berikan kepada pengemis itu. Kasihan dia, sudah tua dan kelihatan letih."

Mak dieggh..! Hati saya serasa bergetar mendengar jawaban itu, kata-katanya membuat saya tertampar. Terima kasih ya Allah.. melalui bocah kecil ini, telah Engkau sadarkan kami dari sikap sombong dan angkuh yang sedari tadi melekat di dalam hati. Rasa takjub yang luar biasapun nampak terpancar juga dari sinar mata teman saya. Ia mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah Dik.... maafkan kata-kata saya tadi ya... berapa banyak kue yang kamu bawa ini? Saya borong deh semuanya buat oleh-oleh temen-temen saya di kantor." Dengan mata berbinar gembira, gadis kecil itupun segera menghitung jumlah kuenya. Sambil menyerahkan uang, teman saya lalu berkata, "Terimakasih ya Dik, atas pelajarannya hari ini. Sampaikan salam saya buat ibu kamu."
Walaupun sepertinya ndak ngerti tentang pelajaran apa yang dikatakan teman saya itu, dengan sangat gembira gadis kecil itupun menerima uang tersebut sambil berucap, "Terima kasih banyak ya Om... Ibu saya pasti akan gembira sekali karena hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."
=======================================

Subhanallah.... dari kejadian itu saya mendapatkan sebuah pelajaran berharga tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun kelihatannya mereka kekurangan dalam hal ekonomi, namun ternyata mereka kaya sekali akan mental dan prinsip hidup. Ternyata menyikapi kemiskinan ndak musti harus selalu dengan mengemis dan meminta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang. Saya yakin betul bahwasannya jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mentalnya dalam menjalani kehidupan ini, maka cepat atau lambat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi sebuah karakter, dan karakter itulah yang nantinya akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.
Subhanallah...Share/Save/Bookmark Subscribe



Related Posts :



38 komentar:

Skydrugz on 12 Juli 2011 pukul 21.07 mengatakan...

benar sekali

Muhammad-Dadan on 12 Juli 2011 pukul 22.15 mengatakan...

Sungguh sikap mental yang baik dari seorang anak sembilan tahun. saya doakan semoga dia menjadi anak yang berhasil dan beriman. Amin!

Fajar on 13 Juli 2011 pukul 08.32 mengatakan...

kesentil..kang.. dengan cerita diatas...doooh.. iki malah mbrebes..mili rampung moco.. kang..nuwun..kang..tulisane.. mantaps..

Mulyani Adini on 13 Juli 2011 pukul 09.16 mengatakan...

Sayang aku hanya memiliki 4 jempol jika lebih maka sebanyak itulah jempol yang akan aku berikan.
Salut pada ibunya yang sudah mengajarkan begitu baik kepada anaknya....

narti on 13 Juli 2011 pukul 10.50 mengatakan...

belajar banyak dari ibu si anak tersebut, juga dari percakapan di antara ketiganya.

setuju dengan paragraf terakhir.

raharja on 13 Juli 2011 pukul 11.56 mengatakan...

Meminta itu penyakit. Yang meminta bukan selalu orang miskin. Tapi lebih sifat pemalas.

lita on 13 Juli 2011 pukul 12.27 mengatakan...

terharu :(( anak kecil aja bisa, kenapa kita tidak???

hajarabis on 13 Juli 2011 pukul 14.25 mengatakan...

sungguh luar biasa caraNya menegor kita para umatNya ...

sempatkan juga mengunjungi website kami
sukses selalu!!

Rumah Dijual on 13 Juli 2011 pukul 14.29 mengatakan...

Karena selagi kita masih bisa untuk berusaha untuk apa meminta2 pada orang lain,,, :)

Umy Diary on 13 Juli 2011 pukul 15.56 mengatakan...

subhanallah,,,
aq jadi kepingin ketemu dengan adik itu,,,

SunDhe on 13 Juli 2011 pukul 18.52 mengatakan...

hikz.. terharu :(

Atax Blog on 13 Juli 2011 pukul 20.36 mengatakan...

saya terharu membaca kisah ini, semoga aza masalah kemiskinan dinegara kita bisa segera teratasi. dan masyarakat harus mempunyai kesadaran akan hal ini.

rosie on 14 Juli 2011 pukul 05.41 mengatakan...

menarik sekali moral ceritanya, cuma jujur sy kadang juga terganggu kalau ada penjual entah itu anak kecil atau orang dewasa yang menawarkn dagangannya tp agak sedikit "meksa" rasanya ngga nyaman banged... but thanks for the story

susisetya on 15 Juli 2011 pukul 13.57 mengatakan...

saya nangis baca ceritanya mas, pelajaran hidup itu ada dimana-mana disekitar kita mulai dari hal terkecil sampai yang terbesar...
sungguh beruntung anak itu punya ibu yang sungguh mulia dan luar biasa....

obat herbal gondok on 16 Juli 2011 pukul 08.36 mengatakan...

itulah oran yang sangat bernartabat di sisi allah bukan orang kaya bukan pejabat yang hanya mengumbar janji

Agen XAMthone plus bandung on 16 Juli 2011 pukul 15.32 mengatakan...

bagus banget nih ceritanya gan.aku sedih banget bacanya, ini bagus jadi pelajaran buat saya,makasih banyak

Muhammad-Dadan on 18 Juli 2011 pukul 20.01 mengatakan...

Belum up date Kang?

obat herbal asam urat on 19 Juli 2011 pukul 10.01 mengatakan...

semangat yang sangat luar biasa...

Agen jelly gamat surabaya on 20 Juli 2011 pukul 10.09 mengatakan...

kemiskinan harusnya dijadikan motivasi hidup supaya lbih giat lagi!!!

xamthone plus on 22 Juli 2011 pukul 14.05 mengatakan...

yapz,, betul sekali itu,,,,
justru dengan hal tersebut kita di tuntut untuk lebih kuat dalam berikhtiar untuk menempuh kebahagiaan..

pembalut sehat on 22 Juli 2011 pukul 23.14 mengatakan...

wah gan, agan berwibawa banget. sukses deh gan. Memberi semangat ke orang laen seperti itu...

jelly gamat on 23 Juli 2011 pukul 10.12 mengatakan...

selama kita bisa bekerja, dan tidak malas2an, npa kita mesti mnta bls ksh org lain....

Data Mobile Phone on 27 Juli 2011 pukul 10.11 mengatakan...

Setuju banget gan.... emng bener kemiskinan bkan ber arti alasan untuk meminta

obat tradisional radang paru on 27 Juli 2011 pukul 11.45 mengatakan...

yupss...
setuju bgt !!
kesuksesan itu bukan cuma bisa kita raih di dunia. dan kesuksesan di dunia itu hanyalah sementara.
mksih bnyak atas postingannya.
sangat terinsfirasi sekali

info lomba on 3 Agustus 2011 pukul 07.02 mengatakan...

cerita yg menginspirasi

Mesin Pengumpul Receh on 4 Agustus 2011 pukul 13.35 mengatakan...

saya setuju dengan anda... kemiskinan bukan alasan untuk meminta2...

obat herbal kanker kelenjar getah bening on 4 Agustus 2011 pukul 14.02 mengatakan...

jadi terharu nih ... hiksss

obat alami luka luka on 11 Agustus 2011 pukul 14.43 mengatakan...

walo kita miskin tapi kita harus berjuang untuk bangkit.......

obat tradisioanal gagal ginjal on 11 Agustus 2011 pukul 14.51 mengatakan...

memang harus begitu rasul pun mengajarkan hal demikian tangan di atas lebih terhormat daripada tangan di bawah. teruslah berjuang tuk adik kecil ku

obat thalasemia on 13 Agustus 2011 pukul 13.23 mengatakan...

kalo kita gx mw miskin ya kita mesti kerja...
jangan mengharap belas kasih org lain karena tu akn membuat kita menjadi pemalas

obat alami kolestrol on 13 Agustus 2011 pukul 14.06 mengatakan...

menurut akau mah klo masih kuat untuk kerja buat apa blas kasihan orang lain .....

freebie on 18 Agustus 2011 pukul 12.06 mengatakan...

This is a nice site. Good polished interface and nice informative articles. I will be coming back soon, Thanks for the great article.

obat maag tradisional on 20 Agustus 2011 pukul 21.18 mengatakan...

semangat yang sangat luar biasa...

Obat herbal kolestrol on 23 Agustus 2011 pukul 15.25 mengatakan...

betul ituh betul ...

Anonim mengatakan...

meminta belas kasihan orang lain dapat membuat orang menjadi malas..

http://www.facebook.com/GudangFashionPria

cara mengobati penyakit kolestrol on 7 Oktober 2011 pukul 12.27 mengatakan...

subhanallah ini yg paling penting dalam hidup harus tertanam prinsip hidup yang positif dan terhormat...
thanks artikelnya sangat menarik.

Lowongan Kerja on 21 Oktober 2011 pukul 13.21 mengatakan...

orang akan melakukan apa ja untuk makan termasuk mengemis. tapi sebaiknya pengemis jangan dikasih uang karna tidak mendidik

lowongan kerja on 9 November 2011 pukul 16.06 mengatakan...

hanya orang malas yang meminta belas kasihan dr orang laen...

Posting Komentar

[ Full Page Comment Form ]

Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!

Back to TOP

 

Be A Great Person Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template