Sebut saja ni anak, Ratih namanya. Seperti biasa sebelum masuk, Ratih selalu menggesekkan alas sepatunya di atas doormat di depan pintu. Segera ia membuka pintu, menutupnya lagi dan kemudian masuk ke dalam kamar.
Tanpa melepas seragam, dia melempar tubuhnya di atas springbed. Sebuah diary kecil ia raih dari saku tas sekolah. Kata demi kata ditorehkannya di lembar-lembar putih itu. Ia tumpahkan segala kekecewaan atas kesibukan orang tuanya dan segala kepedihan serta kesepiannya selama ini. Di raut wajahnya jelas terpancar sebuah kekecewaan yg begitu mendalam.
"ya Allah... kenapa kedua orang tuaku lebih mementingkan pekerjaannya ketimbang aku anaknya? Kenapa ya Allah..?
Papa... Mama... tahukah kalian? Betapa bahagianya aku andaikan kita semua bisa selalu berkumpul, menikmati teh bersama di teras rumah... sambil memandang langit senja yg memerah... tidakkah kalian menginginkan itu Pa...? Ma...?"
Ratih masih terus larut dalam air matanya yg mulai jatuh membasahi dan melunturkan tulisannya, ketika BB barunya berdering nyaring.
"iya Ma... kenapa??" jawab Ratih malas-malasan.
"udah mandi, Sayang..?"
"belum."
"udah makan..??"
"dah tadi di skul."
"hmmm... keliatannya anak Mama lagi sewot ni... kenapa Sayang..? tadi ada masalah ya di sekolah? bilang sama Mama, mungkin Mama bisa bantu..."
"enggak... sapa juga yg sewot... nggak ada masalah apa-apa koq.."
"ya udah... kalo Ratih nggak mau cerita sekarang, ntar aja kalo kita udah ketemu di rumah. Sekarang Ratih mau kan tolongin Mama? tolong kamu ganti air bunga tuberose di kamar Mama ya... tadi pagi Mama lupa menggantinya."
"iya..."
"hati-hati gucinya jangan sampai pecah... dan ingat..! jangan nyuruh Bik Inah..!"
Setelah melempar BBnya di kasur, segera Ratih bergegas menuju kamar Mamanya dan kemudian membawa guci yg berisi bunga tuberose itu ke keran air di belakang rumah. Setelah itu, dia bawa lagi guci bunga itu kembali ke kamar.
Dan pada saat itulah mata Ratih menangkap sesuatu tergeletak di atas meja rias Mamanya. Sebuah Buku Catatan..! Catatan Mamanya. Buku itu masih dalam keadaan terbuka dan sebuah Pena pun masih menempel manis di atasnya.
Perlahan sekali Ratih mulai menyimak kata demi kata yg berserak di lembar-lembar Buku Catatan itu.
"Anakku... bila Mama boleh memilih, apakah Mama berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu, maka Mama pasti akan memilih mengandungmu...
Karena dalam mengandungmu Mama merasakan keajaiban dan kebesaran Allah. Sembilan bulan, Nak... kamu hidup di perut Mama, kamu ikut kemanapun Mama pergi, kamu ikut merasakan ketika jantung Mama berdetak karena bahagia,
kamu menendang rahim Mama ketika kamu merasa tidak nyaman karena Mama kecewa dan berurai air mata...
Anakku... bila Mama boleh memilih apakah operasi caesar atau Mama harus berjuang melahirkanmu... maka Mama pasti akan memilih berjuang melahirkanmu...
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga. Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat Mama rasakan. Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua. Malaikat tersenyum di antara peluh dan erangan rasa sakit yg tak pernah bisa Mama ceritakan kepada siapapun.
Dan ketika kamu hadir, tangismu memecah dunia. Saat itulah saat yg paling membahagiakan buat Mama. Segala sakit dan derita sirna, sesaat setelah melihat dirimu yg memerah. Mendengarkan Papamu mengumandangkan adzan, kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu.
Anakku... bila Mama boleh memilih apakah Mama berdada indah atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu... maka Mama pasti akan memilih menyusuimu.
Karena dengan menyusuimu Mama telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan-tegukan yg sangat berharga. Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada Mama dalam kantuk Mama, adalah sebuah rasa luar biasa yg orang lain tak kan pernah bisa ikut merasakan.
Anakku... bila Mama boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat, atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle, maka Mama pasti akan memilih bermain puzzle bersamamu. Camkan itu baik-baik, Anakku...
Tetapi ada satu hal yg sepertinya kamu harus tahu... hidup ini memang pilihan. Dan jika dengan pilihan Mama ini, kamu merasa sepi dan merana... maka maafkanlah, Nak...
Maafin Mama... Maafin Mama...
Percayalah... Mama sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yg hilang.
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka Mama juga. Kamu akan selalu menjadi belahan jiwa Mama...
Percayalah Nak... Mama sangat menyayangimu."
Ratihpun tak kuasa lagi menahan linangan air matanya. Kalo tadi hanya menetes satu dua, sekarang ia biarkan itu semua jatuh menetes dan membasahi Catatan Mamanya. Ratihpun menangis tanpa mampu tuk menghentikannya, sampai akhirnya sebuah tangan lembut menyentuh pundaknya dari belakang,
"Mama..??"
"iya Sayang... Mama udah ada disini sejak tadi..."
Tangis Ratih pun bukan makin berhenti tapi malah makin menjadi meski pelukan Mamanya terasa begitu menenangkan kegundahannya.
"Ya Allah, karuniakanlah Mamaku semulia-mulia tempat di sisi-Mu. Karena dia memang layak untuk itu. Ampuni dosa-dosanya ya Allah... Kebaikan dia lebih banyak dari pada kesalahannya. Dan akupun sangat menyayanginya..."
PS : tulisan ini saya persembahkan buat kalian para Ibu dan para calon Ibu, Kartini Kartini muda yg pasti suatu saat juga akan merasakan nikmatnya menjadi Ibu. Semoga kisah ini mampu menginspirasi kalian semua.
Selamat Hari Kartini buat kalian semua.
58 komentar:
Makasih udh diselamatin :) smg bs jd ibu yg baik. Good note.
hiks hiks....ceritanya sangat menyentuh.
masih belajar jadi orang tua yg baik nih.
makasih ucapannya kang...
aku yang perempuan saja tidak bisa nulis sebagus ini. lah ini?
salut untuk cerita-ceritanya yg selalu dikemas apik.
Kang..., kali ini tulisan Kang Sugeng berhasil membuatku menangis...
Aku merasakan dan mengalami spt yg Kang Sugeng tulis ini.
Aku bekerja, karena aku juga harus menyempurnakan puzzle kehidupanku.
Aku... terkadang iri dg ibu2 yg bisa meluangkan banyak waktu dan mendampingi tumbuh kembang buah hatinya dari waktu ke waktu.
Kang.., utk tulisannya yg sangat indah dan menyentuh.. aku bawakan award utkmu.
Diambil ya...
yah, pada dasarny smua ibu puny rasa sayang sama anaknya, walaupun dlam keadaan terpaksa
selamat hari kartini
ibu
bagaimanapun ia
adalah pahlawan untuk anak2nya ^^
Ibu ku masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah nanah....Ibu by Iwan Fals...Betapa mulianya hati seorang Ibu...........
luar biasa kang,...
trima kasih untuk tulisan ini ^^
terima kasih membaginya disini,inspiratif,aku ykn beginilah sesungguhnya gambaran hati seorang ibu yg terpaksa harus meninggalkan anak2nya tercinta untuk bekerja dan berkarier...
dan kang sugeng berhasil menuliskannya dgn apik disini... ^_*
setiap kali mendengar kata, ibu, mama, emak ataus ejenisnya.. saya selalu trenyuh. karena ibu sudah meninggalkanku.. yg masih memiliki ibu, tunjukkan cinta itu..!!!
keren kang...kenapa gak dikirim ke majalah?
Selamat hari Kartini...
Selamat Hari Kartini untuk wanita luar biasa yg sudah mendampingi Mas Sugeng juga njih..
makin kangen sama mama.
cuma bisa nagis baca tulisan ini.
mama i love u so much.
apalagi yang bisa saya katakan cerpen ini mengaduk perasaan mengharubirukan hati, mbak fanny aja yang jago nuois sampai bilang kok nggak dikirim ke majalah (
follow balik kang sugeng
kisah yang mengharukan
sampe gerimis nih kang...
untuk para "kartini" yang berjuang demi keluarga
tabik untuk segala perjuangan dan perngorbanan yang tidak pernah terhenti.
saya calon ibu.. insyaALLAH :) tengs ya kang
tulisan yang sangat menyentuh kang, sungguh kemuliaan seorang ibu
Saya malah suka dengan kalimat yang ini kang...
"Anakku... bila Mama boleh memilih apakah Mama berdada indah atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu... maka Mama pasti akan memilih menyusuimu"
Kok bisa2nya yak nemu kalimat 'sehebat' itu...
Sip Kang....
Selamat Hari Kartini, semoga kisah ini bisa terteladanani....
Baru baca sepenggal isi hati si mama, saya udah merinding mas...
Huhuhuhu...menyentuh hati nih ceritanya...
kisah yang sangat menyentuh sekali kang dan sangat bemanfaat untuk kita semua mengingat betapa besar jasa sorang ibu....selamat hari kartini buat semua .....
coba cek ke sini kang,
ada syarat2 kirim cerpen dan alamat imel redaksi majalah
http://tips-write-shortstory.blogspot.com/2009/07/anak-anak-kalau-kalian-mau-kirim-cerpen.html
http://tips-write-shortstory.blogspot.com/2009/08/alamat-e-mail-redaksi-majalah.html
bagaimanapun ibu adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita,selamat hari kartini semuanya
ceritanya mengharukan T^T
selamat hari kartini juga...
Kesan saya : kisah yang mampu mengaduk-aduk perasaan, menjadikan perasaan yang menhujat menjadi bersahabat, menjadikan vonis menjadi sesuatu yang manis....
Selamat berhari "Emansipasi" buat wanita Indonesia.
met pagi kang.. :-)
berkunjung...
Mungkin seperti itu ya kang
mungkin iya, ibu saya juga sering meninggalkan kami
bahkan pernah terpisah di seberang pulau hingga 2 tahun
semoga ibu selalu mendapat lindunganNya
selamat hari kartini :D
selamat hari kartini..
^_^
kasih ibu sepanjang masa
tetapi
kenapa kasih anak sepanjang galah?
aku lebih sedih, membaca komentar mbak Reni :(( apa saya kurang bersyukur yah Mas? tapi, aku justeru yang meninggalkan ibuku :((
Mas, Maaf lama sekali nggak ke sini. Saya udah lama, pengen nulis tentang kang Sugeng. tentang "lamaran" saya, yang sampe sekarang belum mendapat respon dari mas Sugeng :)
Dan sekarang, rupanya ada juga orang yang "melamar" saya, isinya sama, seperti ketika saya mengajak mas Sugeng dulu. Hidup ini kadang lucu yah, Mas? satu dan lainnya, saling berkaitan.
Makasih, atas pelajarannya kang :)
ya ampun kang...? Cocok banget jadi penulis..., !! Kalo bukunya dah terbit infoin yach kang...
hihihihihihihihihihi
Jadi nangis lagi deh... :(
Menjadi seorang ibu adalah hal paling indah di dunia. Tapi saya termasuk sorang ibu yang meninggalkan anaknya dirumah demi mencari sesuap nasi. Bener banget kisah diatas, andai bisa memilih...
Selamat Hari Kartini Juga
Pembelajaran yg bagus..
Terima kasih
sumpah, gemetaran badanku pas mbaca
....sampai akhirnya sebuah tangan lembut menyentuh pundaknya dari belakang...
mantap gan! jarang ane mo baca crita panjang, tp karena ini dikemas menarik, ane mpe kebawa suasana..
gutlak!
nice...ampe terharu..pengorbanan sang mama tak terkira sepanjang masa.renyngan buat para calon ibu,hiks ku juga
Selama ini para penulis cerita selalu menampilkan pokok permasalahan dan kesalahan pada orang tua yang sibuk sendiri dengan pekerjaannya, tapi kini dihadirkan dari dua sisi, si anak dan si orang tua yang super sibuk, salut buat kang sugeng, dan selamat hari kartini buat semua wanita Indonesia.
kereeeeeennnn.bgt ngonoloh..siiip
tetep indset saya kartini itu orde baru.. huahaha
mengharukan nih ceritanya kang...
menyentuh para perempuan muda di sluruh indonesia...
penuh makna....
its true...
http://anjrot.com/
Simbok.....pahlawan bagi ku, begitu banyak pengorbanan yang telah diberikan
hiks... mengharukan sekaliiiiiiiii. tapi tu cerita lbh cocok buat hari ibu deh hehehehhee jadi kangen bunda ku T^T
ibu yg tidak menyayangi anaknya adalah ibu gila.
abis liat tv dimana ibu menghajar anaknya mpe babak belur
mengharukan.. saya jadi rindu ibu :(
pengaruh sebuah tulisan kadangkala lebih dahsyat drpd ucapan/lisan yg terdengar di telinga.
sebuah tulisan yg inspiratif yg telah mengharubirukan perasaan saya yg pernah salah berprasangka kepada ibu
selamat hari Kartini juga
tulisannya luar biasa
sangat inspiratif
saya memabaca sambil menangis nih
ga kuat..pas sekali momentnya
kalu boleh memilih
maka saya akan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya
mengabdikan diri untuk mengurus rumah tangga, anak dan suami selama 24 jam dan mensyukurinya dengan hati ikhlas
tapi hidup memberikan jalannya sendiri untuk dilewati..dan itupun wajib disyukuri
Terima kasih postingnya sangat menginspirasi
:)
Gratis link ke 2 bh PR 4 , Mau ?
malem kang sugeng........
aku jadi terharu OM,ya allah... kenapa hanya yang tampak oleh mataku yang kunialai, bukankah hati lebih mengetahui segalanya...
ampuni aku dan mamaku Ya allah...
aku jadi nangis ni Om, Om berhasil membuatku menitikkan air mata, :), makasih sharenya Om !!
untung aku baca tulisan ini tadi hehe, sepertinya terlewatkan :D
sunguh besarnya pengorbanan mama emang tidak bisa di balas dengan apapun.sangat terharu kiahnya jadi teringat dengan almarhum mamaku.
kang.... wah tulisan akang ni buat ane jadi merengek ni kang... 2 x baca nya nangis nya ampe berkali2.... sumpah ane jadi merasa berdosa ma mama ku kang... terlalu banyak buat kecewain mama... thanks kakng udah menyadari ane kang....
Posting Komentar
[ Full Page Comment Form ]Maaf... karena banyak SPAMMER, terpaksa saya mengaktifkan MODERASI.
Ini adalah DOFOLLOW BLOG, setiap komen yg kamu tinggalkan, akan menjadi BACKLINK buat URL yg kamu sertakan, so... tinggalkan komen yg sesuai dengan TEMA, jangan NYEPAM..!!
Gunakan Name/URL biar lebih efektif. Jangan lupa pake http:// biar ndak BROKEN LINK.
Komentar APAPUN asal sopan dan punya aturan, PASTI saya terbitkan, KECUALI yg menyertakan LINK, akan langsung saya DELETE..!!